"Tae Hyun," panggil Tae Jung pada adiknya laki-lakinya yang sedang berbaring malas membuka kedua matanya mareka kelelahan dan mengantuk berat. "'Cepat bangun," ucap Tae Jung membuat Tae Hyun membalikkan tubuhnya menjauh dari suara seseorang.
"Tae Hyun, cepat bangun. Jangan membuat masalah setiap hari dan membuat ibu terus mengadu padaku karena kau terus merepotkan ibu di rumah," kesal Tae Jung pada adiknya karena terus diam dan nyenyak dalam tidurnya. "Aku baru saja tidur jam empat subuh Kak," jawab Tae Hyung yang tidak banyak bicara melainkan memilih banyak diam karena dia masih kelelahan.
Tubuhnya seakan-akan remuk karena Tae Hyun benar-benar menghabiskan energy dalam tubuhnya untuk bermain dengan wanita di Bar manapun.
"Kau pikir dengan bermain wanita seperti ini air spermamu tidak akan menghasilkan bayi, hah?" tanya dalam keadaan marah Tae Jung membuat Tae Hyun memperbaiki posisinya menjadi duduk dan membuka wajahnya melihat kakaknya.
"Tidak ada cara lain, aku frustasi," jawab Tae Hyun membuat Tae Jung menggelengkan kepalanya pelan dan menarik kasar tangan adiknya walaupun dia tidak mengenakan pakaian sama sekali.
"Cepat bangun atau aku akan membuatmu benar-benar kehilangan harga dirimu detik ini juga," tarik kasar Tae Jung membuat Tae Hyung terhuyut dan berdiri dalam posisi yang masih mengantuk karena tarikan kasar kakak laki-lakinya.
"Jangan membawaku pergi dalam keadaan seperti ini, okey-okey aku akan bangun," ucap Tae Hyun mengalah seperti babi karena tenaga kakaknya benar-benar sangat kuat melebihi apapun.
Tae Hyung menang karena kakaknya mengalah, Tae Jung menunggu adiknya berpakaian rapi dan mulai menarik tangan Tae Hyun tanla ampun.
"Ceritakan apa yang sudah kau perbuat sampai-sampai ayah mengurungmu, dan kau memilih kabur dari rumah dan ditemukan oleh Woo Sik dalam keadaan seperti tadi," tagih Tae Jung yang akan merawat adiknya dengan caranya sendiri.
"Aku hanya memanggil salah satu wanita dari Bar ini juga waktu itu untuk menemaniku di kantor. Aku sangat bosan di kantor, ayah hanya melihat aku sedang bercinta dengan jalangku dengan begitu aku di bawa ayah pulang dan di kurung," jelas Tae Hyun membuat Tae Jung menatap adiknya tajam, tangannya mengepal ingin sekali memukul membabi buta jika dia melupakan siapa dirinya bagi Tae Hyun.
"Lalu?" tanya Tae Jung meminta hal lain dari sebelumnya pada Tae Hyun untuk dijelesakan lebih mendetail dari sebelumnya. Tae Hyun yang merasa tertekan hanya bisa menghela nafasnya berat dan mengerucurkan bibirnya seolah-olah semua pengawasan dari kakaknya seperti dirinya ada di penjara dan menjadi narapidana yang dilindungi.
"Jawab saja," desak Tae Jung karena melihat Tae Hyun melihat dengan jelas anak suruhannya untuk menjaganya dengan bersih dan juga Tae Hyun. Tae Hyun yang tidak terbiasa hanya bisa mendengus sebal, ini menyebalkan dari apapun.
"Aku kabur karena aku memiliki janji dengan wanita yang ku pesan dua hari sebelumnya," jawab Tae Hyun langsung pada intinya, Tae Jung memutar bola matanya malas.
"Tinggallah di mansion kakek agar kau tahu apa artinya kerja keras dan hidup mandiri," ucap Tae Jung menegaskan pada Tae Hyun agar dia tahu apa artinya hidup yang sebenarnya. "Kakek?" tanya Tae Hyun yang tidak terima sama sekali.
"Mulai sekarang aku yang akan mengajarimu cara menjadi pria yang sesungguhnya," tegar Tae Jung tidak ingin mendapat bantahan apapun, Tae Hyun yang duduk di samping kursi kakaknya hanya bisa menghela nafasnya berat.
"Ini akan sulit, dan ku pikir akan tidak mungkin juga kabur dari penjagaan sebanyak ini. Terlebih kau---" ucapan Tae Hyun terpotong karena Tae Jung menatapnya tajam dengan telinganya yang tajam.
"Berhenti memikirkan hal bodoh, tutup mulutmu dengan kata-kata yang lebih berbobot untuk dikatakan, mulailah dari hal kecil, dan atur hormon dan nafsu babi mu itu agar tidak melukai semua pembantu di sana atau aku akan memotongnya dengan tanganku sendiri dengan cara dicabut," ancam Tae Jung membuat Tae Hyun yang mendengarnya langsung duduk menjauh dari kakak laki-lakinya melindungi aset berharga 'miliknya' atau bisa dijelaskan dengan, privasinya.
"Kau masih saja kasar, bagaimana aku bisa hidup jika kakak sekasar ini."
○○○
"Wah besar sekali," puji sumringah Tae Hyun pada mansion yang ditinggali kakak laki-lakinya sejak pertama dia menginjakkan kaki di tanah saat itu juga. "Berhenti mengatakan omong kosong," maki Tae Jung membuat adiknya terdiam.
"Aku memang sangat jarang datang ke sini karena ayah melarangku, bukankah kakek dari ibu tidak pernah akur dengan ayah? Inilah masalahnya, aku menjadi tidak mendapat warisan dari kakek karena ayah melarangku datang ke mansion besar ini sejak aku kecil," keluh Tae Hyun dengan kebodohan ayah nya yang terlalu pilih-pilih dalam mengurus anaknya.
"Lagipun, kau memang sudah sangat di sayangi kakek bahkan Kak Ji Kang juga merasa itu tidak adil karena dia lah cucu pertama kakek." Tae Jung memutar bola matanya saat adiknya terlalu banyak bicara.
"Tutup mulutmu," kesal Tae Jung menarik kasar adiknya masuk ke mansion kakek mereka walaupun sebenarnya mansion seluas ini hanya dijadikan rumah untuk cucu-cucu mereka kelas saja.
Jadi Tae Jung sama sekali tidak berusaha menguasai, ibunya tahu jelas jika adiknya tidak menyukai Tae Jung, oleh karena itu Tae Hyun ibu kirimkan agar pertengkaran diam-diam dari keluarga ibunya tidak begitu menyulut semua amarah seseorang.
"Dan katakan kau akan menuruti apa yang aku inginkan karena kau akan tinggal di mansionku," minta Tae Jung pada Tae Hyun sebagau janji suci keduanya. "Kenapa aku harus mengatakannya?" Karena dia tidak begitu perduli pada sesuatu.
"Katakan saja atau aku tidak akan menampungmu!" kesal Tae Jung memaksa adiknya agar terlihat dengan jelas dengannya saat itu juga. Dan jika perjanjian itu sudah terjadi, sangat-sangat baik juga bagi Tae Hyun sendiri karena Tae Jung akan melindungi Tae Hyun semuanya.
Dalam artian, nyawanya sendiri.
"Aku akan mematuhi apa yang Tae Jung inginkan dan aku akan memberikan apa yang kau inginkan karena semua yang kau berikan padaku adalah anugrah." Tae Jung terkekeh, dia berjalan mendekat pada adiknya dan merangkulnya santai. Keduanya masuk ke dalam dalam diam, Tae Jung seolah-olah memperkenalkan adiknya dengan cara paling hormat.
"Dia adikku, apapun yang dia inginkan penuhi saja karena itu yang kalian kerjakan," ucap Tae Jung memperkenalkan adiknya dengan kesombongan wajah dari Tae Jung melupakan segalanya.
Beberapa dari yang lainnya mengangguk dan menjawab, kecuali perempuan yang berhasil membuat Tae Jung sedikit geram karena pakaian kotor dan lainnya milik Tae Jung.
"Sejak kapan yang ku beli menjadi pembantu?" sadar Tae Jung membuat beberapa penjara dan narapidananya menggelengkan kepalanya tidak menjawab sedikitpun.
"Aku akan membunuhnya," geram Tae Jung yang tidak terima karena sejak semalam yang Tae Jung tahu Eun Ra sedang di kamarnya dengan meratapi nasib dan ingin bunuh diri mungkin saja.
"Pastikan Eun Ra masuk kamarku," ucap Tae Jung membuat beberapa pembantu tertekan karena keinginan Tae Jung.
"Apa yang ingin kau lakukan?" cegah Ji Min yang bingung dan melarang Tae Jung untuk membawanya pergi. "Hanya mewarnai," jawab Tae Jung membuat Ji Min sedikit bergemetar.
"Kau sengaja memanfaatkan waktu atau memang kau yang plin-plan?" Tae Jung memutar bola matanya malas.
"Jauhkan pandanganmu dari milikku, adik sialan." Tae Hyun terkekeh dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
"Eun Ra sangat cantik, Kak."