"Dasar kriminal..." kata Xiao Zhan.
Mendadak ada suara ketukan dan suara Yubin.
"Ge, apa kau di dalam?" tanya Yubin dari luar.
"Ya!" sahut Xiao Zhan buru-buru.
"Pak Sutradara mencarimu..." kata Yubin lagi.
Xiao Zhan pun mendorong pelan bahu Yibo.
"Pokoknya aku tidak bilang setuju..." bisiknya mengancam.
Tapi Yibo justru memeluknya dari beakang kali ini.
"Pokoknya aku tetap setuju."
Xiao Zhan segera memisah lagi.
"Ya ampun, oke, terserah," katanya. "Akan kupikir lagi besok. Tapi, Lao Wang... bersikaplah yang patuh hari ini. Dan asal kau tahu, aku tidak marah karena ini hari ulangtahunmu."
Xiao Zhan menunjuk wajah Yibo.
Yibo justru tersenyum senang.
"Xiexie, Ge."
Yang membuat Xiao Zhan benar-benar tak jadi marah sebelum keluar dengan rambut panjangnya yang berkibar.
Pria berkostum hitam-merah itu membuka pintu dengan gugup dan memasang senyum lebar kepada Yubin.
"Maaf lama. Lao Wang benar-benar kasihan soal kejadian tadi," kata Xiao Zhan pada Yubin. "Untung dia sudah baik-baik sekarang."
Yubin menilik Yibo sebentar yang di dalam. Sudah dengan raut datarnya lagi.
"Oh, syukurlah..." kata Yubin. "Kalau begitu aku ikut senang juga."
"Haha..." tawa Xiao Zhan meski garing. Dia menggandeng tangan Yubin dan menyeretnya menjauh dari sana. "Ayo kita temui Pak Sutradara. Kira-kira tugas apa lagi yang diberikan kepadaku."
Waktu itu, Xiao Zhan mungkin punya kesempatan untuk pergi. Tapi kali ini tidak. Yibo tak akan membiarkannya keluar begitu saja tanpa izinnya.
"Ge, apa kau ingin berciuman?" tanyanya.
"Apa?"
Xiao Zhan langsung menoleh kepadanya dari fokus ke layar chat Xuan Lu.
"Ber-ci-u-man," kata Yibo. "Main bibir dengan bibir. Bukankah Zhan Ge sudah memahami makna jelasnya?"
Xiao Zhan pias. "Iya, tapi... sekarang? Nanti kita take action bagian penting," katanya panik. "Maksudku, kamera akan fokus ke kita berdua sangat lama. Dan pasti zoom in. Mana mungkin kau merusak penampilanku begitu saja?"
Yibo geli mendengarnya. "Merusak Gege?" tandasnya gemas.
"Memang apa yang akan kulakukan kepada Zhan Ge? Aku hanya mengajak berciuman."
Xiao Zhan refleks memukul kepala Yibo. "Pokoknya tidak. Kau itu singa. Dan aku lebih dari tahu seperti apa gigitanmu."
Yibo tertawa kecil saat itu. "Ya aku singa," katanya santai. Dia justru menggenggam pergelangan tangan Xiao Zhan dan membatasi gerakkannya. "Dan akan kuingatkan seperti apa singa menggigit."
"Hei! Bo Diโ"
Terlambat.
Yibo sudah menyatukan bibir mereka. Dan 'bocah' lelaki 21 tahun itu memejamkan mata secepat kilat. Membuat Xiao Zhan terbelalak kala ciuman itu semakin panas. Padahal sudah terdengar ketukan beberapa kali dari luar.
"Aduh!"
"Rasakan itu!" desis Xiao Zhan dengan gugup. "Kutunjukkan gigitan singa yang sebenarnya."
Yibo menutup bibirnya dengan punggung tangan. "Asshh... Ge! Ini pasti sudah berdarah!" protesnya pelan.
Xiao Zhan juga mengusap bibirnya dengan punggung tangan saat itu. "Kau memang bocah nakal! Sudah kubilang ciuman sekarang akan ada resikonya. Pokoknya nanti kau yang terlihat mengerikkan di kamera."
"Hei..."
Xiao Zhan segera keluar sebelum ketukan itu semakin parah.
Dan ternyata, itu adalah seorang asisten fotografer mereka hari ini.
"Apa semua baik-baik saja?" tanya pria itu. Dia menilik ke belakang dan melihat Wang Yibo yang sudah memunggungi dan berpura-pura menyingsingkan pita rambut putihnya yang berantakan.
Padahal, kalau dilihat lebih jeli, penampilan mereka baik-baik saja dari ujung kepala hingga kaki.
Xiao Zhan tertawa. "Hahaha... tentu saja. Kita akan segera lakukan take selanjutnya. Ya kan Lao Wang?"
"Oh, ya.." Wang Yibo berbalik dan tersenyum tipis. "Lagipula klip ponselku sudah ketemu. Xiexie, Ge... sudah membantu mencarikan."
Xiao Zhan berbalik dan melihat Wang Yibo yang entah sejak kapan sudah mengodel klip ponselnya dari casing.
Sialnya, asisten fotografer yang bertugas hari itu lumayan jeli.
"Kalian berdua ada pemotretan penting hari ini," katanya. "Tapi, Wang Yibo... apa yang terjadi dengan wajahmu?"
"Aku?"
"Ya," kata pria itu. "Mulutmu pecah seperti itu. Memang apa saja yang kau lakukan?"
Seketika dua jantung yang disana berirama satu hentakan.
Xiao Zhan bingung. Wang Yibo asal mnjawab sekena hati.
"Oh.. mulut?" Yibo meraba bibirnya sendiri. "Tadi aku terantuk sesuatu saat mengambil klip ku di bawah meja wardrobeโah, lupkan. Jadi, apa memang kelihatan seburuk itu?"
Pria itu mendekat. "Tidak juga sih... tapi sebaiknya kau segera pakai krim untuk membuatnya lebih mendingan," katanya. Walau dia sempat tergoda melihat Xiao Zhan yang di belakang. "Maksudku, yah... mungkin karena cuaca juga."
"Ya, oke. Nanti akan segera ku obati."
Kening pria itu refleks mengerut saat mendengar pilihan kata Yibo.
Yibo yang tertangkap basah justru menepuk bahu pria itu. "Pokoknya begitu. Aku keluar dulu daripada menyita waktu. Oke, Paman?"
"Ya..."
"Ayo, Ge," ajak Yibo. Dia segera menghampiri Xiao Zhan dan berjalan melewati lawan mainnya itu seperti biasa dia bertingkah.
"Kita harus segera pergi ke sana."
Xiao Zhan tidak menjawab dan hanya mengikuti langkah Wang Yibo. Dia baru berseru, "Tunggu, Lao Wang! Jalanmu cepat sekali!" waktu mereka memasuki pintu ruang pemotretan.
Tanpa peduli, bahwa kerutan di kening asisten fotografer itu semakin dalam.
TAMAT
FF Ini emang drabble pendek kegiatan real Yizhan yang tergambar di alam khayalan saya. Hahah... dan sedikit bumbu rumor juga sih. Makanya judulnya Rumor huahahah ๐คญ๐
Selain drabble pendek, aku juga mau up Another One Shoot YiZhan kalau terkadang pengen bikin One Shoot ๐
Kan enak aja kalo kujadiin satu. Gak pecah-pecah kemana-mana. Lagian One Shoot ya one shoot...
Langsung selese gitu kan enak bacanya... hehehe... Gampang ganti suasana...
Semoga suka~
Btw, entah benar atau tidak, pas adegan sebelum gendongan ini bibir Yibo pecah dikit bagian bawah. Itu dengar-dengar... karena YiZhan abis ciuman di ruang wardrobe ๐
Om_Rengginnang ๐