"Terima kasih, Rei. Kamu memang mengerti dan paling bisa memberiku kekuatan," kataku padanya.
"Cuma itu yang bisa aku berikan sama kamu, Dai. Aku juga punya banyak salah padanya, jadi aku ingin menebus semua kesalahanku padanya melalui kamu. Dia pasti senang, kan?"
Aku mengangguk dan terharu. Lalu aku mencomot satu potongan pir dan mengunyahnya. Kemudian Reina meraih ponselnya dan menyentuh-sentuh ponselnya entah apa yang ia lakukan.
"Kita SPA, ya? Aku pesankan," katanya tanpa melihatku.
"Kalau kamu nggak keberatan, aku nggak masalah," balasku dan Reina mengangguk-anggukkan kepalanya.
Setelah itu Reina kembali menaruh ponselnya dan menatapku dengan senyuman. "Udah. Nanti agak menuju siang kita berangkat. Oh ya, omong-omong, bagaimana kamu dan Jeremy?" tanyanya.
Pertanyaan Reina yang dadakan itu membuatku sedikit berhenti hingga raut wajahnya menunjukkan rasa minta maaf padaku.
"Ah, maaf... aku seharusnya nggak bertanya itu," katanya kemudian.