Chereads / Gong Eun Ra : Contested Woman / Chapter 29 - 29. Jangan Mencintai Wanita Sendirian.

Chapter 29 - 29. Jangan Mencintai Wanita Sendirian.

Benar saja, Tae Jung harus datang ke Rumah Sakit dimana Go Hyung yang menjemputnya dan membiarkan Ji Kang datang juga, Ji Kang harus diikut sertakan karena Ji Kang yang bisa mencegah terjadinya lepas kontrol Tae Jung terhadap uangnya.

Mau bukti?

Beberapa kali Go Hyung meminta pencairan uang, pembantuan dana dan membuat rumah (tempat yang sama dimana Ji Kang menjemput Tae Hyun). Saat itu Ji Kang tidak sedang dibekerja di perusahaan kakeknya karena ayahnya membutuhkan bantuan. Terlepas dari itu juga baik Ji Kang atau Tae Jung, keduanya disibukan degan pekerjaan masing-masing.

Dua bulan tidak membantu perusahaan kakeknya yang dipegang Tae Jung saat itu, Tae Jung memberikan bantuan sebanyak $12.097.678 pada Go Hyung.

Ini memang pemerasan, membuat rumah, meminta tanah, dan perawatannya. Sialan. Tae Jung dulu sangat bodoh, dan tanpa sengaja juga dia dibodohi oleh Go Hyung sendiri.

Menyerahlah sudah, bagi Ji Kang. Jika itu bukan ayah dan ibunya, tidak perlu dipercaya. Karena Ji Kang sejujurnya juga malas percaya pada orang-orang yang tidak tinggal satu rumah dengannya.

"Berapa banyak lagi kau akan menyubit beberapa uang peninggalan tuanmu tuan Go Hyung? Tidakkah kau sadar kenapa anakmu mendapatkan masalahnya sendiri?"

"Berawal dari kau, kan? Berhenti berpura-pura tuan Go Hyung. Tuhan memang tidak tidur, tapi kau yang mempermainkan orang yang tidak tidur." Ji Kang memutar bola matanya malas, dia melihat adik sepupunya yang terlihat cukup tertekan pada sesuatu.

Hanya saja.

"Kak, aku tahu saat itu aku salah membantunya. Biarkan saja." Tae Jung membelanya, Ji Kang tertawa sinis, dia hampir terkekeh melihat seberapa wajah Go Hyung yang mengejek padanya.

"Ya, kau perlu membela pengecut sepertinya tuan Tae Jung, asal kau tidak termakan kebodohannya saja, nanti." Baiklah, keadaan memanfaatkannya saat ini.

Seseorang memohon, seseorang ingin membantu, seseorang tahu segalanya. Lupakan bagaimana satu orang tahu segalanya, karena sejujurnya dua pemeran utama sedang berlagak di depan wajahnya adalah jawaban paling menyenangkan.

"Ku harap kau hidup panjang Tae Jung, agar kau tahu. Siapa yang berusaha melindungimu dengan nyawamu, dan siapa yang sedang berpura-pura melindungimu, namun mengancam nyawamu," gumam Ji Kang mengambil posisinya untuk menyandarkan punggung dan kepalanya.

"Katakan padaku jika sudah sampai, aku ingin melihat wanita jalang itu lagi sebelum ku musnahkan," lanjutnya memotong pembicaraan.

Tae Jung tidak berani mengatakan apapun, dia tahu wewenangnya, dia tahu kesalahannya, dan dia tahu apa yang sedang dia lakukan salah. Hanya saja, Tae Jung tidak bisa sekeren Ji Kang.

Itu sangat berbeda jauh sekali.

Limapuluh lima menit berlalu, ketiganya sampai dengan cepat. Tae Jung baru akan membangunkan Ji Kang, namun pria dewasa itu sudah dulu bangun dan pergi meninggalkan mobil. Tae Jung yang melihat seberapa tertekananya Go Hyung hanya berjalan membuntuti Ji Kang.

"Woo Sik, dimana ruangannya. Aku harus menebas kepalanya!" Tae Jung menggelengkan kepalanya begitu tidak yakin kenapa Ji Kang semakin tidak terkontrol mulutnyam

Ini menjengkelkan, hanya saja Tae Jung cukup tertekan.

"Oh, dia? Hanya koma," gumam Ji Kang melirik Go Hyung yang diam saja. "Paman, aku akan--"

"Siapa yang membiarkanmu membantunya?" tanya Ji Kang cepat memotong membuat wajah senang Go Hyung menghilang cepat.

"Ingat? Uang perusahaan, pribadimu, adalah hasil perusahaan kakek. Jika kau sengaja memberikannya lagi, dengan namamu lagi! Aku tidak setuju Tae Jung."

"Lalu? Aku harus apa?" tanya Tae Jung yang bingung dengan sikap semena-mena milik kakak sepupu laki-lakinya. "Minta persetujuan pada Tae Hyun, dia juga memiliki hak, lalu aku." Tae Jung menelan ludahnya sukar, dia menjawab dengan gelengan kepala pada Go Hyung.

"Maaf paman, sepertinya aku tidak bisa membantumu, Tae Hyun yang hampir membunuhnya, Ji Kang yang menolongnya. Bukankah sudah impas? Aku datang tidak berniat membantumu juga sebenarnya, hanya saja aku akan mengatakan jika itu sudah menjadi jawaban dari apa yang kalian usahakan," ucap Tae Jung menjelaskan seberapa biadabnya pekerjaan dan peraturan yang ada di mansionnya.

"Maksud kau apa, Tae Jung?" Tae Jung terkekeh kecil, dia menatap tajam mata Go Hyung kali ini. "Memang itu yang sebenarnya terjadi paman, percaya tidak percaya Tae Hyun yang melukai Song Ji Min, perduli tidak perduli Ji Kang yang memperpanjang kematiannya, dan aku juga membantu di sini paman." Alis Go Hyung menyatu tajam begitu tidak menyadari apa yang Tae Jung maksudkan.

"Aku membuat Song Ji Min menyukaiku, dan aku juga membuat Song Ji Min mendapatkan pengobatan. Bayar dengan uang hasil bekerjamu denganku paman, mau sampai kapan kau menyimpannya dariku? Kau ingin lebih kaya dari kami atau apa?"

○○○

"Kenapa kau melakukan ini padaku? Bukankah sudah ku bilang jika itu bukan salahku? Dia yang menyukaimu itu salahnya sendiri. Kau bodoh, kau akan terus membela orang lain dan menjatuhkan adikmu sendiri seperti ini?"

"Miris sekali." Tae Hyun kembali menimpalinya, sekali lebih buruk dan lebih parah, hanya saja Tae Jung sebagai kakak memilih diam, menggunakan mobil pribadinya untuk kembali mengantarkan adiknya pulang ke rumah orang tuanya.

"Jika aku tahu kau akan melukai pekerjaku, aku tidak akan mengajarimu caranya bekerja, bahayanya hidup di sampingku dan KakJi Kang, lalu sikap ke kanak-kanakanmu?" Tae Jung terlihat mengeluarkan aura dominannya.

Dia diam, membawa kecepatan mobil diatas kecepatan yang cukup gila. Tidak kurang dari itu saja, Tae Jung juga mengajak adiknya untuk menikmatinya bersama.

"Ku beri satu kesempatan," ucapnya tiba-tiba, Tae Jung yang melihat adiknya ketakutan sama sekali tidak memiliki perasaan untuk menurunkan kecepatan mobilnya. "Apa? Aku tidak akan percaya lagi padamu karena kau selalu membuatku kecewa." Tae Hyun terlihat sangat tidak tertarik dan menjauhkan tatapan baiknya dari kakak laki-lakinya.

"Kali ini serius, aku menegurmu untuk sesuatu yang serius, dan aku akan menjelaskan beberapa kesalahan yang kau buat, dan kau tanamkan dalam kepala dan hatimu yang terlihat begitu lucu," jawab Tae Jung membuat adiknya memutar bola matanya malas, melihat seberapa mengerikannya Tae Jung, sebagai adik Tae Hyun juga memilih tidak mengatakan apapun.

Hanya membuang wajahnya asal.

"Kau tidak perlu melukai siapapun mulai sekarang, jangan bawa-bawa masalah Soo Bin dengan meninggalnya dia, mentalmu gila, dan segala kesalahanmu."

"Katakan saja 'Aku bersalah, aku ingin membunuhnya.' Berhenti mengatakan lelucon dengan mengatakan 'Aku tidak ingin wanita itu bernasib sama seperti Soo Bin.' Semua itu menyakiti siapapun Tae Hyun. Percayalah padaku," jelas pelan-pelan dari Tae Jung pada adiknya.

Sekali egois tetap akan egois. Itulah Tae Hyun, dia mengangkat kedua bahunya tidak perduli sama sekali.

"Sudah ku bilang kan? Berhenti memprovokasiku, selain aku tidak suka, semua itu sudah terjadi cukup lama. Aku tidak perduli korbanmu meninggal atau tidak, yang ku perdulikan adalah, kau jangan mencintai wanita sendirian." Tae Jung memutar bola matanya begitu mendengar seberapa egoisnya Tae Hyun terhadapnya.

"Kau menyukai Jeon Eun Ra sendiri, Tae Hyun. Kau melanggar janji, melukai Song Ji Min bahkan saat aku tidak menyukainya."

"Ambil jalan tengahnya sekarang, tolong! Dia menyukaimu dan wanita itu tidak menyukaiku karena yang dia cintai adalah kau."

"Dan lagi, jika wanita lain menyukaiku, bahkan rela mati untukku. Dia tidak akan pernah bisa menyukai dan menyayangimu. Dia milikku, bukan milikmu, apalagi milik bersama." Tae Jung mempertegas sesuatu, dia terkekeh kesal.

"Baiklah."

"Jika kau mau itu, aku akan memberikannya." Tae Jung terlihat mendengar kelegaannya setelah beberapa tahun menunggu kepastian yang Tae Hyun keluarkan. "Kau semangat mendengarnya," celetuk Tae Jung dengan memarkirkan asal mobilnya tanpa ingin keluar.

"Eits. Tunggu, kau pikir akan semudah itu berpikir normal dan menghilangkan perjanjiannya?" tanya Tae Hyun terkejut dengan kesantaian kakaknya, alis Tae Jung menyatu yerkejut.

"Ada apa?"

"Aku harus mendapatkan apa yang aku mau dulu," mintanya lagi, Tae Jung terlihat cukup kurang nyaman melihat Tae Hyun begitu adiknya tersenyum meremehkan padanya.

"Apa? Jangan meminta apapun yang lebih sulit dari uang," jawab Tae Jung mengambil jalan pintas agar---.

"Berikan Eun Ra padaku sebagai pelayan 'baik' ku."