Sudah dua hari semenjak membumi hanguskan tempat persembunyian para penjahat. Pemerintah Kamboja meminta untuk bertemu dengan mereka. Namun, sesuai perjanjian tidak ada satu pun yang bisa memaksa mereka untuk mengikuti apa keinginan pemerintah yang sudah menggunakan jasanya.
Pemerintah Kamboja menginginkan kembali senjata yang mematikan itu. Akan tetapi, Flower 1 tidak akan menyerahkan senjata bio kimia itu. Sebab jika kembali ke tangan yang salah makan akan membahayakan banyak orang.
"Flower 1 apa yang akan kau lakukan dengan tabung itu?!" tanya Flower 4 dengan rasa ingin tahu yang sangat besar.
"Kita hancurkan sebelum kembali ke Jepang!" jawab Flower 1.
"Bagaimana caranya kau menghancurkannya?" tanya Flower 4.
"Kau tenang saja, aku sudah berhasil menemukan caranya untuk menghancurkan benda ini!" jawab Flower 1 sembari tersenyum.
Terdengar suara ketukan pintu, dengan sigap Flower 4 memegang senjata lalu melangkah mendekat pintu kamar hotel. Begitu pula dengan semua yang ada di dalam kamar hotel sudah memegang senjata mereka masing-masing.
Flower 4 membuka pintu sedikit saja dengan menodongkan senjata dari bawah. Terlihat seorang pelayan wanita, dia membawakan secarik kertas lalu menyerahkannya pada Lucas dan dia pergi begitu saja.
"Siapa itu?!" tanya Flower 4 pada Flower 3 yang sudah menutup rapat pintu kamar hotel.
Flower 3 berjalan mendekat, dia menyerahkan secarik kertas yang diberikan oleh pelayan wanita tadi pada Flower 1. Rasa ingin tahu Flower 4 dan yang lainnya begitu besar sehingga mereka semua langsung mendekat padanya.
"Apa isinya?!" tanya Flower 2 dengan tatapan penuh harap ingin mengetahui isi dari surat itu, begitu pula dengan yang lainnya.
"Wartawan itu ingin bertemu dengan kita!" Flower 1 menjawab.
Flower 2 terduduk begitu juga dengan yang lainnya, lalu dia bertanya kembali apakah akan menemuinya atau tidak. Flower 4 mengatakan untuk menemuinya sedangkan Flower 4 tidak sebab itu bukan dari misinya.
"Bagaimana menurut kalian Flower 2 dan Flower 5?" tanya Flower 1.
"Kapan dia ingin bertemu dengan kita?" tanya Flower 2
"Malam ini. Dia ingin bertemu dengan kita malam ini," jawab Flower 1.
"Bukankah malam ini kita harus sudah pergi dari negara ini!" Flower 3 berkata.
"Jika ada waktu—kita temui dia sebelum ke bandara!" ucap Flower 5.
Flower 5 merasa ada sesuatu dari wartawan itu, entah apa itu. Namun, yang pasti itu akan sangat berguna untuk misi mereka selanjutnya.
"Baiklah—kita temui dia!" ujar Flower 1.
Mereka pun mulai bersiap dengan tampilan mereka yang berbeda. Tidak ada yang boleh mengetahui wajah mereka yang sesungguhnya. Itu semua demi keselamatan diri mereka dan juga orang terdekat yang mereka sayangi.
Semua sudah siap dengan tampilan yang berbeda, yang pertama keluar dari hotel adalah Flower 3 dan Flower 4. Mereka berdua berperan sebagai adik dan kakak yang sedang berlibur. Sedangkan Flower 5 keluar sendiri dengan tampilan seorang jurnalis.
Flower 1 dan Flower 2 berpenampilan sebagai seorang penulis yang memakai kacamata tebal dan menggendong tas ransel. Mereka semua janji bertemu di sebuah kafe, yang pertama tiba adalah Flower 3 dan Flower 4. Mereka akan memperhatikan sekeliling kafe.
"Aman!" ucap Flower 3 pada semuanya melalui earpiece.
Setelah mendengar ucapan Flower 3, sekarang giliran Flower 5 duduk di sebelah wartawan wanita yang ingin bertemu dengan mereka. Tidak begitu lama, Flower 1 dan Flower 2 masuk. Flower 1 duduk di hadapan wanita yang ingin bertemu dengannya.
"Apa yang kau inginkan?!" Flower 1 bertanya dengan berdeham terlebih dahulu.
Wartawan itu tahu, jika yang baru saja duduk di hadapannya adalah salah satu wanita yang menyelamatkan dirinya. Dia pun memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.
"Terima kasih karena kalian sudah menyelamatkan aku! Katakan juga pada rekan-rekanmu, aku yakin mereka ada di sini juga, 'kan?!" Waniata itu berkata dengan yakin.
"Akan aku sampaikan!" ujar Flower 1 lalu dia pergi meninggalkan wanita itu.
Flower 1 merasa ada yang aneh, dengan cepat dia berjalan keluar kafe. Menyuruh semuanya juga untuk segera keluar dan bertemu di bandara. Mereka mengerti dengan perintahnya.
Semuanya pergi dengan berbeda jalur tetapi dengan tujuan yang sama yaitu menuju bandara. Flower 1 merasa ada yang mengikuti, dia berjalan menuju sebuah pusat perbelanjaan. Memasuki sebuah toko pakaian lalu dengan cepat menuju toilet dan mengganti penyamarannya.
Tampilan yang digunakan kali ini adalah seorang wanita yang menggunakan celana jins dan kaos oblong dengan topi. Ditambah dengan setitik tanda lahir di wajahnya. Dia melewati beberapa pria yang menggunakan jas berwarna hitam.
"Di mana kau?!" tanya Flower 3 dari earpiece pada Flower 1.
"Ada yang mengikuti aku! Kalian tunggu saja di bandara!" perintahnya pada semua.
Flower 1 memutuskan dulu sambungan earpiece, dia tidak ingin membuat semuanya khawatir lalu mereka akan berlari untuk membantu.
"Itu dia—kejar!" teriak seorang pria, dia menunjuk ke arah Flower 1.
Dengan cepat dia berlari, tidak akan dengan mudah mereka menangkapnya. Akhirnya mereka saling kejar-kejaran, di depan ada seorang anak kecil yang hampir tertabrak.
Flower 1 menambah kecepatan larinya lalu dia menarik anak kecil itu. Akhirnya mereka berdua tergelincir dan terjatuh, sehingga orang-orang yang mengejarnya berhasil mengelilingi.
"Sudah cukup kau berlari—ikutlah dengan kami!" ucap salah seorang pria dengan nada hormat.
Dia dapat memastikan dari nada bicara pria ini, bahwasanya mereka adalah pihak berwajib Kamboja. Namun, baginya tidak mungkin untuk ikut bersama mereka. Jati dirinya tidak boleh diketahui oleh siapa pun.
Fliwer 1 melihat sekeliling untuk mencari celah agar dia bisa lari. Dia tersenyum, mungkin akan sedikit mengeluarkan jurusnya.
Dia melayangkan tendangannya, pria yang hampir terkena tendangannya berhasil menghindar. Saat dia menghindar adalah celah baginya untuk lari.
Saat dia hendak menerobos pria yang baru saja menghindar dari tendangannya itu, dia mendapatkan serangan dari pria itu. Namun, dengan cepat Flower 1 menghindar lalu berhasil melewatinya.
Dia pun berlari melihat ada sebuah bus yang sedang melaju dari arah seberang. Dengan cepat dia menyeberangi jalan, lalu bergelantungan pada bus dengan melambaikan tangan tanda perpisahan.
"Sial! Dia berhasil lari!" umpat pria itu karena kesal tidak bisa menangkap seorang wanita.
Di sisi lain Flower 3 dan yang lainnya merasa khawatir karena Flower 1 belum tiba juga. Padahal penerbangan ke Jepang sebentar lagi akan segera lepas landas.
"Ayo kita pergi!" ucap Flower 1 pada yang lainnya.
Flower 2 berjalan mendekatinya lalu berkata, "Kau sudah mengganti kostum lagi? Apakah mereka menyulitkan dirimu?!"
"Shut up! Atau kau ingin aku buang ke Palestina!" ujar Flower 1.
Flower 4 terkekeh mendengar itu, "Habislah kau, Flower 2!"
Terdengar suara seorang wanita yang menandakan jika penerbangan ke Jepang akan segera lepas landas. Mereka pun bergegas untuk menaiki pesawat agar tidak tertinggal dan itu tandanya mereka harus menunggu lama lagi.