Warna jingga mendominasi langit dengan burung yang mulai beterbangan. Udara hangat mulai berubah dingin, dimana angin mulai bertiup menggoyangkan pepohonan. Matahari perlahan turun hendak kembali ke tempat peristirahatan. Tak terasa pagi berubah sore. Dan Nia masih ada di sana, di kamar bercat putih dengan aroma obat yang kuat.
Gadis itu nampak meringis melihat perawat mengganti perban. Luka panjang di lengan membuat Nia semakin merasa bersalah, sekaligus heran kenapa Kevin rela mengorbankan nyawa hanya untuk gadis sepertinya. "Seharusnya kamu baik-baik aja kalo gak nekat. Kenapa sih memukul berandal itu?" omel Nia berkacak pinggang setelah perawat pergi.
"Kan udah kubilang, apa pun akan kulakukan demi melindungi atau membalas orang yang menyakitimu," jelas Kevin mengelus surai legam Nia.