"Setiap orang pasti ada kisah yang membekas di dalam hidupnya. Sebagaimana kamu, demikian halnya tentang diriku. Mula-mula kami hanya teman biasa. Kisahku dimulai semenjak Sekolah menengah umum. Waktu itu Aku duduk kelas dua Sekolah Menengah Umum, Dia baru pindah sekolah karena mengikuti orang tuanya yang pindah tugas di daerahku. Kebetulan Dia satu kelas denganku. Setiap pagi berangkat ke sekolah Dia selalu menawarkan tumpangan untukku dan aku selalu menolaknya.
"Dia bukan tipe orang yang mudah menyerah. Setiap kali Dia menawarkan kebaikan untukku, aku selalu menolaknya, dalam pikiranku beranggapan semua laki-laki pura-pura baik kalau ada maunya. Sampai Aku kehilangan semua anggota keluarga hanya dia teman yang punya empati menguatkan jiwaku yang nyaris putus asa hingga aku bisa kembali bangkit dan bisa kuliah seperti sekarang ini." Cerita Syifa kepada Dini.
"Terus teman kamu sekarang ada di mana?" Tanya Dini kepada Syifa.
"Dia meneruskan kuliah di luar negeri menuruti anjuran orang tuanya." Kata Syifa.
"Tidak ada komunikasi sampai sekarang?" Tanya Dini.
"Tidak, Semenjak kakaknya kecelakaan dan lumpuh Aku tidak pernah tahu bagaimana kabarnya sekarang." Kata Syifa.
"Kalau kamu bagaimana dengan kisahmu Wi?" Tanya Dini.
"Kalau aku datar-datar saja Din, tidak ada yang membekas di hati." Kata Dwi.
"Mungkin suatu saat nanti kamu akan mengalami hal yang sama Wi." Kata Dini.
Mereka begitu asik ngobrol hingga larut malam, rasa kantukpun mulai menghampiri mereka.
"Malam sudah larut sebaiknya kita tidur, besok kita butuh tenaga untuk perjalanan pulang." Kata Syifa kepada teman-temannya.
Mereka bergegas meninggalkan tempat duduk mereka didepan api unggun untuk kembali ke tenda dan mulai tidur.
Sementara Roni dan beberapa panitia lainnya masih berkumpul di tenda panitia sambil berbincang tentang kegiatan pendakian dan sesekali diselingi dengan gurauan dan obrolan lainnya.
"Syukurlah semua kegiatan telah berjalan lancar walaupun ada satu dua halangan dan kendala semua bisa teratasi dengan baik dan misi kita sebagai duta pecinta alam dengan menanam kembali pohon pelindung telah kita lakukan sesuai terget kita. Mungkin besok perlu saya sampaikan di apel pagi sebelum kita kembali pulang." Kata Roni di tengah-tengah rekan panitia.
"Bagaimana dengan kabar keempat rekan kita dan korban." kata salah satu dari mereka.
"Mereka sudah sampai kampus sore tadi dan korban langsung mendapat perawatan dari klinik kampus." Kata Roni kepada teman-temannya.
"Sudah larut malam sebaiknya kita tidur kecuali yang jaga malam. Saya berharap semua bisa jaga kondisi tubuh masing-masing karena kita punya tanggung jawab mengawal semua anggota mulai berangkat sampai kembali ke kampus dengan selamat." Kata Roni kepada rekan-rekan panitia.
Semua panitia kembali ke tenda masing-masing untuk istirahat mengikuti arahan ketua panitia kecuali yang bertugas jaga malam. Malam semakin larut, cahaya bulan dan bintang menemani malam yang tinggal separuh, sementara dari balik tenda semua tertidur menikmati mimpi dalam tidur malam.
Ditengah malam yang sunyi Syifa terjaga dari tidurnya karena ada yang tidak nyaman dalam perutnya, serasa ingin ke kamar kecil untuk buang hajat. Dia tengok ke luar dari balik tenda, suasana sepi seperti tidak ada orang yang terjaga. Ia ingin pergi ke kamar kecil sendiri tetapi ia takut keluar tengah malam sendirian, ingin bangunkan temannya untuk menemaninya pergi ke kamar kecil namun perasaannya tidak tega, khawatir mengganggu istirahat temannya.
Tetapi rasa sakit di perutnya tidak bisa ditahan. Ia beranikan diri keluar tenda tengah malam sendiri untuk pergi ke kamar kecil yang sedikit jauh dari tenda tempatnya menginap. Dengan berjalan cepat tanpa menoleh kanan kiri Syifa pergi ke kamar kecil, kulitnya merinding menahan takut hingga sampailah ia ke kamar kecil sendiri dan apa yang membuat tidak myaman di perutnya segera ia keluarkan. Selesai buang hajat segera ia kembali ke tenda, langkahnya semakin ia percepat serasa ada yang mengikutinya, hingga dia dikagetkan dengan suara orang.
"Syifa! dari mana kamu keluar tengah malam sendirian?" Kata orang itu.
Dia toleh ke belakang ternyata suara itu datang dari Roni ketua panitia yang datang menghampirinya.
"Dari kamar kecil kak, kakak belum tidur juga?" ucap Syifa
"Aku sudah tidur, belum ada satu jam aku kembali terjaga, lalu aku tengok ke luar tenda memastikan ada yang ronda jaga malam dari panitia ternyata mereka tertidur didepan perapian api unggun. Sengaja aku tidak bangunkan mereka sampai giliran jaganya berganti dengan yang lain. Mungkin mereka tertidur karena kelelahan sehingga aku tidak sampai hati membangunkannya. Syifa, Aku jarang lihat kamu aktif di kegiatan mahasiswa dan baru kali ini aku melihat kamu ikut?" Kata Roni kepada Syifa.
"Saya sibuk dengan usaha saya kak, saya harus menghidupi diri saya juga biaya kuliah saya." Kata Syifa.
"Memang orang tua kamu ada di mana?" Tanya Roni.
"Orang tua saya sudah tidak ada kak, saya tinggal di rumah sendiri." jawab Syifa.
"Kamu mestinya bisa minta dispensasi beasiswa dari kampus, jika kondisimu seperti itu." Kata Roni
"Sudah kak, Saya sudah dapatkan beasiswa meskipun tidak penuh, tetapi saya tidak bisa hidup dengan bergantung nasib dengan beasiswa. Kalau ada kesempatan mendapatkan beasiswa ya saya terima, kalau tidak ada ya saya harus kerja atau usaha yang menghasilkan uang." Kata Syifa.
"Cara berpikir kamu luar biasa, tidak banyak wanita yang punya semangat hidup yang tinggi dan menjaga kehormatannya seperti kamu." Kata Roni.
"Kakak berlebihan memuji saya, semua wanita punya naluri seperti itu hanya cara dan nasibnya saja yang berbeda." Kata Syifa.
"Terus, bagaimana ceritanya kamu bisa ikut acara haiking seperti ini." Tanya Roni.
"Saya diajak sama Ayu, tadinya Saya menolaknya karena saya tidak bisa tinggalkan palanggan saya dengan pesanannya, namun akhirnya saya bisa bicara baik-baik dengan para pelanggan dan akhirnya saya bisa ikut acara haiking saat ini." Kata Syifa.
"Begitu kuat Ayu pengaruhi kamu agar bisa ikut acara ini, padahal acara ini tidak wajib bagi mahasiswa." Kata Roni.
"Pertama Dia teman baik aku, Dia banyak membantu aku memasarkan daganganku. Sebaliknya Aku juga ingin membantu dia mensukseskan kegiatan haiking yang Ia panitiainya. Yang ke dua Aku butuh refresing dan care bersama teman-teman mahasiswa." Terang Syifa.
"Sebenarnya Dia tidak terlibat di tim panitia haiking saat ini, hanya saja dia berempati dengan Saya, karena kebetulan saya jadi ketua panitianya." Kata Roni.
"Tetapi Dia selalu bersama kakak di setiap aktifitas dan kegiatan kakak?" Kata Syifa.
"Sudah lama dia menaruh hati sama Aku, sementara Aku hanya menganggapnya sebagai teman biasa, tidak ada perasaan lain kecuali hanya teman saja, namun Aku tidak ingin kecewakan Dia dan tetap menghormati dia." Kata Roni.
"Tidak terasa sambil ngobrol ternyata sampai juga ke tenda penginapan Saya, terima kasih kak sudah menemani dan antar saya kembali ke tenda." Kata Syifa.
"Ya, Sama-sama." Jawab Roni dan kembali ke tendanya.