Chereads / Salju Di Korea / Chapter 41 - Bab 41 Hiking

Chapter 41 - Bab 41 Hiking

Syifa duduk santai di jok depan dengan temanya ngobrol hal-hal kecil dengan candaan sambil ngemil jajanan yang sengaja dia bawa sebelum berangkat tadi.

Setelah melakukan perjalanan beberapa jam sampailah bus itu di gardu utama posko pendakian. Semua rombongan turun dengan membawa barang bawaan masing masing ditambah dengan ratusan bibit pohon yang akan di tanam di sepanjang kaki gunung.

"Teman-teman saat ini kita tiba di pos pertama pendakian, butuh beberapa jam untuk sampai di pos dua pendakian dan diperkirakan sampai di pos dua waktu sudah sore dan menjelang malam. Nanti kita akan bermalam di pos dua dan paginya kita adakan kegiatan penanaman pohon untuk resapan air hujan agar sumber mata air kita tetap terjaga. Ada yang ingin ditanyakan?" tanya Roni kepada rekan-rekannya.

"Ada ketua, bagaimana kalau penanaman pohon sebelum pos dua, mengingat dengan berjalan kaki berjam-jam kita tentu kelelahan terlebih dengan membawa banyak barang dan sebagian anggota kita wanita dengan kondisi fisik cenderung lemah dibanding laki-laki." Tanya Eko kepada ketua regu.

"Baiklah ini pertanyaan sekaligus masukan buat kita semua. Tetapi perlu saya sampaikan juga bahwa target penanaman kembali hutan kita yang gundul akibat pembalakan liar ada di pos dua dan tiga dengan target utama pos dua. Ada yang mau memberi saran atau masukan." Kata ketua rombongan.

"Saya ketua, permasalahan kita sebenarnya adalah kemampuan fisik kita untuk mendaki dari pos satu sampai pos tiga dengan barang bawaan yang hegitu hanyak. Permasalahan kedua adalah terget tujuan, tujuan kita pendakian ke gunung adalah menanam kembali hutan kita yang telah gundul akibat pembalakan liar yang ada di pos dua, sedangkan tujuan selain itu meskipun penting tetapi ada tujuan utama. Jadi saran dari saya kita fokus ke tujuan utama.

"Kita lakukan pendakian jika kita kelelahan kita bisa bermalam dimana saja meskipun belum sampai di pos dua. Dan bisa kita lanjutkan perjalanan setelahnya. setelah sampai di pos dua kita kakukan penanaman pohon sesuai target kita. Jika waktu dan tenaga kita memungkinkan kita bisa lanjutkan pendakian di pos tiga dengan kegiatan di sana. Tetapi jika waktu dan kondisi tidak memungkinkan kita cukup sampai di pos dua dan kita bisa kembali pulang." Kata Syifa didepan teman-temannya.

"Saya sependapat dengan Syifa." Kata Dwi.

"Baiklah terima kasih semua masukan dan pendapat teman-teman semua. Tentu masukan dari kalian ini akan saya musyawarahkan dengan teman-teman panitia lainnya. Mengingat waktu sudah siang sebentar lagi sore kita mulai pendakian dari sekarang, saya herharap satu sama lain saling mengawasi jangan sampai ada anggota teman kita yang tertinggal karena berhenti dan istirahat di jalan tanpa sepengetahuan kita atau barang kali ingin buang hajat tetapi tidak memberi tahu kepada kita dan akhirnya bisa terpisah dari rombongan dan tettinggal. Selanjutnya laki-laki wajib membawa barang bawaan yang lebih dibanding perempuan." Kata ketua panitia rombongan.

Mereka berjalan mengular menyusuri jalan yang Mendaki dengan membawa barang bawaan. Setelah sekitar satu kilo perjalanan satu persatu anggota mulai kelelahan, tampak keringat mengucur dari wajah mereka. Sama halnya dengan yang dialami Heru, dengan tubuh gendutnya dia merasa kelelahan dengan membawa barang bawaan di punggungnya. Sebentar-sebentar dia cari tempat yang nyaman untuk duduk semakin jauh dia melangkah semakin dia tersiksa, wajahnya semakin pucat tatkala dia tertinggal semakin jauh dari rombongan.

Dengan nafas terengah-engah dia berusaha menyusul rombongan lain yang telah lebih dulu ada didepannya. Dia percepat langkahnya agar tidak tertinggal terlalu jauh dari mereka namun apa yang terjadi dengan tenaga dan napas yang kembang-kempis ia paksakan juga untuk berjalan lebih cepat hingga dia tidak menyadari kakinya menginjak jalan yang berlubang akibat tergerus air dari atas gunung.

Dia kehilangan keseimbangan dan akhirnya jatuh tersungkur dengan kaki masuk lubang sedalam setengah meter. Dia menoleh kanan kiri hanya pepohonan yang menghijau, dia lihat kedepan tidak ada teman yang terlihat dia tengok kebelakang tidak ada juga regu penolong, hatinya mulai cemas. Dia berteriak minta pertolongan tetapi belum juga ada yang datang menolong. Dia rebahkan tubuhnya ,nyeri di kakinya membuat dia enggan untuk bangun dan berjalan menyusul mereka. Sampai akhirnya tim rescue dari panitia datang dan menghampiri.

"Heru, apa yang terjadi dengan kamu?" Tanya salah satu anggota tim rescue.

"Kakiku masuk lubang hingga aku terjatuh. Kakiku terasa nyeri hanya sedikit lecet tetapi mungkin terkilir." Kata Heru kepada tim rescue.

"Baiklah kita bawa dia ke tempat yang nyaman untuk kita beri pertolongan medis untuknya." Kata salah satu anggota tim rescue.

"Buseet, berat sekali tubuhnya." Kata salah satu anggota tim rescue lainnya.

Kedua anggota tim rescue itu berjibaku memindahkan tubuh heru ke tempat yang lebih nyaman untuk diberikan pertolongan pertama kepadanya.

"Bobot beban kamu berapa Her?" Tanya salah satu anggota tim rescu.

"Bobot saya cuma seratus dua puluh kilo jawab heru sambil merintih kesakitan menahan perih dari kaki yang lecet akibat tergores batu saat terperosok lubang." Kata heru.

"Bobot seratus dua puluh kamu bilang 'cuma' kami berdua kuwalahan mengangkat beban tubuh kamu." Kata salah satu tim rescue itu.

"Sebelumnya bobot tubuhku seratus tiga puluh, karena aku ingin mengikuti haiking maka aku sering diet dan olah raga di rumah hingga badanku kurus turun sepuluh kilogram."

Kedua tim rescue itu tidak mampu mengangkat tubuh Heru mereka berdua terpaksa gunakan tongkat untuk membantu mengangkat tubuh Heru. Diangkatnya tubuh Heru dengan menggunakan tongkat dan diangkat berdua secara hersamaan dan "krakk" tongkat itu patah jadi dua.

"Bagaimana kak, apa perlu kita panggil tim rescue lainnya untuk membantu mengangkat tubuhnya." Kata salah satu tim rescue kepada temannya.

"Tidak ada pilihan lain, sebentar lagi gelap sekarang sudah pukul lima sore lebih. Kamu bisa gunakan radio gram untuk panggil teman kita yang lain." Kata salah satu tim rescue. Sebentar kemudian salah satu tim rescue menggunakan radio gram untuk memanggil tim lainnya.

"Halo, halo rojer tim elang satu, tim elang satu butuh bantuan, ada gajah masuk selokan di kilometer kedua antara pos satu dan pos dua ganti." kata salah satu tim rescue.

"Halo, halo rojer tim elang dua menjawab akan segera meluncur ke titik lokasi bantuan." Jawab tim rescue lainnya.

Sambil menunggu tim rescue yang lain datang untuk memberikan bantuannya. Kedua tim rescue menghibur Heru agar tidak panik, diberinya minuman dan makanan kecil sambil diajaknya ngobrol.

"Sepertinya lubang semakin kedalam. Tanah ini berlumpur akibat endapan air yang terus menerus mendapat kiriman rembesan air dari atas, semoga saja tim rescue yang lain segera datang dan kita bisa segera evakuasi korban." kata salah satu anggota tim rescue.