Tiba-tiba Daisy menangis. Benar-benar menangis dan menitikkan air matanya di depan Zen. Walau ia tidak bisa melihat Zen, tapi ia tahu saat ini Zen menatapnya. Ia pun langsung menyekanya walau air mata itu kembali terjatuh.
Sebuah pergerakan ia rasakan di sisinya. Wangi tubuh Zen sangat terasa dan ia tahu Zen ada di sisinya.
"Apa kamu butuh … pelukan?" tanya Zen menawarkannya.
Daisy menggelengkan kepalanya. Walau datang kepada Zen adalah sebuah kesalahan, ia tidak mau menambah kesalahannya dengan menerima pelukan Zen juga.
"Aku hanya ingin didengarkan, Zen," ucap Daisy.
Zen pun kembali ke posisinya seperti tadi. Ia benar-benar berusaha mengontrol keinginannya untuk berada dekat dengan Daisy betapa pun dirinya sangat ingin.
"Sejak aku nggak bisa melihat, aku merasa nggak berguna," ucap Daisy dengan sesenggukkan.
"Nggak ada yang merasa begitu, Daisy. Kamu berguna," timpal Zen.