Raja menarik tanganku dan membawaku kembali ke apartemennya. Dengan kasar ia sedikit mendorongku masuk ke dalam. Mengunci apartemennya dan menatapku dengan kesal.
"Kamu nggak akan pulang, Dai!" katanya memperingatkanku.
"Raja, emosimu lagi nggak stabil, oke? Tadi itu aku hanya—"
"Hanya apa? Aku udah bilang kan, kamu nggak akan bisa pulang sampai aku benar-benar lupa wanita brengsek itu!" serunya meneriakiku.
Aku refleks menutup kedua telingaku dan berjongkok. Rasanya seperti diculik seseorang dan ia memperlakukanku dengan kasar. Aku merasa takut saat ini.
"Jangan kamu pikir juga, aku nggak tahu rencanamu ke sini, oke? Oh, ralat, rencana keluarga kita. Mereka percaya kamu bisa menghiburku. Dan selama ini aku benar-benar terhibur dengan apa yang kita lakukan, Dai!" jelasnya.