Kenapa harus ada rencana ketika bisa rencana itu gagal? Bagaimana jika tidak sesuai yang diharapkan?
Pikiran itu terlintas dalam benakku sejak aku merasa curiga akan semuanya. Belum lagi sampai saat ini kami belum juga sampai di resto yang di maksud. Sepertinya memang jauh sekali.
Hampir saja aku merasakan mati kebosanan sampai musik klasik mengalun indah di dalam mobil. Raka memutarnya untuk memecah kesunyian.
"Jauh, ya?" tanyaku pada Raka.
"Ya, tapi sebentar lagi sampai, kok. Aa kamu haus?"
Aku menggeleng. Bukan haus yang kurasa, tapi jenuh akan kebosanan berada di mobil dalam waktu yang cukup lama.
Sementara ini aku memilih tidur saja karena memang aku masih mengantuk. Biar nanti Raka atau Reina yang membangunkanku ketika sudah sampai.
Guncangan kecil kurasakan saat aku masih dalam keadaan tidur. Aku membuka mata perlahan dan terkejut karena jarak Raka begitu dekat tepat di mukaku.
Astaga!
"Maaf, tapi kita udah sampai, Daisy," katanya perlahan.