Chereads / Gong Eun Ra : Contested Woman / Chapter 26 - 26. Adik Sepupu Menggemaskan.

Chapter 26 - 26. Adik Sepupu Menggemaskan.

"Apa kau akan memberiku pekerjaan yang mengharuskanku bangun jam empat pagi setiap hari, tuan Tae Jung?" tanya Eun Ra yang cukup belum terbiasa karena sekarang pukul empat pagi bahkan di jalanan yang masih gelap.

"Kau pikir kau harus bangun jam enam pagi saat tuanmu saja pergi bekerja pukul tiga pagi?" Eun Ra terdiam, dunia Tae Jung sepertinya sangat keras. Seseorang merusak hidupnya dengan cukup buruk, dan Eun Ra pikir yang dipikirkan oleh kepalanya hanyalah omong kosong.

"Aku hanya bertanya tuan Tae Jung, bukan berusaha tidak tahu diri, aku mengatur jam bekerjaku sendiri dengan begitu aku meminta pekerjaan padamu agar kau memberiku jam ekslusif dimana aku harus bekerja untuk hidup," jels Eun Ra membuat Tae Jung memutar bola matanya malas.

"Diamlah Eun Ra. Kau membuatku pusing, ikuti saja, turuti saja. Ini yang kau mau kan? Aku akan memberikannya."

"Dan lagi, ini masalah besar. Jadi sebelum kau bertemu dengan mautmu dan satu hal yang kau tidak pikirkan, kau harus serius dan memanfaatkan waktumu pada dirimu sendiri hari ini," jelas Tae Jung dimana Eun Ra akan sangat terkejut dan ingin pulang pastinya.

Tae Jung hanya ingin menjadikan Eun Ra lebih berguna untuknya. Sebab hidupnya selama ini selalu menjadi beban baginya, merepotkan baginya dan membuatnya terus kesal dan menjadikannya beban pikiran di isi kepalanya yang penuh.

"Tuan, kau harus mengurus beberapa persenjataan. Haruskah aku memintanya pada Ji Kang untuk mengurusnya? Tae Hyun berangkat pukul dua karena ingin pergi," ucap Go Hyung. Pria dewasa memiliki satu anak itu menanyakan jika ada beberapa barang yang harus diambil kali ini.

Berhubung Tae Jung akan membawa Eun Ra ke mansion dua, Go Hyung pikir dia harus pergi menanyakannya atau dia akan lupa.

"Ji Kang akan mengurusnya paman, kau tenang saja. Dia tahu kemana dia akan pergi dan dia paham apa yang harus dia urus bahkan saat paman tidak paham sesuatu," jawab Tae Jung membuat Go Hyung hanya terdiam dan fokus menyetir saja.

Eun Ra yang mendengar penuturan Tae Jung pada pria dewasa di depannya hanya bisa terdiam dan memilih tidak ikut bicara. "Ji Kang memang sudah berangkat, sepertinya dia sudah pergi. Aku tidak tahu tuan," jawab Go Hyung lagi menarik perhatian bagi Eun Ra untuk melihatnya.

Kali ini Tae Jung memilih mengangkat bahunya malas tidak ingin menjawab. Perjalanan sampai limapuluh enam menit, sengaja santai karenaada Eun Ra.

Biasanya Tae Jung ingin pergi dengan waktu empatpuluh menit kecepatan penuh. Dan kali ini Tae Jung hanya ingin memberi Eun Ra kenyamanan sebelum dia hilangkan kenyamanan itu.

"Sudah tuan," jelas Go Hyung menghentikan lajunya. Tae Jung menganggukkan kepalanya dan meminta Eun Ra mengikutinya juga.

Mata Eun Ra tidak bisa keluar dari sisi manapun. Lebih tepatnya bagaimana mansion sebesar dan megah ini akan Eun Ra tempat kerjai jika pekerjaan Eun Ra hanya seorang pembersih?

"Tuan kau--"

"Berhenti berbicara seolah kau tidak bekerja padaku Eun Ra!" tegur Tae Jung membuat Eun Ra terdiam dan menutup mulutnya rapat-rapat.

Baru saja Go Hyung akan mengikuti Tae Jung dan Eun Ra kali ini dihentikan.

"Pulanglah paman, kau butuh istirahat. Aku memberimu waktu istirahat enam jam dari sekarang dan besok kau tidak tidur paman." Tae Jung mengintrupsi Go Hyung kali ini. Pria itu menyatukan alisnya bingung, biasanya Go Hyung hanya beristirahat tiga sampai empat jam sehari, dan apa ini?

"Bukankah aku baru bekerja sekarang--"

"Aku tahu paman belum beristirahat karena mengantar anakmu. Istirahatlah, enam jam dari sekarang kau harus menjemput seseorang yang ku perintahkan paman." Go Hyung tidak memilih berbicara, dia langsung pergi karena perintahnya.

Eun Ra yang melihat semua itu sedikit bingung, namun mulutnya lebih memilih diam. "Mansion ini," jelas Tae Jung kecil pada Eun Ra yang membuntutinya sejak lima menit berdua.

"Ya?"

"Tempat dimana aku mengoperasi orang-orang yang tidak berguna. Bisa kau membantuku mendekatkan padaku alat-alat untuk mengambil beberapa organ dalamnya? Perkerjaanmu hanya itu Eun Ra-ah." Tae Jung mengatakan yang sejujurnya tidak main-main. Kali ini Eun Ra tersedak ludahnya sendiri.

"Kau bercanda tuan Tae Jung?"

"Kau yang bercanda Eun Ra. Bukankah ini yang kau minta?"

○○○

/Ku rasa kau harus mengambil Tae Hyun. Dia bisa saja kehilangan kendali. Ambil Tae Hyun di rumah Song Ji Min Ji Kang Kak, dia akan kehilangan kewarasannya jika kau tidak mengambilnya sekarang./

Kurang lebih pesan singkat seperti itu yang Tae Jung berikan pada Ji Kang pukul satu siang. Tidak ada yang tahu kemana Ji Kang pergi, dan tidak ada yang begitu paham kerandoman seorang Tae Hyun kecuali kakalnya.

Tae Jung memang tidak begitu sadar dengan perubahan adiknya, hanya saja ponsel pelacak miliknya yang sudah terhubung dengan adiknya menunjukkan rumah Go Hyung nya.

Dae Gu.

"Kau puas? Untung ususnya tidak sampai kau ambil paksa," lega Ji Kang yang berhasil menghajar Tae Hyun habis-habisan karena melukai Song Ji Min yang sedang sekarat di atas ranjangnya sendiri.

"Kak dia benar-benar, aish." Tae Hyun mengumpat dengan wajah sangat kesal melihat wajah tidak sadarkan diri milik Ji Min. Banyak darah mengalir dari perut dan kepalanya. Dan Ji Kang yakin masalahnya bukan pada kepala, Ji Min tidak akan amnesia dan semacamnya.

Dan Ji Kang pikir itu hanya permainan beberapa saja. Karena yang terparah adalah luka di perut bagian kanan milik Ji Min.

"Kau ingin membunuhnya? Kau aneh Tae Hyun, kau pikir dengan kau membunuhnya masalahmu selesai? Semua semakin sulit, bodoh!" maki Ji Kang dengan memukul keras kepala Tae Hyun lagi.

"Woo Sik, urus dia. Katakan saja itu kecelakaan, urus biaya Rumah Sakit dengan asuransi Go Hyung, jangan buat Tae Jung mengelurakan uang," titah Ji Kang membuat dua pria dewasa yang lebih muda darinya dua tahun berjalan mendekati tubuh Ji Min yang bersimbahkan darah.

Tae Hyun melihat dari saat Ji Min diangkat oleh Woo Sik sampai keluar dari kamar Ji Min. "Fokus padaku, brengsek!" maki Ji Kang lagi pada adik sepupunya, Tae Hyun yang mendengarnya hanya bisa meringis kecil.

"Kau benar-benar merepotkanku. Kau pikir tusukan dalam tiga centi meter tidak hampir menembus perutnya?"

"Apa kau tidak punya otak? Botol kaca wine bisa merusak saraf di kepalanya jika kau memukulnya sampai botol itu pecah!"

Ji Kang hampir tidak bisa menahan kemarahannya dengan mengomel pada Tae Hyun. "Kau benar-benar amatir saat membunuh manusia, belajarlah padaku. Aku akan mengajarimu asalkan kau mau mengorbankan tubuhmu, sialan!" kesal Ji Kang membuat Tae Hyun melihat ke mata Ji Kang malas.

"Kau menyukainya? Kenapa kau sangat marah?" tanya Tae Hyun dengan wajah sangat polos bertanya pada kakaknya. "Kau gila?" Lagi! Astaga.

"Aku sedang di China untuk mengambil beberapa barang, dan kau berulah membuatku harus memukulimu di Dae Gu bahkan saat aku bisa saja menembakmu dengan pistolku?"

"Kau benar-benar menyusahkanku Tae Hyun," marah Ji Kang lagi, Tae Hyun memutar bola matanya memilih berjalan meninggalkan kamar Ji Min dan mulai menuju ke mobil miliknya di halaman depan rumah Go Hyung saat ini.

"Mau kemana kau?"

"Pulang, aku akan naik mobilku sendiri. Aku tidak ada--"

"Mobilmu sudah ku bakar," ucap Ji Kang memberitahu saja jika mobil kesayangan Tae Hyun yang Tae Jung belikan dua tahun lalu sudah Ji Kang bakar bahkan sebelum dirinya masuk ke dalam rumah Go Hyung.

"Kau bercanda?"

"Tidak, aku hanya menertawakan bagaimana kau bermain kotor dengan sangat bodoh sampai-sampai aku harus mendidikmu dengan cara sekotor ini juga. Ikut denganku!" Perintah Ji Kang membuat Tae Hyun hanya berdiri mulai patuh mengikuti Ji Kang.

"Ku pikir aku tidak akan ketahuan lagi, apa kau tahu dari Kak Tae Jung?" tanya Tae Hyun yang sangat curiga mendapatkannya.

"Jika aku tidak perduli padamu, aku akan datang ke Dae Gu hanya untuk melihat kau tertangkap Tae Hyun. Aku berusaha menyelamatkanmu, dan kau berusaha menuduhku yang tidak-tidak?"

Tae Hyun menyandarkan kepalanya begitu kedunya duduk di jok belakang mobil. Supir mengantar keduanya. "Markas dua. Aku harus memuaskan hasratku membunuh melihat Tae Hyun amatir membunuh seseorang," perintah Ji Kang membuat supir di depannya melakukan tugasnya.

"Kau pusing, Kak?" tanya Tae Hyun yang melihat seberapa pucatnya wajah Ji Kang. "Ya, dan kau membuatku hampir mati jika saja aku terlambat sampai," jawab Ji Kang pelan.

"Kau ingin ku bunuh sebagai pengalihan penyakitku?" tanya Ji Kang lagi, Tae Hyun yang mendengarnya hanya bisa menjauhi tempat duduk membuat jarak cukup lebar dari kakak sepupu laki-lakinya sendiri.

"Jika kau membunuhku, kau tidak akan bisa melihat adik sepupu semenggemaskan diriku Kak Ji Kang," jawab Tae Hyun dengan percaya diri walaupun kali ini dia bergetar mengatakannya.

"Bangsat!"