Sean tampak frustasi. Ia menjambak geram rambutnya sambil memndangi wajahnya di cermin yang penuh dengan embun akibat percikan air dari showernya. Gadis itu telah berhasil menjadi racun di nadinya. Dengan cepat, gadis itu menguasai seluruh syaraf sadarnya. Keinginan untuk dapat memilikinya semakin besar.
***
Anora baru saja selesai mandi, dan siap untuk tidur.
Ia memadamkan seluruh lampu diruang tengah dan dapur, Lalu masuk ke kakamarnya.
"huft…rasanya tubuhku remuk. Semoga aku tidak demam besok". Ucap gadis manis itu sambil melepas lapisan piyamanya yang mengakibatkan tubuhnya terexpos dengan seksinya.
"coba saja si Sean bodoh itu tidak pergi lebih awal. Aku pasti berani menunggu hujan reda disana". Ucap Anora ngedumel.
"jangan menampakkan dirimu yang seperti ini pada orang lain".
Hah!!!
Anora kaget mendengar sayup-sayup suara itu.
"siapa itu". Ucap Anora setengah teriak. Namun tak ada sautan.
"apa aku hanya berhalusinasi? Tetapi suara itu sangat jelas". Pikir Anora sambil mencengkram selimutnya.
"aku pikir aku hanya kelelahan". Pikir Anora dan berusaha menenangkan fikirannya.
Tiba-tiba, brugh….
Hah!!!
Terdengar suara benda jatuh tepat di ruangan ganti Anora.
"sejak kapan apartemen ini jadi mengerikan". Ucap Anora keringat dingin.
Tubuhnya seperti diikat oleh selimut yang sedari tadi menghangatkannya.
Bukannya merasa nyaman, Anora kini malah kepanasan. Tubunya berkeringat akibat hormon adrenalinnya yang terus di pacu oleh rasa takut.
"gak….aku gak boleh takut". Pikir Anora.
Ia berusaha menekan rasa takut yang terus menggebu. Ia turun dari tempat tidurnya, lalu berjalan menuju ruang ganti dengan sinar lampu tidur yang temaram.
"siapa disana". Teriak Anora setelah hanya berjarak beberapa langkah dari pintu ruang ganti itu.
Ruang ganti Anora tampak gelap. Tentu saja, Anora selalu memadamkan lampunya jika tidak di gunakan.
Dengan secuil keberanian, Anora mencoba membuka pintu ruangan kelam itu, dan ya…pemandangan yang mengundang bulu roma untuk berdiri pun tampak terpampang jelas.
Anora menelan saliva, dan tubuhnya kini mengkilap oleh keringat yang membuatnya semakin seksi.
"kau terlalu pemberani Anora".
Akh….. Anora berteriak saat tubuhnya di dorong masuk keruangan gelap itu.
"lepaskan". Teriak Anora saat tubuhnya dipeluk erat oleh sosok yang bahkan tidak dapat ia lihat.
"jangan bergerak Anora, jangan memaksaku untuk semakin erat memeluk tubuhmu.
"lepasin aku". Ronta Anora yang semakin takut.
Tempat itu sangat gelap, tak ada cahaya yang mampu masuk untuk meneranginya.
Anora masih dengan nafasnya yang terus berkejar-kejaran. Rasa panic dan takut semakin memenuhi syarafnya.
Apa aku akan mati sekarang?
Apakah aku akan di bunuh?
Seluruh pertanyaan negative mengepul di kelapanya.
"Anora". Sosok itu mendesah berat dan seksi di telinga gadis itu.
"lepaskan aku…aku mohon…aku berjanji akan memberikan berapapu uang yang kau mau". Ucap Anora terbata-bata.
"aku tidak butuh apapun darimu Gadis manis, aku hanya membutuhkan mu". Ucap sosok itu, lalu menjilat bergantian leher Anora.
"ja…jangan". Ucap Anora gemetar.
"kau siapa? Aku tidak mengenalmu…kumohon jangan sakiti aku".
Gadis itu tidak mampu lagi membendung rasa takutnya hingga akhirnya ia menangis.
"atas dasar apa kau menangis Anora. Kau milikku. Dan tak ada orang lain yang boleh menyentuhmu". Tambahnya.
"lepaskan aku..ahk…aku mohon". Tangisan Anora perlahan berubah menjadi desahan yang menggoda. Karena kini sosok itu telah mencumbu bagian leher dan pundak mulus sang gadis.
"nantinya kau akan memintaku untuk terus bersamamu Anora. Dan aku pastikan itu akan segera terjadi".
"Hei…bangun, kau mau tidur sampai malam kembali?". Ucap Velly yang kini berdiri di bibir ranjang Anora.
Anora memandang sahabat sekaligus sepupunya itu dengan penuh kebingungan.
"ada apa?". Tanya Velly sambil duduk disamping Anora.
"Vell…aku mengalami sesuatu yang aneh semalam. Dan seharusnya aku tidak di ranjang ini".
"apa maksudmu Anora. Sejak aku masuk ke kamarmu, kau selalu diranjang. Dan tidak ada yang aneh".
"tidak Vel, seharusnya aku tidur di ruang ganti".
"apa?". Velly terkejut.
"ya…kau tau, semalam ada yang menyekapku di ruang ganti. Ia membungkam mulutku dalam gelap. Dan ia". Anora tidak melanjutkan ucapannya karena merasa enggan menceritakan hal yang terjadi padanya semalam.
"hmm..ok..aku akan luruskan Anora. Mungkin kau hanya sedang bermimpi buruk. Karena jika benar ada yang menyekapmu, kau pasti bangun disuatu tempat dengan tangan di ikat dan mulut yang di bungkam. Kedua, jika benar ada yang menyekapmu, kamar ini pasti berantakan dan ada jendela yang terbuka. Tetapi semuanya baik-baik saja, tidak ada yang rusak, atau bahkan barang yang tercecer secara mencurigakan". Balas velly.
Anora pun terdiam. Ia bingung tetapi ia yakin bahwa yang ia alami semalam itu benar-benar nyata.
"baiklah…aku pikir kau terlalu banyak pikiran. Berhubung hari ini weekend, bagaimana kalau kau ikut aku?". Tanya Velly.
"kemana?".
"emmm..ikut saja. Kita party, kepantai, dan lain-lain".
"ouh…gak . aku gak minat jadi penjaga nyamuk kamu". Ucap Anora kesal.
"hei…enggak. Kita weekend bareng sama semua anak kampus. Jadi kita ada buat acara weekend bersama. Jadi kau bisa lebih mengenal manusia-manusia di kampus kita". Ucap Velly.
Anora diam dengan penuh pertimbangan.
"Kau terlalu banyak berfikir. Ayo siap-siap". Ucap Velly memaksa Anora untuk segera bergegas.
Kedua gadis itu menikmati waktu bersiap mereka.
Seperti kebanyakan gadis remaja lain, bergegas memakan waktu yang lama. Terutama saat mereka berada di depan cermin bening, mereka sibuk memberi warna pada bagian kelopak indah mereka.
Mempermaikan helaian rambut panjang itu untuk memperindah penampilan mereka.
Waktu menunjukkan pukul 10:27.
"hmm…aku yakin kita telah di tinggal". Ucap Velly setelah menatap jam mahal yang baru di belikan kekasihya untukknya.
"tak apa. aku juga gak mau dua kali di kibulin". Ucap Anora yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.
"terus gimana caranya kita menyusul mereka ke pantai? George juga pasti sudah di sana".
Anora hanya tersenyum tidak membalas ucapan Velly. Beberapa menit kemudian, sebuah lamborgini merah metalik berhenti tepat di hadapan mereka.
"maaf menunggu lama nona". Ucap seorang bodyguard tampan dengan tubuh tegap dan kacamata hitamnya menyerahkan kunci mobil mewah itu.
"takapa". Ucap Anora tersenyum dan menerima kunci itu. Sementara Velly tampak terpaku pada benda mewah di depannya.
Anora berjalan dan masuk kedalam mobil. Tepatnya ia duduk di depan kemudi mobil itu.
Beberapa menit kemudian, atap mobil itu terbuka, menambah keren style pemiliknya.
"jadi gak nih liburannya". Ucap Anora sambil memandang Velly yang masih terpesona.
"Ini keren sekali Anora". Ucap Velly masih diam di tempat.
"ok…cukup mengaguminya. Ayo…kita harus menyusul mereka". Ucap Anora.
"baiklah…mari kita buat semua gadis di kampus itu iri dengan kita". Ucap Velly mengibas dramatis rambutnya.
Anora menancap gas mobilnya.
Jalanan bukan hal yang asing untuk Anora. Sebelumnya ia adalah salah satu pembalap andalan di kampus lamanya. Meski itu tidak resmi, kemampuan mengemudi gadis itu wajib di perhitungkan.
"whoaaa…..Anora…you are the best". Teriak Velly yang kini berdiri di tempat duduknya. Menikmati terpaan angin yang membuat rambutnya berantakan.
Pommm…..
Terdengar klakson bus di belakang mobil mereka. Ternyata bus itu memuat mahasiswa dari kampus mereka.
"lihat Anora, kita mendahului mereka". Ucap Velly.
Semua orang di dalam bus itu tampak terpesona melihat Anora dan Velly.
Titttt....
Sebuah lamborgini hitam melesat jauh mendahului mereka.
"Siapa itu?". Tanya Anora.
"Itu si ganteng Sean". Ucap Velly.
" ouh….boleh juga. Kita tantang dia". Ucap Anora.
"apa maksudmu Anora?". Tanya Velly.
Anora hanya tersenyum. Lalu memakai kacamata hitamnya.