"Lissa? Kamu kenapa?" tanya Zen saat Lissa masuk ke mobil dengan terburu-buru. Wajah pucatnya membuat Zen menyentuh keningnya yang ternyata tubuhnya panas seperti demam. Lissa juga berkeringat dan mengeluh merasa tidak enak badan.
"Aku nggak enak badan. Kita pulang ya, aku mau tiduran," ujar Lissa. Zen pun mengangguk dan langsung kembali ke apartemennya.
Lissa langsung tiduran ketika sampai apartemen. Ia hanya melepas blazernya dan Zen menyelimutinya sampai dadanya.
Setelah membiarkan Lissa tidur, Zen menghubungi dokter untuk datang memeriksa Lissa. Ia tidak ingin kehilangan Lissa. Sementara dirinya juga merasa seakan dejavu. Seperti pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya.
Tiba-tiba Zen teringat akan Daisy. Hal seperti ini benar pernah ia rasakan. Tentunya saat ia bersama Daisy. Zen langsung menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengusir perasaan itu. Saat ini ia harus berkonsentrasi pada Lissa yang lebih membutuhkannya.