Chereads / Gong Eun Ra : Contested Woman / Chapter 19 - 19. Tae Jung Adalah Malaikat.

Chapter 19 - 19. Tae Jung Adalah Malaikat.

"Ji Min."

"Tahu dirilah kamu, apa kamu pikir ayah bekerja di sini tidak menggunakan nyawa sebagai taruhannya? Kenapa kamu cari mati sendiri, Ji Min," kesal ayah wanita itu dengan perasaan sangat gemas pada sesuatu dan terus diam pada satu titik dimana dia tidak bisa mengikuti apa yang selalu dia lakukan.

"Ayah!" panggil Ji Min pada ayahnya untuk tidak menegurnya keterlaluan tegas.

"Bukankah sudah ku bilang jika aku menyukai tuan Tae Jung? Aku mencintainya, tapi ayah selalu melarangku. Kenapa ayah kejam sekali padaku!" protes Ji Min membhat Go Hyung selaku ayahnya menggelengkan kepalanya dengan tegas.

Dia tiak percaya kenapa anaknya bisa sampai seliar ini hanya karena mencintai tuannya sendiri. "Tae Jung hanya tuanmu, tanpa dirinya kamu tidak akan pernah mempunyai pekerjaan, hidup dengan nyaman dan nyawamu terjamin."

"Jika saja kamu saat itu tidak diselamatkann oleh Tae Jung dengan nyawanya kamu sendiri yang akan ikut bersama ibumu," jelas Go Hyung pada anaknya agar dia tahu diri sebagaimana pasti status dsn keadaannya satu sama lain.

"Jangan memaksakan dirimu sendiri untuk menyetarakan posisimu dengan Tae Jung, ayah melihat Tae Hyun melihatmu dengan sangat tidak suka, dia membencimu melakukan kekasaran pada Eun Ra. Eun Ra di beli bukan untuk disiksa olehmu, dia mahal. Bahkan jika bisa dinominalkanpun mansion ini dengan harga Tae Jung membelinya adalah sepuluh persen, bukankah dia mahal?" tanya Go Hyung mempertegas apa yang sedang dia ajarkan pada anaknya.

Ji Min merasa diinjak dan tidak dibela ayahnya hanya bisa menatap kearah Go Hyung dengan mata tajam. Seperti berusaha menghunus beberapa kehidupan dan kematiannya.

"Ayah," panggil Ji Min pelan membuat Go Hyung menyatukan alisnya bingung. "Iya," jawab Go Hyung santai, dia masih melihat bagaimana gerak tubuh anaknya yang masih terlihat angkuh.

"Jangan main-main dengan Eun Ra, anakku," tegur Go Hyung membuat Ji Min yang mendengarnya menatap teduh ayahnya. "Jangan biarkan Eun Ra menjadi Soo Bin ke dua, kamu ingin terbunuh atau bagaimana? Atah tidak akan pernah bisa melindungimu seperti sebelumnya," jelas Go Hyung membuat Ji Min terdiam tidak bisa mengatakan apapun.

Yang Ji Min pikirkan sekarang adalah, dia mengingatnya. Ji Min mengingat bagaimana Ji Min melakukan semua kesalahannya dan dengan sangat liciknya juga Soo Bin yang selalu mendapatkan amarah dari apa yang sudha Soo Bin lakukan.

Membuat Tae Hyun dan Tae Jung bertengkar, membuat Soo Bin mati dalam ledakan saat itu membuat Soo Bin kehilangan organ tubuhnya bahkan saat dia sedang dalam keadaan tidak melakukan apapun.

Ini salah Ji Min. Ji Min melakukan kesalahan besar, hanya untuk membuat Tae Jung melihatnya, memperlakukan manis seperti Tae Jung memperlakukan Soo Bin.

Jujur Ji Min memang tidak menyukai Tae Hyun, hanya saja lebih baik seperti ini daripada Tae Hyun membencinya karena telah membunuh Soo Bin.

Sejujurnya tuhan pun adil, Go Hyung kehilangan istrinya begitu dia membantu anaknya mendapatkan apa yang dia tahu itu salah.

Ji Min kehilangan ibunya begitu dia benar-benar berniat membunuh satu ornag dan membuat hampir limabelas pelayan meninggal dunia saat itu.

Haha. Ji Min berhasil mengingatnya.

"Ayah," panggil lirih Ji Min pada ayahnya dengan suara paling lembut miliknya.

"Tidak bisakah ayah tidak mengurusi hidupku? Maksudku, pura-pura saja tidak tahu. Tidak perlu mengamatiku dengan sangat jelas atau menegurku. Aku tahu mana yang terbaik untukku, karena ayah tidak pernah paham apa yang aku inginkan."

"Lebih baik, ayah tutup mulut saja!" titah Ji Min membuat Go Hyung yang mendengarnya benar-benar terdiam.

"Kamu menginginkan ayah diam?" Ji Min memutar bola matanya malas dan berjalan meninggalkan kamar ayahnya.

○○○

"Tae Jung belum pulang?" tanya Ji Kang pada Eun Ra yang sedang berdiri di depan kamarnya karena menunggu seseorang. Eun Ra yang mendapat pertanyaan itu hanya menganggukkan kepalanya pelan.

Benar, Eun Ra menunggunya.

"Jam berapa sekarang?" tanya Ji Kang lagi, membuat pembicaraan dari pembicaraan. Ji Kang kesunyian. Dia tidak banyak bicara dan memilih melihat masuk ke kamarnya sendiri, namun saat Eun Ra berhasil tahu dia dibuat terkejut karena Ji Kang benar-benar masuk ke kamarnya.

"Yak!" terkejut Eun Ra yang bingung karena Ji Kang sudah duduk di sofa kamarnya. "Kenapa?" tanya bingung Ji Kang saat Eun Ra menatapnya sangat sinis.

"Ini kamarku! Jangan masuk sembarangan," tegur Eun Ra dengan beejalan mendekat pada Ji Kang untuk mengusirnya, namun Ji Kang memberikan kode untuk jangan mendekat kepada Eun Ra.

"Ambilkan aku minum," minta Ji Kang dengan menunjuk beberapa botol minum milik Eun Ra yang sudhs Ji Kang nilai-nilai jika itu adalah miliknya.

"Apa-apaan ini!" kesal Eun Ra yang marah saat barangnya dimintai oleh Ji Kang, Eun Ra sadar. Dia mengambilkan minumannya dan memberikan pada Ji Kang tanpa lama.

"Ikuti saja," Ji Kang mendapatkan minumannya, meminum sampai habis lalu melemparnya asal. "Aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu," ucap Ji Kang begitu melihat Eun Ra akan mengambil botol bekas itu pada tempat sampah dekat pintu kamarnya.

"Ya? Katakan saja, aku tidak keberatan. Selagi tidak merugikanku, aku siap-siap saja melakukan apapun. Di sini aku merasakan banyak keanehan," aku Eun Ra pada Ji Kang membuat yang sedang satu ruangan itu terkekeh.

"Untung saja kau menyadarinya," celetuk Ji Kang mengomentari apa yang sedang Eun Ra katakan padanya. Tae Jung memang tipe-tipe orang yang akan perhatian pada sesuatu dengan sangat rapi.

Wajar Eun Ra tidak menyadarinya, hanya saja. Semakin hari, Tae Jung akan semakin menggila. Ji Kang tahu, dia paham Soo Bin. Hanya saja ini sedikit aneh.

Soo Bin dan Eun Ra benar-benar berbeda. Dan wajah keduanya tidak mirip, Soo Bin yang sangat penurut membuat Tae Jung merasa senang.

Hanya saja satu minggu sebelum kematiannya, Soo Bin berubah drastis menjadi pembangkang dan peledakan mansion lama Tae Jung benar-benar terjadi.

"Ini aneh tuan Ji Kang. Aku dibeli dengan uang yang sangat banyak, dan aku mahal," ucap Eun Ra memulainya dengan sangat percaya diri, Ji Kang mendengarnya sedikit berdecit.

'Sialan' umpatnya pelan tanpa mengatakan apapun.

"Bukankah jika aku dibeli dengan uang yang banyak, pekerjaanku semakin berat. Seperti, menjadi pembantu pembersih kebun, membersihkan gudang tua, dan sebagainya? Kenapa aku hanya membersihkan ruang kerja tuan Tae Jung dan selesai? Ini aneh," bingung Eun Ra menjelaskan apa yang bagi dan menurutnya kurang setara dengan yang sudha Tae Jung lakukan kepadanya.

"Pekerjaan aslimu belum dimulai, ini hanya pemanasan. Kau akan tahu nanti, mintalah pada Tae Jung. Dan kau akan mendapatkannya detik itu juga, percaya padaku," jawab Ji Kang meyakinkan Eun Ra jika Eun Ra benar-benar akan mendapat pekerjaan yang bahkan neraka baginya sebentar lagi.

"Lagi?"

"Apa maksudmu dengan lagi?" tanya balik Ji Kang membuat Eun Ra menghela nafasnya pelan. "Aku pernah memintanya, dan aku tidak mendapatkannya."

Tawa Ji Kang lepas saat itu juga, dia meraih ponselnya dan menunjukan foto wanita di dalam ponselnya agar Eun Ra melihatnya. "Kau ingat wanita ini?"

Kedua alis Eun Ra menyatu. "Bukankah wanita itu..." Ji Kang menjentikkan kedua jarinya membuat suara.

KLEK.

"Tepat sekali."

"Tae Jung belum pulang karena dia sedang menyayat tubuhnya, Kim Yoon Sa. Aku membunuhnya saat itu, dan Tae Jung sedang mengurus organ dalamnya. Sebagian dijual dan sebagian akan dia bakar untuk kesenangannya," jelas Ji Kang membuat Eun Ra menelan ludahnya sukar.

"Omong kosongmu lucu, tuan Ji Kang." Eun Ra sama sekali tidak percaya pada apa yang Ji Kang katakan.

Tae Jung adalah malaikat, dia malaikatnya. Bahkan semua perlakuan manis Tae Jung mampu membuat Eun Ra benar-benar hampir mati hanya dengan berdetak.

"Oh, kau tidak percaya? Baiklah." Ji Kang memasukan ponselnya ke dalam sakunya lagi.

"Aku pastikan kau akan masuk ke pekerjaan itu, aku akan membuat Tae Jung memberimu pekerjaan dan pengalaman bekerja paling menyenangkan dengan menguliti orang yang kau kenali."