"Hai, apa kabar? Apa sekarang kamu bahagia lihat aku bersamanya?" sapa Daisy pada nisan Raja yang mana tengah ia kunjungi seperti yang kemarin Jeremy tawarkan untuk menyekarnya.
Daisy menatap Jeremy dari kejauhan yang menatapnya, sedang menunggu Daisy selesai menyekar. Mengenakan kacamata hitam tanpa Daisy tahu bagaimana ekspresi matanya di balik kacamata itu.
"Dia baik. Seperti yang kamu bilang. Tapi, kamu tetap nomor satu, Raja." Suaranya mulai bergetar.
"Aku... Aku belum pernah secinta ini dengan laki-laki lain. Kenyataan ditinggal mati itu menyakitkan. Dan... Itu adalah lukaku yang paling dalam di banding apa pun juga."
Daisy menyeka air matanya yang tumpah tanpa di sadarinya sejak tadi.
"Maaf, aku menangis. Kamu pasti nggak senang, kan, lihat aku menangis?"
Tangannya mulai menyentuh perutnya. Ada tendangan yang Daisy rasakan saat ia menyentuhnya. Padahal Daisy jarang menerima respons itu kecuali dari orang-orang terdekatnya.