Alona masih larut dalam kemarahan dan panasnya hati.
Ia tampak terus menyesap alcohol yang ada di genggamannya. Kemurkaan tampak tergambar di wajahnya. Rintik hujan yang perlahan menderas diluar tepat itu, seakan mengejek dan menjadi pemicu amarah yang lebih besar di hati Alona.
"Bagaimana mungkin kau bisa meninggalkan aku demi wanita yang bahkan belum lama kau kenal Sean!!!". Ungkapnya geram dalam hati.
"masih belum sadar na?". Tanya El yang tiba-tiba datang dan duduk di hadapan Alona.
"hah…aku sempat berharap kau adalah Sean el". gumanya malas karena telah di pengaruhi alcohol.
"Apa yang kau harapkan dari dia na? dia sama sekali tidak pernah memandangmu. Bagaimana mungkin kau masih mengharapkan dia?". Desak El kesal.
"Tutup mulutmu El. kau tidak ada hubungannya dalam kisahku. Hanya akuyang punya alasan untuk itu".
"Iya tapi kenapa?!!">
Dalam hitungan detik, mereka jadi pusat perhatian di tempat itu.