Aku coba mengatur nafasku yang mulai terasa berkejar-kejaran. kucoba mengatur rasa khawatir yang terus-menerus memenuhi hatiku, mataku dengan liarnya terus-menerus melirik ke Spion mobil berharap kedua orang itu tidak mengikutiku lagi, tetapi sia-sia harapan hanyalah tinggal harapan mereka terus membuntutiku mulai dari perusahaan sampai ke tempatku sekarang.
aku bingung apa yang harus aku lakukan sekarang, ingin rasanya aku meraih ponsel yang berada di dashboard mobilku tetapi aku takut jika lengah aku bisa kecelakaan.
aku berpikir untuk menelpon yanus atau sekedar mengabarinya tentangku, Tetapi bagaimana aku sendiri tidak berani memindahkan tanganku dari stir mobil, aku hanya berharap yanus bisa merasakan ketakutanku sekarang.
" Yanus, yanus, tolong aku..." aku terus memanggil Yanus dalam hatiku.
aku semakin menaikkan kecepatan mobilku, tak lagi aku perdulikan lubang atau apapun yang ada di jalanan aku hanya berpikir untuk menyelamatkan diri dari kedua orang itu.