Chereads / Gong Eun Ra : Contested Woman / Chapter 45 - 45. Bertemu Dengan Ayah.

Chapter 45 - 45. Bertemu Dengan Ayah.

Jadi hari ini Ji Kang datang ke kantor kakeknya, Tae Jung membawa Eun Ra untuk bekerja saat ini, tidak ada jadwal pengambilan barang di pelabuhan, Go Hyung ikut Tae Jung dan Ji Kang hari ini pergi sendiri.

Woo Sik sedang tidak berguna untuk Ji Kang, dia meminta sekretaris pengganti di perushaan kakeknya untuk membantunya.

Limabelas menit yang lalu Ji Kang memanggilnya, tidak lama dari itu wanita yang sama datang padanya. "Ada meeting jam makan siang tuan, dan hari ini jadwal sedang kosong juga," jelas sekretaris tersebur membuat Ji Kang menyatukan alisnya pelan. "Seharusnya ada, kenapa Tae Jung--"

"Bukan Tae Jung yang menggantinya tuan, tapi memang sudah digabungkan meeting di jam ini dengan kemarin. Tuan Tae Jung melakukan segalanya kemarin," potong tidak sopan sekretarisnya membuat Ji Kang menghela nafasnya berat.

"Baiklah, apa semua laporan sudah ada di--"

"Dan semua laproan hari ini dan besok sudah dikerjakan tuan Tae Jung juga, tuan." Alis Ji Kang menyatu bingung, kenapa Tae Jung meminta bantuan padanya untuk mengurus beberapa masalah serius di kantor jika semuanya sudah selesai.

Ji Kang kembali menanyakannya lagi. "Tae Jung mengatakan padaku jika ada masalah dan beberapa hal yang perlu ku perbaiki, dia mengatakan dia tidak bisa."

"Bagian apa yang perlu ku selesaikan sekarang?" tanya Ji Kang meminta apa yang akan dia lakukan untuk hari ini pada sekretarisnya. Wanita itu tidak mengatakan apapun, dia meminta izin pada Ji Kang untuk keluar ruangan saja.

Dia sedang melihat beberapa laporan karyawan biasa setidap harinya. Ji Kang mengizinkannya, dia berjalan menjauh mendekat pada kursi untuk duduk sebentar.

Namun langkah seseorang masuk membuat Ji Kang mengurungkan niatnya, dia membalikkan tubuhnya melihat siapa yang datang.

Hanya saja.

"Apa kabar, anakku?" tanya Woo Sik datang menggunakan jas kantornya, yang biasa ayahnya pakai cukup lama. Ji Kang terdiam, dia menatap tajam dan serius pada ayahnya.

Tidak ada yang mengatakan apapun pada Woo Sik, Ji Kang sama sekali tidak mengatakan apapun dan memilih melanjutkan langkahnya. "Tae Jung sialan!" umpat Ji Kang yang bisa di dengar oleh Woo Sik dengan jelas, pria dewas aktu berjalan mendekati anaknya.

Mengelus puncak kepala anaknya, hanya saja Ji Kang langsung berdiri dan berjalan menjauh. Perasaan belum siap, ragu dan takut. Dia marah, ego nya harus turun sekarang? Apa harus sekarang sekali keduanya saling bertemu? Kenapa tidak lusa saja?

"Ayah mendengarmu," tegur Park Woo Sik pada anaknya untuk tidak kembali mengumpati siapapun, Ji Kang memutar bola matanya malas, dia memilih menatap tajam ayahnya dan berbicara pelan.

"Untuk apa ayah datang? Untuks siapa ayah ke sini? Dan ada masalah apa ayah ke kantor?" Woo Sik berjalan mendekatkan dirinya pada anaknya, dia tidak mengatakan apapun, hanya saja tangannya berhasil menarik tubuh besar anaknya dengan pelan

HAP.

Mereka berdua berpelukan dengan Wooo Sik memeluk Ji Kang dengan dominan. "Apa--"

"Tutup mulutmu, sulit menjautuhkan ego ayah hanya untuk pria sepertimu, Ji Kang," potong Woo Sik membuat Ji Kang terdiam tidak mengatakan apapun memilih diam.

"Kau membuatku takut ayah," gumam Ji Kang lirih, tangannya sama sekali tidak bertindak jauh, tubuhnya dipeluk erat oleh ayahnya, tangannya tidak membelas, namun pelukan itu semakin mengerat.

"Ayah yang sangat ketakutan, melebihi kau takut pada siatuasi berbahaya," balas Woo Sik tidak kalah tegas membuat anaknya terdiam, dia menghela nafasnya berat dan kembali berbicara sedikit. "Ayo berbicara, aku tidak meminta ayah untuk berdamai denganku, dan aku juga tidak ingin berdamai dengan ayah."

"Ada apa ayah datang? Dan apa benar yang dikatakan Tae Jung kemarin? Ayah akan membantu perusahaan kakek? Bagaimana dengan bisnis ayah?" tanya Ji Kang lebih mengkhawatirkan perusahaan ayahnya daripada perusahaan kakeknya yang memiliki begitu banyak karyawan dari yang ayahnya miliki.

"Ayah akan melanjutkannya, ibumu sedang melanjutkannya." Alis Ji Kang menyatu bingung, dia tidak percaya. Ibunya yang sangat manja dan tidak tahu segalanya melakukannya?

Tapi--

"Jangan menganggap remeh ibumu, Ji Kang. Dia sama dengan pamanmu, ibumu memang tidak tahu segalanya, tapi dia tidak bodoh." Ji Kang terdiam, dia tidak mengatakan apapun karena pelukannya.

Woo Sik melepaskannya begitu saja, namun suasana kembali canggung dengan apa yang anaknya katakan padanya.

"Ku pikir ayah akan egois, ku pikir ayah akan tidak percaya padaku, ku pikir ayah membenci perusahaan yang kakek tinggalkan," celetuk Ji Kang membuat Woo Sik terdiam pelan, dia melirik mata anaknya yang tidak menatap padanya.

"Ayah datang karena kau bodoh, Ji Kang."

○○○

"Kau marah padaku?" tanya Tae Jung pada Eun Ra yang sejak perjalanan berangkat ke mansion dua Eun Ra terus diam tidak mengatakan apapun, bahkan saat mata Eun Ra terus melihat ke arah Ji Kang Tae Jung melìhatnya.

Tae Jung akui jika dia salah, dia mengakui jika yang dilakukan olehnya memang tidak seharusnya dia lakukan pada Ji Kang. Benar yang dikatakan paman Woo Sik kemarin, seegois-egoisnya Ji Kang, dia akan lebih mementingkan adik-adiknya, karena Woo Sik mendidik Ji Kang untuk terus mengalah.

Karena apa? Untuk hidup yang lebih bahagia, bukan tertekan sama sekali. Hanya saja Tae Jung terus tidak perduli dengan yang sebenarnya terjadi.

Dia benci melihat Eun Ra melihat ke arah Ji Kang dengan tatapan menggelikan seperti itu, dan yang kembali membuat Tae Jung kesal hanya beberapa hal yang tidak perlu diperjelas.

Misalnya, hak paten Eun Ra bekerja pada siapa.

Ada yang ingat saat Tae Jung mengatakan pada Ji Kang tepat satu hari setelah Tae Jung membeli Eun Ra?

Tae Jung memberi perintah pada Ji Kang untuk menghancurkan black market tersebut untuk mendapatkan kembali uangnya. Ji Kang yang tidak ingin mendapatkan sedikit justru mengambil semuanya, Yoon Sa dan juga meledakkan tempatnya tidak tersisa.

Tae Jung mengatakan apa?

'Ambil kembali uangku, karena wanita jalang itu tidak berguna!' Hahaha, Ji Kang mengalah untuk Tae Jung, Tae Jung mengalah untuk Tae Hyun, dan Tae Hyun mengalah untuk ayah dan pamannya.

Serumit ini kah?

"Kenapa aku harus marah? Aku sedang bekerja dan kenapa aku harus marah padamu, tuan?" tanya Eun Ra balik bertanya membuat Tae Jung merasa tidak nyaman. "Baiklah," jawab Tae Jung tidak jauh.

Dia keluar dan diikuti oleh Eun Ra di belakangnya, Eun Ra tahu Kang Hyun datang bersamanya dnegan mobil yang berbeda, lebih tepatnya dimana mobil yang ditumpangi Kang Hyun ada di belakang mobil Tae Jung.

Kang Hyun sampai.

"Ada masalah apa denganmu Eun Ra? Langsung masuk saja," ajak Kang Hyun turun dan meminta Eun Ra untuk mengikutinya, akhir-akhir ini Eun Ra menjadi lebih nyaman dengan Kang Hyun.

Semenjak Eun Ra tahu bagaimana gilanya seorang Tae Hyun pada Song Ji Min, Eun Ra menjaga dirinya dari Tae Jung.

Bukan karena Eun Ra menyukai Ji Kang, melainkan karena Eun Ra tidak ingin mati cepat.

"Kau punnya masalah apa dengan tuan Tae Jung?" tanya Kang Hyun yang sedang mensterilkan pakaian, tangan dan hampir semuanya. "Aku? Tidak ada. Aku baik-baik saja," jawab Eun Ra santai debgan membersihkan dirinya juga setelah Kang Hyun.

"Kau aneh, dan salah." Selesai Kang Hyun mengatakannya, pria itu pergi menjauh menuju ruangan tempat biasa dia bekerja. "Apa yang aneh? Dan kenapa aku bersalah?" gumam Eun Ra sama sekali tidak menyadari kesalahannya sama sekali.

Tangannya membuka pintu operasi itu, dengan santai karena sudah terbiasa. Namun langkahnya melambat dan melirih begitu melihat Tae Jung sedang di posisi awal dimana dia dulu mengajari Eun Ra bekerja untuk pertama kalinya.

"Bantu aku, kau yang mengatakan jika aku tuanmu dan yang menyelamatkan hidupmu kan? Lakukan pekerjaanmu dengan membantuku," jelas Tae Jung meminta kedatangan Eun Ra padanya, Eun Ra melirik Kang Hyun yang sedang melakukannya dengan pria lain.

"Sekarang kau menyukai Kang Hyun juga?" tanya penuh selidik dari Tae Jung pada Eun Ra, yang ditanya tersentak sedikit karena terkejut. "Apa itu penting untukmu, tuan?"

Tae Jung terkekeh kecil, dia menatap tajam Eun Ra dan kembali melakukan pekerjaannya.

"Benar kata orang-orang. Orang baik, polos, bodoh dan lugu hanya ditunjukan diawal saja. Tidak ada orang baik di dunia ini, sebab mereka hanya pintar menggunakan topeng, melepasnya selagi nyaman, dan bermunafik setiap saat."

"Nafas mereka saja sudah sangat menjijikan."