Kevin memegang pipinya yang memanas. Hampir saja pemuda itu menempelkan bibirnya ke bibir Nia. Kedua tangan Kevin menutup wajahnya sendiri, ingin sekali mengubur wajah dalam-dalam di tanah. Asal tak bertemu pandang dengan Nia.
Air mengalir membasahi wajah Kevin. Mendinginkan wajah yang panas. Kevin memegang dada sebelah kiri, tepat dimana jantungnya berdebar kencang. "Hah dasar," desah Kevin menepuk-nepuk pipinya yang masih panas seperti dibakar dari dalam. Dibakar api cinta.
Kevin menggelengkan kepala saat otaknya membayangkan bibir lembap Nia. "Nia akan memukulku kalo tahu isi pikiranku," guman Kevin. "Ayo ambil air dan kembali ke ruang tamu," ujarnya mengambil dua gelas air.
Kevin berjalan canggung ke ruang tamu. Berdeham pelan sebelum duduk di sofa berbahan wol. "Ini, minumlah," ujar Kevin menoleh ke samping, menghindari kontak mata dengan Nia.