Jujur aku bingung dengan sikap Zen yang seperti itu. Dia sama sekali tidak berubah, terhadapku. Dengan alasan masih cinta juga ingin seorang anak dan tidak mau kehilangan dia bahkan membiarkan Rosi melahirkan anaknya tanpa menikahinya.
Sepanjang perjalanan pulang aku hanya diam walau Reina berusaha berbicara padaku.
"Kamu nggak akan bilang ke Raja kan, Reina?" tanyaku akhirnya. Mengingat Reina sangat senang sekali mencampuri urusan orang, aku harus memastikannya.
"Nggak, Dai. Aku… nggak mau campur tanganku membuat pertikaian."
Aku bernafas lega setelah mendengarnya. Memang itulah yang kumau. Apalagi ini menyangkut suamiku dan mantan suami.
Perpisahan kami tidak dengan cara yang baik-baik, maka aku juga tidak ingin ada hal buruk menimpa keduanya.
"Dia bicara apa aja?" tanya Reina.
"Yah, tentang perasaannya. Masih sama dan begitulah."
"Lalu dia ngapain ke salon Ibu hamil?" tanyanya.