sambil asik ngobrol dan diskusi tidak terasa mobil telah sampai pada tempat tujuan.
"Sudah sampai Neng, kalau kita mengacu pada google map sudah sampai pada titik tujuan tinggal rumahnya sebelah mana ya?" Tanya driver online kepada Syifa.
"Yang ini kan Din, rumah kamu?" Tanya Syifa kepada Dini yang tertidur didalam mobil.
"Iya betul Syifa." Kata Dini.
"Rumahnya depan itu pak, mobilnya bisa di parkir di depan halaman rumah pak." Kata Syifa. "Iya neng." Kata driver online sambil menjalankan mobil dan memarkirkannya sesuai arahan Syifa.
Satu persatu mereka turun dari mobil. Syifa memapah dini untuk keluar dari mobil. Sementara driver online itu keluar dari mobil dan membuka bagasi untuk mengeluarkan barang-barang milik mereka berdua.
"Ini barang-barangnya neng, silakan dicek dulu barangkali ada barang yang masih tertinggal di mobil." Kata driver online itu sambil mengeluarkan satu persatu barang milik mereka. "Sepertinya cuma ini pak, barang-barangnya." Kata Syifa sambil memeriksa barang-barangnya.
"Terima kasih, ongkosnya saya bayar pakai gopay saja ya pak." Kata Syifa kepada driver online. "Iya neng." Kata driver online sambil masuk di ruang kemudi dan kembali menjalankan mobilnya dan meninggalkan tempat itu.
"Masuk rumah dulu Syifa." Kata Dini yang berjalan menuju teras rumahnya. "Iya Din." Kata Syifa sambil membawa barang-barang dan menaruhnya di teras rumah.
"Assalamualaikum." kata Dini setelah mengetuk pintu rumahnya.
"Waalaikumsalam." Jawab seseorang dari balik pintu rumahnya.
"Dini! baru tiba di rumah apa sudah dari tadi Ibu tidak dengar dari dalam rumah kalau kamu datang?" Kata Nyonya Meli kepada Dini.
"Baru saja tiba dari kampus Bu." Kata Syifa kepada Ibu meli.
"Ini Nak Syifa ya?" Andini sering cerita soal kamu. Tetapi tumben Nak Syifa mau mampir ke sini?" Tanya Ibu meli.
"Sebenarnya selain sengaja saya mampir ke rumah Dini, Saya mengantarnya dari kampus karena kakinya sakit bengkak dan lecet akibat tergores dari sepatunya ketika melakukan pendakian dan pulang kembali ke kampus." Terang Syifa.
"Bagaimana kondisi kakimu Nak? " Tanya Ibu meli kepada Dini sambil melihat kearah kaki Dini yang berbalut perban.
"Tidak apa-apa Bu Hanya lecet dan sedikit bengkak. Tetapi terasa sangat menyiksa jika harus bawa bawaan begitu banyak terlebih pada saat pendakian. selain jalan sempit dan terjal juga naik turun bukit hingga Pihak panitia dan Syifa yang menemani dan memandu saya ketika kesulitan datang." Terang Dini kepada Ibunya.
"Sudah, sekarang semua masuk dan mandi, Ibu siapkan makanan untuk kalian." Kata Nyonya meli kepada mereka.
"Terima kasih Bu, tetapi sepertinya Saya langsung pulang saja." Kata Syifa.
"Jangan begitu Nak Syifa, Ibu tidak suka cara Nak Syifa seperti itu, Kita ini sudah seperti keluarga bukan orang asing, maka jangan sungkan tawaran Ibu." Kata Ibu meli.
"Baiklah Ibu, Syifa nurut apa kata Ibu saja." Kata Stifa.
"Nah, begitu kan terasa enak. Sudah ayo semua masuk dan segera mandi." Kata Ibu Meli.
Syifa dan Dini segera masuk rumah dan mandi. Sementara Ibu meli menuju dapur menyiapkan makanan untuk mereka. Setelah mereka mandi dan berganti baju kemudian mereka menuju meja makan untuk makan bersama yang telah lebih dulu disiapkan oleh Ibu Meli.
"Makan yang banyak Syifa, pasti kalian semua lapar setelah seharian melakukan perjalanan pulang." Kata Ibu Meli
"Iya Bu." kata Syifa sambil menyantap makanan dengan lahap karena lapar.
Sore menjelang maghrib Syifa masih berbincang-bincang dengan Dini dan keluarganya di teras rumah hingga merasa cukup Syifa berpamitan untuk pulang ke rumahnya.
"Sudah cukup waktu Syifa bermain di sini dan sebentar lagi malam. Syifa mohon pamit dulu mau pulang ke rumah." Kata Syifa kepada Ibu Meli.
"Baiklah Syifa, pulanglah hati-hati di jalan dan jangan pernah bosan main ke sini lagi." Kata Ibu Meli kepada Syifa.
Syifa kembali gunakan gadgednya untuk memesan jasa transportasi online.
"Syifa, apa mau diantar Bapak sampai ke rumah?" Kata Ibu Meli menawarkan.
"Terima kasih Bu, Saya sudah memesan jasa transportasi online sebentar lagi datang." Kata Syifa kepada Ibu Meli.
Dan benar adanya, mobil jasa transportasi online yang ditunggu telah datang.
Driver mobil transportasi online segera turun dan menghampiri Syifa.
"Apakah betul nama pemesan Syifa?" Tanya Driver transportasi online itu kepada Syifa.
"Ya, betul." Jawab Syifa tanpa memberi kesempatan lebih kepada driver transportasi online. Driver jasa transportasi online itu turun dari mobil dan membuka bagasi.
"Barang bawaannya cuma ini apa masih ada lagi?" Tanya driver transportasi online itu kepada Syifa sambil memasukkan sebuah tas rangsel besar ke dalam bagasi mobilnya. "Hanya itu Pak." Jawab Syifa sambil masuk ke mobil dan diikuti driver transportasi online itu.
"Sudah, tidak yang tertinggal?" Tanya driver jasa transportasi online itu.
"Sudah pak, tidak ada yang tertinggal kita bisa langsung jalan?" Kata Syifa
"Kami jalan dulu bu, selamat sore." Kata Syifa mengucapkan salam sebagai tanda pamit diiringi dengan lambaian tangan kepada Ibu Meli dan keluarga.
"Bawa tas rangsel besar apa mau pindahan neng?" Tanya driver transportasi online kepada Syifa. "Dari hiking pak, terus mampir ke rumah teman." Kata Syifa.
"Musim liburan sekolah seperti ini memang asyik untuk haiking didukung cuaca yang cerah bersahabat. Ngomong-ngomong berapa hari di puncak Neng?" Tanya driver transportasi online kepada Syifa.
"Dua hari dua malam pak, tapi capeknya mungkin bisa lebih dari itu." Kata Syifa.
"Ya. jelas capeklah jalan kaki menanjak menyusuri jalan setapak terjal dan berbatu, tetapi asik dijalani rame-rame sama teman-teman. Lebih asik lagi kalau sudah sampai puncak, plong rasanya. Badan capek-capek serasa hilang berbalas dengan kepuasan melihat indahnya panorama alam dari atas puncak." Tutur driver transportasi online itu kepada Syifa.
"Bapak sepertinya pernah hiking, kapan pak?" Tanya Syifa kepada driver transportasi online itu.
"Terakhir dua bulan yang lalu di puncak merbabu. Sebenarnya bapak susah menghilangkan hobi itu meskipun usia bapak sudah tidak muda lagi. Dulu bapak punya grup komunitas pecinta alam yang setiap sebulan sekali mengadakan pendakian di gunung yang berbeda. Seru rasanya masih terasa sampai saat ini." Cerita driver transportasi online itu kepada Syifa.
"Sekarang bapak sudah tidak begitu aktif di kegiatan pendakian, apakah keluaraga bapak melarangnya?" Tanya Syifa.
"Mereka melarang sih tidak, cuma mereka selalu khawatirkan saya. Diusia saya yang sudah kepala lima puluh tahun tentu bukan usia yang ideal untuk kegiatan pendakian, lebih-lebih anak saya yang sulung selalu mewanti-wanti saya jika ikut pendakian agar jangan di gunung yang ekstrim dan berisiko. Ya saya turuti saja pesan mereka. Mereka bersikap seperti itu tentu karena sayang sama saya. Mereka tidak ingin terjadi apa-apa dengan saya karena pendakian." Terang driver online itu kepada Syifa.