Sabda mengemasi bukunya dan keluar ruangan, sebagaimana yang lain ketika kuliah telah usai. Sabda berjalan menuju kafe yang berada tidak jauh dari kampus itu.
Ia mendatangi pelayan kafe untuk memesan minuman. Kemudian Dia ambil tempat duduk yang masih kosong. Disebelahnya ada wanita bermata sipit dan berhidung mancung wajah seperti orang Asia. Sabda mendahului menyapanya.
"Hai, where you come from?" Tanya Sabda kepada wanita itu. Wanita itu tidak langsung menjawabnya. Dia melempar senyum kepada Sabda.
"Dari Indonesia." Jawab wanita itu seakan tahu sabda orang Indonesia.
"Maaf Saya kira bukan orang Indonesia." Kata Sabda kepada wanita itu.
"Boleh Saya tahu nama kamu." Kata Sabda kepada wanita itu.
"Namaku Linda, Aku warga negara keturunan." Kata wanita itu.
"Sudah lama kuliah di sini?" Kata Sabda kepada wanita itu.
"Baru semester pertama ini." Kata Linda kepada Sabda.
"kamu sendiri." Linda balik tanya kepada Sabda.
"Apa dari tampangku belum kelihatan. Aku orang baru di sini teman belum banyak cara ngomong inggris masih kaku." Kata Sabda kepada Linda.
"Ambil program study apa?" Kata Sabda kepada Linda.
"Bukannya kita tadi satu ruangan?" Kata Linda kepada Sabda.
"Masak sih. Aku malah tidak perhatikan." Kata Sabda kepada Linda.
Hingga jam kuliah kedua dimulai mereka berdua mengakhiri obrolannya di meja kafe dan bergegas kembali masuk kuliah.
Sementara malam itu Pak Karta duduk santai di sofa sambil menikmati siaran bola di televisi. Nyonya Indah datang menghampiri.
"Jangan malam-malam Pa, besok bisa bangun kesiangan. Papa kan besok kerja." Kata Nyonya Indah kepada Pak Karta.
"Iya Ma sebentar lagi siaran bola selesai, Papa langsung tidur. Bagaimana jadi cari pembantu rumah tangga satu lagi besok?" Kata Pak Karta kepada Nyonya Indah.
"Jadi Pa. Besok Mama mau ke biro jasa penyalur tenaga kerja wanita. Semoga saja dapat orang yang cocok." Kata Nyonya Indah kepada Pak Karta.
Sementara di kampus Syifa menyambangi teman-temanya dan ilmu ekonomi untuk memasarkan produk Ia terapkan.
"Hai Rin, Aku punya produk baru ni." Kata Syifa kepada Rina.
"Apa Syifa?" Tanya Rina kepada Syifa.
"Krupuk Rin, ada varian rasa. Mau yang rasa original apa udang. Ini aku bawa kalau kamu mau icip?" Kata Syifa kepada Rina.
Syifa mengambil dua bungkusan kecil krupuk itu dengan varian rasa yang berbeda. Bungkusan itu kemudian dibukanya dan dimakan bersama temanya.
"Enak Syifa krupuknya gurih rasa udang dan bawangnya terasa banget. Boleh deh aku pesen dua bungkus yang agak besar dua varian rasa. Enak buat cemilan di rumah, buat teman makan juga enak.
"Nanti coba saya tawarkan kepada teman-teman yang lain, barangkali ada yang suka dan ikut pesan juga. krupuknya enak dan harganya murah tidak menguras uang jajan kita. Pasti mereka mau pesan juga." ucap Rina
"Terima kasih Rin, sudah bantu saya jualan." Kata Syifa kepada Rina. Kemudian mereka kembali ke kampus untuk mengikuti kuliah.
Siang itu Nyonya indah sengaja pulang kerja lebih awal. Dia pergi ke biro jasa penyalur pembantu rumah tangga sebagaimana yang dibicarakan kemarin dengan Pak Karta. Di papan nama sebuah ruko itu tertulis biro jasa penyalur pembantu rumah tangga. Nyonya indah datang dan menghampiri ruko yang berada di pinggir jalan itu.
"Selamat siang bu." Sapa Nyonya Indah kepada penjaga biro itu.
"Ya, selamat siang, ada yang bisa saya bantu bu?" Tanya penjaga biro itu.
"Ini benar biro jasa penyalur pembantu rumah tangga?" Tanya Nyonya Indah kepada penjaga biro itu.
"Iya benar Bu. Ibu membutuhkannya?" tanya penjaga biro.
"Sebenarnya Saya membutuhkan orang untuk merawat anak saya yang sakit stroke." Kata Nyonya Indah kepada penjaga biro itu.
"Yang dirawat laki-laki apa perempuan Bu?" Tanya penjaga biro itu.
"Laki-laki." Jawab Nyonya Indah.
"Usianya berapa tahun Bu?" Tanya penjaga biro itu.
"Usia anak Saya dua puluh tiga tahun." Jawab Nyonya Indah.
"Mau cari tenaga yang laki-laki apa perempuan bu?" Tanya Penjaga biro itu.
"Itu masalahnya, Saya tidak tahu mana yang cocok dan sesuai dengan keinginannya." Kata Nyonya Indah kepada penjaga biro itu.
"Bagaimana menurut biro saja barangkali pernah ada orang yang punya masalah sama dengan saya." Kata Nyonya Indah kepada penjaga biro itu.
"Sering memang yang bernasib sama seperti Ibu, tetapi kebanyakan yang sakit berusia lanjut atau anak-anak yang sakit sejak lahir." Terang penjaga biro itu.
"Tetapi mohon maaf bu, Anak ibu sakit sejak lahir atau karena sesuatu?" Tanya penjaga biro itu.
"Anak Saya sakit terkena strok akibat terjadi kecelakaan beberapa bulan yang lalu. Ada benturan benda keras yang mengenai kepalanya sehingga gagar otak dan ada kerusakan pada syaraf otaknya." Terang Nyonya Indah kepada penjaga biro itu.
"Pernah dicoba terapi pengobatan alternatif bu, barangkali bisa memperbaiki syaraf otaknya yang rusak?" Tanya penjaga biro itu.
"Belum pernah, rencananya mau saya obatkan alternatif tetapi belum punya pilihan." Kata Nyonya indah.
"Yang saya tahu banyak pengobatan alternatif dari cina yang banyak memberi kesembuhan. Mimimal dengan tindakan yang tidak menyalahi medis." Kata penjaga biro itu.
"kalau dari orang pintar itu bagaimana?" Tanya Nyonya Indah.
"Ya pintar bohongi pasien, kalaupun toh ada yang sembuh itu kebetulan saja pasien terlalu percaya dengan sugesti yang diberikannya." Terang Penjaga biro itu.
"Jadi saran saya Ibu bisa ambil pembantu rumah tangga yang perempuan. Alasan saya kenapa perempuan? Karena perempuan cenderung lebih telaten dan sabar meskipun pada hal-hal tertentu laki-laki lebih dominan." Kata Penjaga biro itu kepada Nyonya Indah.
"Baiklah saya butuh satu orang tolong carikan yang berkarakter baik dan penyabar." ucap Nyonya Indah lagi.
"Kami merekrut tenaga dengan mempersyaratkan bagi pembantu rumah tangga belum atau sedang berurusan dengan hukum. Tetapi kalau soal karakter seseorang telaten atau tidak, penyabar atau tidak kami tidak sepenuhnya tahu." Terang penjaga biro itu.
"Jadi kapan saya bisa jemput orangnya?" Kata Nyonya Indah.
"Besok siang bisa dijemput Bu!" Jawab Penjaga biro itu.
"Baiklah saya bisa pulang dulu. Sampai ketemu besok. Wassalamualaikum." Kata Nyonya Indah.
"Waalaikum salam." Jawab penjaga biro itu.
Nyonya Indah keluar dari ruang tamu biro jasa layanan pembantu rumah tangga itu berjalan menuju tempat parkir mobil dan kemudian memasuki pintu mobil untuk selanjutnya membawa mobil itu berjalan pulang.
Hari sudah sore matahari sebentar lagi terbenam dan siangpun akan berganti malam. Raja masih duduk di teras rumah, meskipun Bi Inah sudah beberapa kali mengingatkan untuk masuk rumah.
"Nak Raja, Bibi antar masuk yuk, Bibi buatkan pisang goreng buat cemilan minum teh." Kata Bi Inah kepada Raja.
"Iya bi, terasa jenuh di dalam rumah. biarlah sebentar saja aku melihat pergantian siang dan malam." Kata Raja.