Panggilan itu terputus beberapa menit yang lalu, tapi Mawar masih merasakan debarannya. Antara amarah dan rasa bahagia yang tak terbendung.
Kebetulan sekali ia mendapatkan nomor itu dari salah satu pelanggannya, salah satu yang paling setia.
Pelanggannya itu bahkan mengatakan untuk meminta bantuannya jika ia sedang memiliki masalah yang tak bisa ia selesaikan sendiri.
Tak lupa juga uang yang banyak yang diberikan padanya saat terakhir mereka bertemu. Ia tentu tak akan melupakan pelanggan yang memberikan begitu banyak uang dan barang mewah lainnya.
Meskipun lelaki itu sudah beristri, tetapi ia masih sering mengajaknya bertemu. Tapi Mawar sendiri tau kalau ia bukanlah satu-satunya selingkuhan dari lelaki hidung belang itu.
Ia hanya tau nomornya dan tugas apa yang kiranya bisa ia kerjakan, tapi ia tak mengetahui bagaimana penampilan orang tersebut.