tok...tok...
Aku tertegun mendapati ketukan pintu itu, dengan cepat aku segera berlari dan mendapati orang yang ada di baliknya.
" maafkan aku, aku pulang terlambat. hujan sangat deras dan aku tidak bisa mengangkat telepon," ucap Sean ketika mendapati tatapan khawatir ku.
tanpa memikirkan Sean yang badannya basah kuyup, aku langsung menghambur lalu memeluk Sean.
" dasar bodoh, aku sangat takut kau kenapa-kenapa," tangisku.
lelaki itu tidak mencegah atau mencoba melepasku. ia malah balik memelukku secara lembut namun erat.
" Kak Sean sudah ada di sini, kenapa kakak masih memasang wajah aneh serta menakutkan seperti itu?" tanya Tasya yang keberatan dengan expresi yang aku miliki.
" Kau tidak mengerti bodoh," ucapku lalu membalikkan tubuh dan membelakangi gadis itu.
rasanya sangat memalukan, wanita itu kini telah mengetahui titik manjaku yang satu ini.
" Kau sudah makan?" tanya Sean yang tiba-tiba datang dan memelukku.
" jangan...," ucapku malu.
