"Sudah lama aku nggak lihat kamu sesenang ini, Dai," ujar Jeremy di tengah sepinya suasana ini.
Angin yang berhembus cukup pelan, menerpa rambutku dan kulitku yang merasa dingin akannya.
Kutatap Jeremy dan tersenyum padanya. Dia benar-benar sangat baik padaku selama ini. Tapi aku juga tidak bisa memberinya lebih dari ini. Tidak saat ini, tidak sekarang.
"Terima kasih, Jer. Aku senang karena akhirnya aku benar-benar bisa tersenyum," kataku lembut.
Jeremy mengacak-acak rambutku. Aku cukup merasa tak keruan ketika siapa pun mengacak-acak rambutku. Rasanya aneh sekaligus senang bercampur aduk.
Sejenak kami diam dalam sunyi yang sepi. Sebenarnya ada sebuah warung lesehan yang berisikan orang-orang nongkrong. Tapi ternyata suara mereka tidak seramai jumlah mereka. Bahkan terdengar sunyi di telingaku.
Karena malam sudah larut, aku meminta Jeremy untuk mengantarku pulang.