Chereads / Salju Di Korea / Chapter 48 - Bab 48 Mengantar Dini

Chapter 48 - Bab 48 Mengantar Dini

Bus yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Kegembiraan menyelimuti wajah mereka dalam tubuh yang lelah. Satu persatu semua anggota rombongan masuk daftar absensi untuk pengecekan barangkali ada anggota yang tertinggal. Setelah menunjukkan bukti kehadiran satu persatu mereka masuk ke dalam bus dan mencari tempat duduk masing-masing.

Setelah semua anggota rombongan tidak ada yang tertinggal kecuali Heru dan empat panitia yang mengantarnya. Bus dengan rombongan para pendaki itu mulai bergerak melaju ke arah tujuan. Karena kondisi tubuh yang lelah dan perjalanan yang membutuhkan waktu yang tidak sebentar satu persatu anggota dari rombongan haiking itu tertidur di kursi bus dan hanya beberapa orang saja yang terjaga.

Setelah beberapa jam perjalanan sampai juga akhirnya rombongan anggota pendakian itu ke kampus mereka. "Dini, bangunlah kita sudah sampai kampus, periksa barang bawaanmu jangan sampai tertinggal." Kata Syifa.

"Ya, sebagian barang bawaanku aku titipkan ke panitia karena kakiku sakit, lecet dan bengkak sangat tersiksa rasanya kalau harus bawa barang bawaan begitu banyak dan hanya tas kecil ini saja yang aku bawa." Kata Dini.

"Ya sudah kita turun saja dulu, teman-teman yang lain sudah pada turun. Mari aku bantu turun kalau kakimu masih sakit." kata Syifa.

"Bagaimana barang bawaanmu Syifa nanti bisa tertinggal di bus." Kata Dini.

"Ya, Aku ngerti, setelah bantu kamu turun dari bus segera aku urus barang bawanku juga barang bawaanmu." Kata Syifa.

Setelah mereka turun dari bus dan berkumpul bersama untuk mengikuti pembubaran kegiatan oleh dosen pembimbing.

"Assalamualaikum, selamat sore teman-teman mahasiswa. Syukur Alhamdulillah kalian semua telah kembali ke kampus dengan selamat. Yang kedua terima kasih atas partisipasi kalian semua mengikuti kegiatan ini. Kegiatan ini mungkin biasa-biasa saja kelihatannya namun punya segunung manfaat yang kelak menjadi amal jariyah kalian semua untuk anak cucu kalian semua dan untuk negeri yang kita cintai ini. Pohon yang kalian tanam sekarang belum bisa memberikan kegunaan apa-apa hanya mungkin menyisakan lelah dan capek saja. Kalian bawa benih dalam pot kecil kemudian kalian bawa ke lereng atau puncak gunung kemudian kalian tanam adalah sebuah jerih payah tanpa orang lain tahu.

"Tetapi apa yang kalian lakukan itu adalah sebuah karya besar menyelamatkan bumi dari kekeringan dan tercukupinya sumber mata air bagi penduduk bumi. Dan yang terakhir kami dari pihak kampus mohon maaf yang sebesar-besarnya jika selama kegiatan ini apa yang kami berikan untuk mendukung program ini masih jauh dari kata cukup. Akhirnya kami mengucapkan selamat untuk kalian semua sukses selalu di kemudian hari. Wassalamualaikum dan selamat sore." Kata dosen pembimbing mengakhiri acara kegiatan pendakian mereka.

"Dini, kamu tunggu aku dulu di sini barang bawaanmu aku ambilkan yang kamu titipkan kepada panitia tadi." Kata Syifa.

"Baiklah Syifa." Kata Dini menuruti apa kata Syifa.

Dengan menggendong tas di punggung dan menenteng barang bawaan lainnya Syifa kembali menghampiri Dini setelah sebelumnya mengambil barang bawaannya yang masih tertinggal di bus.

"Dengan barang bawaan sebanyak ini dan kondisi kakimu seperti itu bagaimana kamu pulang?" Kata Syifa kepada Dini.

"Entahlah Syifa belum terpikirkan olehku bagaimana aku pulang nanti." Kata Dini.

"Jika tidak keberatan Aku antar kamu pulang, kita gunakan jasa transportasi online saja lebih mudah dan murah." Kata Syifa.

"Terserah kamu Syifa, Aku nurut saja." jawab Dini.

Syifa segera keluarkan gadged dari sakunya dan gunakan aplikasi transportasi online untuk mengantarkan Dini pulang ke rumahnya. Beberapa saat kemudian mobil jasa transportasi online datang menghampiri.

"Permisi neng, Apakah anda yang pesan jasa transportasi onlin atas nama Syifa dengan tempat tujuan jalan kartini raya no sembilan?" Tanya driver transportasi online kepada Syifa.

"Iya betul Bang, Saya orang yang pesan mobil jasa transportasi online." Kata Syifa.

"Baiklah silakan masuk! Ada barang bawaan, saya bantu masukkan di bagasi belakang?" Kata Driver transportasi online.

"Ada bang, Saya dengan teman saya yang sedang sakit dan barang bawaan dua tas punggung itu sama satu kantong plastik hitam di dekatnya." Kata Syifa.

Sopir transportasi online itu membuka bagasi belakang mobil dan satu persatu barang dimasukkannya ke dalam bagasi. Sementara Syifa memapah Dini membantunya masuk ke mobil dan memastikannya duduk di jok mobil dengan nyaman.

"Sudah neng, ada lagi barang bawaan yang belum masuk mobil?" Tanya Driver online kepada Syifa.

"Sepertinya sudah masuk ke mobil semua pak." Kata Syifa.

"Baiklah, kita jalan sekarang ya?" Kata Driver online itu kepada Syifa.

"Iya Pak." Kata Syifa.

Mobil itu mulai bergerak melaju menyusuri jalan sesuai yang ada di google map dengan sesekali menanyakannya kepada Syifa untuk pengecekan barangkali ada yang tidak sesuai dengan petunjuk di google map.

"Bawa barang bawaan banyak sekali apa ada acara piknik dari kampus neng?" Tanya Driver online mengawali obrolannya kepada Syifa agar terjaga dari rasa kantuk ketika mengemudi.

"Sebenarnya bukan piknik pak, lebih tepatnya hiking. Meskipun hiking itu sendiri juga bagian dari piknik tetapi ada tujuan sosial lingkungan didalamnya." Terang Syifa.

"Memangnya apa yang dilakukan ketika hiking, bukankah hanya naik ke puncak gunung, kemping buat api unggun dan makan sambil menikmati panorama alam pegunungan?" kata Driver online kepada Syifa.

"Ya memang seperti itu yang dilakukan pada kebanyakan orang ketika hiking. Tetapi sebagai mahasiswa dididik untuk bisa berbuat lebih untuk lingkungannya. Hutan kita luas yang terdiri dari banyak pegunungan di sekitarnya. Tetapi siapa yang peduli ketika para pengusaha bersekongkol dengan penguasa dan melakukan pembalakan liar di hutan-hutan bahkan sampai di lereng pegunungan dengan tujuan untuk mencari keuntungan pribadi dan kelompoknya tanpa memikirkan dampak kerusakan yang ditimbulkannya. Dan akhirnya ketika kemarau kita kehabisan stok air bersih untuk warga dan masyarakat karena tidak ada pohon dengan akar-akarnya yang menyerap dan menyimpan air hujan. Atau bahaya banjir dan tanah longsor karena air hujan tidak bisa meresap ke dalam tanah. Semua baru menyadari bahayanya ketika sudah terjadi dan lagi yang dirugikan adalah rakyat kecil yang tidak tau apa-apa tentang kebijakan dari para pejabatnya." Terang Syifa.

"Tetapi sekarang siapa yang mau bersusah-susah jalan kaki menyusuri jalan setapak, terjal dan menanjak dengan membawa beban berat bibit pohon dari rumah sampai ke lereng gunung bahkan sampai ke puncak. Kecuali mereka dibayar atau ada institusi yang memaksanya." Kata Driver online itu menimpali.

"Saya sebagai bagian dari institusi dari pihak universitas terutama mahasiswa sangat mendukung kegiatan ini. Kegiatan seperti ini bukan paksaan tetapi murni ide dan gagasan dari pihak kampus untuk mengetuk hati para mahasiswanya tanpa dibayar dan imbalan apapun." Kata Syifa.

"Ya, bapak mengerti karena neng, sebagai mahasiswa yang belum punya tanggung jawab ekonomi keluarga. Coba Neng tengok seandainya posisi seperti bapak yang mengandalkan penghasilan dari sopir sementara di rumah keluarga menunggunya atas hasil yang diperolehnya untuk makan dan biaya hidup keluarga. Tentu tidak akan sempat berpikir untuk kegiatan seperti itu.

"Maka dari itu pak, manusia jalankan peranannya masing-masing. Kalau bapak sebagai kepala rumah tangga ya jalani perannya sebagai kepala rumah tangga dengan bekerja menafkahi keluarga. Sementara Saya sebagai mahasiswa yang belum punya tanggung jawab dengan ekonomi keluarga ya belajar dan mengabdikan diri untuk masyarakat dan lingkungan swkitar." Terang Syifa.