Daisy menoleh ke arah Jeremy yang sudah tidur lebih dulu darinya. Ia menatapnya untuk sejenak dan kemudian menuju kamar mandi.
Ia berdiri di depan cermin. Membuka jubah tidurnya yang memperlihatkan tubuhnya dalam keadaan hamil. Berkali-kali Daisy meraba tubuhnya. Tadi, sebelum benar-benar keluar dari kedai, ia sempat bercinta dengan Zen. Mengingkari janjinya sendiri demi kenikmatan yang tak bisa ia tolak.
Sudah sejak dulu ia tahu bahwa ia dan Zen memang tidak akan terpisah begitu saja. Walau bertahun-tahun saling tidak bertemu, selalu ada hal yang membuat keduanya lantas bertemu jua.
Jika sudah merasa menyesal, Daisy menangis. Air matanya terjatuh. Perasaan bersalah yang tidak terlihat oleh suaminya membuatnya selalu merasa ketakutan. Siapa pun yang merasa sabar ada batasnya, pasti kelak akan berada di ketinggian dan emosinya akan terpecah.
Daisy tidak mau itu terjadi pada Jeremy.