Waktu itu juga Syifa memutuskan untuk berangkat pergi ke rumah Sabda.
Setelah melakukan perjalanan dengan angkot yang setiap hari lewat di kampungnya, Syifa tiba di sebuah perumahan Surya Residence tempat Sabda tinggal.
Sampai di depan pintu gerbang rumah Sabda Syifa bunyikan bel yang ada dibalik pintu gerbang rumah Sabda. Sebentar kemudian Bi Inah datang dan menghampiri Syifa.
"Assalamualaikum." Sapa Syifa kepada Bi Inah yang baru keluar dari rumah.
"Waalaikumsalam." Jawab Bi Inah sambil perhatikan wajah Syifa.
"Oh, Nak Syifa, tumben datang kemari. Ada apa Nak Syifa?" Tanya Bi Inah kepada Syifa.
"Kedatangan Saya kali ini bermaksud ingin bertemu Sabda Bi. Apakah Sabda ada di rumah Bi?" Tanya Syifa kepada Bi Inah.
"Lho, Nak Sabdakan berangkat ke bandara pagi tadi mau ke Amerika dan kuliah di sana." Kata Bi Inah kepada Syifa.
"Dari jam berapa perginya ya Bi." Tanya Syifa kembali.
"Tadi Pagi sekitar jam 6 Nak Syifa." Jawab Bi Inah kepada Syifa.
"Bibi tahu jadwal penerbangan ke Amerika jam berapa ya Bi?" Tanya Syifa menyelidik.
"Kalau gak salah jam 11 pagi Bibi dengar lewat obrolan pas makan malam kemarin. Jawab Bi Inah kepada Syifa.
"Baiklah Bi. Syifa akan coba susul Sabda ke Bandara." kata Syifa terburu-buru.
"Kalau pergi ke bandara jauh lho nak Syifa." kata Bi Inah kepada Syifa.
"Biarlah Bi." Jawab Syifa seakan tidak peduli dengan jauhnya jarak ke bandara.
Syifa membuka aplikasi handphon yang ia bawa dalam tas kecilnya. Setelah mencari informasi lewat aplikasi transportasi online dan dirasa cukup uang untuk biaya pulang pergi ke bandara Syifa mengaktifkan panggilan layanan transportasi online yang akan mengantarkannya ke bandara.
Beberapa saat kemudian mobil transportasi online datang dan menghampiri Syifa.
"Permisi, Pemesan Syifa tujuan bandara apakah betul?" Tanya pengemudi transportasi online.
"Batul Pak." Jawab Syifa kepada pengemudi transportasi online.
"Sedikit lebih cepat ya Pak!" Kata Syifa kepada Pengemudi transportasi online itu.
"Iya Neng." Jawab pengemudi transportasi online itu.
"Rencana mau ke luar negeri Neng?" Tanya pengemudi transportasi online kepada Syifa.
"Tidak Pak." Jawab Syifa kepada Pengemudi transportasi online itu.
"Kerja di bandara Neng?" Tanya Pengemudi transportasi online dengan rasa ingin tahunya.
"Nggak juga Pak." Jawab Syifa singkat.
"Memang ada urusan apa di bandara Neng?" Tanya pengemudi transportasi online itu kembali.
"Saya mau ketemu teman saya Pak." Jawab Syifa.
"Temenya pulang dari luar negeri Neng?" Tanya Pengemudi transportasi online itu kembali.
"Nggak Pak." Jawab Syifa sekenanya.
"Lho mau ketemu teman kok ke bandara, temannya apa kerja di bandara?" pertanyaan pengemudi taksi itu bikin Syifa geram.
"Nggak juga." Jawab Syifa.
Pengemudi transportasi online berkerut kening menyimpan rasa penasaran kepada Syifa.
"Ditanya mau ke luar negeri tidak. Ditanya kerja di bandara juga tidak. Ditanya mau jemput teman yang datang dari luar negeri juga tidak. Lantas ada apa buru-buru pergi ke bandara Neng?" Tanya Pengemudi transportasi online itu.
"Sebenarnya tujuan Saya pergi ke bandara mau menyusul teman saya yang mau berangkat ke Amerika hari ini. Beberapa hari yang lalu mencoba menemui saya tetapi tidak pernah ketemu. Sepertinya ada hal penting yang ingin Ia sampaikan kepada Saya. Dan hari ini Saya mencoba temui Dia sebelum berangkat ke Amerika barangkali Saya berhasil temui Dia walau sebentar." Cerita Syifa kepada pengemudi transportasi online itu.
"Oh, baru paham Saya ternyata setiap orang punya cerita yang berbeda." Kata Pengemudi transportasi online itu.
"Nggak terasa kita ngobrol sebentar lagi sampai bandara Neng. Kita masuk lewat pintu mana?" Tanya Pengemudi transportasi online kepada Syifa.
"Saya tidak tahu Pak, Saya hanya ingin bisa ketemu teman saya yang mau ke Amerika hari ini. Jadwal penerbangan jam 11 pagi ini." Terang Syifa.
"Lho, ini sebentar lagi jam 11 Neng." Kata Pengemudi transportasi online kepada Syifa.
Syifa dengan harap-harap cemas sambil memandang keluar dibalik kaca mobil.
"Tolong usahakan ya Pak!" Kata Syifa kepada pengemudi transportasi online itu.
"Akan saya usahakan Neng." Kata Pengemudi transportasi online itu.
Setelah beberap kali bertanya kepada petugas bandara akhirnya Syifa diantar ke sebuah lobi ruang tunggu keberangkatan penumpang yang akan terbang ke Amerika.
Sementara Sabda dan Pak Karta menunggu dengan harap-harap cemas tidak ada delay dari jadwal penerbangan yang sudah ada.
Beberapa saat kemudian ada pengumuman dari ruang informasi bahwa penerbangan ke Amerika akan dilakukan sesuai jadwal. Perintah agar calon penumpang segera berkemas dan mempersiapkan diri disampaikan oleh petugas di bagian ruang informasi.
Sementara Syifa berjalan menyusuri setiap lobi di ruang tunggu sambil mengamati satu persatu calon penumpang.
"Ayo Sabda kita berangkat jangan lupa barang bawaanmu, sebentar lagi masuk ruang metal detektor hindari barang bawaan yang akan menghambat kita.
Sabda dan Pak Karta beranjak dari tempat duduk sebuah lobi ruang tunggu dan berjalan menuju ruang keberangkatan. Dan tiba-tiba terdengar suara panggilan dari jauh yang memanggil namanya.
Sabda dan Pak Karta menoleh ke belakang sambil mencari asal suara tadi. Diamati satu persatu orang di sekelilingnya namun tidak ada yang kenal. Keduanya kembali melanjutkan perjalanannya namun suara itu kembali terdengar. Sabda dan Pak Karta kembali hentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Sabda dan Pak Karta kembali mengamati satu persatu orang disekitar.
Dan mukanya terperangah setelah melihat wajah yang tidak asing baginya.
"Syifa! Panggil Sabda kepada Syifa ditengah kerumunan para calon penumpang.
"Sabda! Panggil Syifa yang berada di luar lobi keberangkatan para calon penumpang.
Keduanya saling menatap mata yang terhalang oleh pembatas kaca sebuah lobi para calon penumpang.
Pak karta mengetahui hal itu dan kemudian menepuk punggung Sabda.
"Sabda kita masih punya waktu beberapa menit, temuilah Dia.
Sabda segera beranjak menerobos para calon penumpang dan berlawan arah dari mereka pandangannya hanya tertuju kepada Syifa dan akhirnya Sabda berhasil menemui Syifa.
"Syifa!" Kata Sabda dengan nafas terengah-engah menahan lelah.
"Sabda!" Kata Syifa kepada Sabda dan keduanya saling pandang.
"Syifa!" Kata Sabda sambil menggapai tangan Syifa dan kemudian memeluknya.
"Sabda!" Kata Syifa sambil meneteskan air mata menahan haru.
"Syifa Aku mencintaimu, Aku sayang kamu." Kata Sabda kepada Syifa sambil melepas peluknya ke Syifa dan meremas jarinya. Syifa hanya mengangguk dan dan tidak kuasa meneteskan air mata.
Sabda melihat dari kejauhan Papanya sudah memberikan isyarat bahwa waktu sudah habis dan segera masuk lobi karena pesawat sebentar lagi terbang.
"Syifa! Jaga diri baik-baik! tunggu aku kembali, ya!" Kata Sabda sambil melepaskan tangan Syifa dan bergegas masuk lobi karena pesawat sebentar lagi terbang.
"Kamu Juga." Jawab Syifa sambil melepas kepergian Sabda.
Syifa berdiam diri sejenak, tambatan hatinya telah pergi berlalu meninggalkannya sendiri namun ada sepenggal asa yang tersisa untuk mengulang kembali seribu kenangan yang tidak pernah hilang.