Di asrama itu Sabda masih sibuk belajar setiap mata kuliah yang diajarkan di kampus. Perlu waktu untuk memahami setiap mata kuliah berbahasa inggris bagi mahasiswa pemula. Dari ponsel miliknya berdering tanda telephon masuk.
"Halo selamat malam." Jawab Sabda dari suara ponsel itu.
"Ada apa linda?" Kata Sabda kepada linda lewat ponselnya.
"Aku mau kamu temenin aku ke ulang tahun temen aku." Kata Linda lewat ponselnya.
"Kapan Linda?" Tanya Sabda kepada Linda.
"Malam Ini." Kata linda kepada Sabda.
"Aku masih sibuk bikin tugas, lain kali aja ya?" Jawab Sabda kepada Linda.
"Aku tahu kamu hanya alasan, Aku tunggu di Manhattan kafe. Kata Linda kepada Sabda.
"Baiklah." Kata Sabda sambil menutup handphonnya. Sabda segera ganti baju kemudian berjalan keluar dari asramanya dan memanggil taksi .
Tidak berapa lama taksi itu datang menghampirinya. Setelah terjadi percakapan kecil akhirnya sabda masuk mobil itu hingga mobil itu melaju ke jalan. Sebentar kemudian mobil itu berhenti didepan Manhattan kafe. tempat yang dijanjikan.
Setelah membayar ongkos taksi itu sabda beranjak masuk kafe dicarinya Linda pada setiap meja. Belum juga ketemu, Sabda ambil meja kafe dan memesan minuman.
Tiba tiba dari arah belakang Linda mendekat, dengan langkah gontai seperti kehilangan keseimbangan Linda memanggil Sabda. Sabda mendekati dia dan merangkulnya. Bau minuman begitu menyengat Linda tampak seperti mau muntah. Sabda merangkul Linda dan membawanya ke kamar mandi.
Wanita itu benar-benar mabuk minuman hingga muntah beberapa kali. Sabda segera panggil pelayan kafe untuk menyiapkan kamar kosong untuk Linda.
Dengan kaki tertatih-tatih sabda mengangkat tubuh Linda yang pingsan dan dibawanya ke kamar kosong yang telah disediakan pelayan kafe tadi. Dia rebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dia longgarkan kancing bajunya dan dia lepaskan sepatunya.
Kemudian dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan bercak minuman yang dimuntahkan oleh Linda. Sabda kembali ke meja kafe sambil menunggu Linda bangun. malam semakin larut. Sabda kembali ke kamar untuk menengok Linda. Dia tengok kamar tidurnya tidak ada.
Hatinya khawatir. Dia panggil namanya dan kemudian Dia dapati Linda dari balik pintu kamar mandi tanpa busana, hanya selembar kain handuk yang menutup bagian vital tubuhnya. Linda keluar dari kamar mandi dan menghampri Sabda.
"Linda pakai baju kamu!" Kata Sabda kepada Linda.
"Baju aku kotor kena muntahan tadi." Kata Linda.
"Tetaplah kamu di sini, Aku akan mencarikan baju ganti untuk kamu." Kata Sabda kepada Linda.
"Nanti dulu Sabda, jangan pergi dulu, aku masih ingin ngobrol sama kamu. Kata Linda sambil menahan tangan Sabda.
"Iya, tapi kamu harus ganti baju dulu kata Sabda sambil melepas tangan Linda dan beranjak keluar untuk mencari baju ganti untuk Linda.
Beberapa saat kemudian Sabda kembali ke kamar dengan membawa baju ganti untuk Linda. Celana pendek dan kaos dia berikan kepada Linda.
"Hanya ini yang bisa aku dapatkan untuk ganti baju kamu. Pakailah dan aku antar kamu pulang." Kata Sabda kepada Linda.
Sabda keluar kamar untuk menunggu Linda ganti baju. Beberapa saat kemudian ia kembali kekamar untuk menjemput Linda pulang.
"Linda ayo aku antar pulang sekarang!" Kata Sabda kepada Linda.
"Aku malas pulang kepalaku pusing sekali." Kata Linda kepada Sabda.
"Linda, kamu harus pulang, kamu akan baik-baik saja kalau tinggal di asrama." Kata Sabda kepada Linda.
Sabda merangkul Linda dan mengajaknya pulang. Segera Ia panggil taksi dan taksi itu datang menghampiri. Sabda bantu Linda masuk mobil dan dia menyusul. Dia bilang sama pengemudi taksi untuk mengantarkanya ke asrama.
"Linda ada apa dengan kamu?" Kata Sabda kepada Linda.
"Aku lagi bad mood aja?" Kata Linda kepada Sabda.
"Apa setiap kamu ada masalah kamu larinya minum dan mabuk?" tanya Sabda geram.
"Sabda, Aku ini punya banyak teman tetapi Aku merasa kesepian." jawab Linda.
Setiap ada masalah Aku tidak tahu harus berbuat apa?" Kata Linda sambil tidur di bahu Sabda.
"Linda kamu masih muda, sama halnya dengan Aku. Masih panjang waktu yang akan kita tempuh, belum jelas masa depan kita nanti seperti apa. Janganlah berputus asa dengan melakukan hal-hal bodoh yang tidak berguna." Kata Sabda menasehatkan.
"Kamu mudah saja bicara seperti, tetapi kehidupanku tidak sebahagia dengan kehidupanmu." Kata Linda kepada Sabda.
"Kedua orang tuaku berpisah sejak aku dan kakakku masih kecil. Kakakku ikut ayahku tinggal di singapura dan Aku ikut ibuku tinggal di Indonesia. Dan kedua orang tuaku sudah menikah lagi sekarang. Kakakku setelah kuliah sekarang kerja dan tinggal di jepang. Sementara ibuku sekarang tinggal di australia bersama suaminya yang baru.
"Semenjak kedua orang tuaku menikah lagi Aku jarang sekali komunikasi dengan mereka. Aku justru lebih sering komunikasi dengan kakakku, bahkan biaya kuliahkupun dari kakakku. Sampai aku merasa kasihan di usianya yang sudah cukup dewasa belum juga menikah." Kata Linda kepada sabda.
"Linda apa yang Aku katakan kepadamu seperti menampar mukaku sendiri. Ternyata hidupmu tidak seberuntung diriku. Tetapi kenapa harus jadi alasan untuk membunuh masa depan kita sendiri. Kakaku dulu orang yang idealis dan sempurna. Suatu saat Dia pulang kuliah dari Amerika untuk berlibur bersama keluarga di Indonesia. Namun naas bukan liburan yang Ia dapat tetapi Mobil yang ditumpanginya bertabrakan dengan bus malam sewaktu Dia pulang dari acara ulang tahun temannya di sebuah kafe tidak jauh dari daerah kami.
"Terjadi pendarahan hebat di kepalanya hingga sempat koma beberapa hari. Setelah kejadian itu organ tubuhnya lemas tidak bertenaga seperti orang lumpuh akibat terjadi kerusakan pada syaraf otaknya. Dan kini sehari-hari Dia menghabiskan waktuya hanya di kursi roda. Seolah impian dan masa depannya yang dulu menjadi penyemangat hidupnya kini tidak ada lagi." Kata Sabda kepada linda.
Linda hanya diam namun air matanya tidak bisa di bendung, Sabda peluk erat Linda.
"Kenapa kamu peduli dengan hidupku?" Kata Linda kepada Sabda.
"Karena kita tidak pernah sempurna. maka kita saling menguatkan. Hari ini Saya baik baik saja tetapi di kemudian hari saya tidak tahu. Sebaliknya hari ini kamu dirundung duka karena keringnya kasih sayang orang-orang yang kamu anggap keluarga. Tetapi suatu saat nanti bisa saja kamu mendapatkan kebahagiaan dan kasih sayang orang yang kamu cintai." Kata Sabda menuturkan.
Sabda melepas peluknya kepada Linda dan menatap wajahnya yang berlinang air mata.
"Jika kamu tidak suka kata-kataku yang mungkin menggurui kamu lupakanlah. Namun kamu harus percaya kepadaku. Aku bahagia jika melihatmu bahagia dan sebaliknya Aku sedih melihat kamu sedih." Kata Sabda mengakhiri pembicaraanya setelah sopir taksi itu memberi tahunya bahwa mobilnya sudah sampai tujuan.