Chereads / AMNESIA* / Chapter 9 - BENAR ATAU SALAH 2

Chapter 9 - BENAR ATAU SALAH 2

Tahun 2039 Bandara Soekarno Hatta

Jakarta, Indonesia

Rich baru saja tiba di bandara dia berjalan menyeret koper dengan tangan kirinya sembari memperhatikan sekitar. Hanya memperhatikan sekitarnya tidak menunggu siapapun, sebelumnya dia sudah berpesan agar tidak perlu dijemput lagipula dia tidak ingin langsung kembali kerumah ada tempat yang ingin dia datangi.

"RIIICCHHH!!" terdengar teriakan suara memanggil namanya, Rich menoleh kearah sumber suara dan mendapati seseorang yang dia kenal Yohan 'asisten' pribadinya.

"Untung saja belum terlambat" ucap Yohan sesampainya dia dihadapan bosnya itu.

"Aku sudah bilang tid...."

"Jangan GR! Gua habis anterin cewek gua, kebetulan gua inget lo pulang hari ini" sela Yohan sebelum Rich bisa menceramahinya. Rich menatap asistennya tersebut dengan malas

"Mau balik kagak lo?" tanya Yohan santai kepada Rich yang masih diam. Rich mendorong kopernya kearah Yohan lalu pergi begitu saja membiarkan Yohan mengumpat seorang diri.

"Sabar Han sabar, untung masih jadi bos" kata Yohan menenangkan diri sendiri

Didalam mobil Rich tidak banyak bicara dia hanya fokus dengan gadgetnya kali ini dia tidak memakai kacamata, dia fokus menatap pergelangan tangannya yang menampilkan gambar dan tulisan. Rich membaca dengan cepat lalu mengusap pergelangan tangannya tampilan layarpun berubah, Rich menggeser keatas ada sebuah video dia mengkliknya menontonnya sekilas lalu kembali mengusap pergelangannya lagi.

"Apa itu Felicia?" tanya Yohan tiba-tiba saat dia melihat video presentasi dari gadget Rich.

"Lo kenal?" tanya balik Rich

"Dia salah satu team yang bekerja sama dengan Profesor Alfa" jawab Yohan melirik sekilas kearah Rich

"Yakin?" tanya Rich lagi

"Didalam video itu ada rekaman kebersamaan mereka. Coba hubungkan, biar gua tunjukkan" ucap Yohan.

Rich mengetuk pergelangan tangannya lalu dia mengklik panel Share out sebelumnya dia menggunakan kacamatanya telebih dahulu lalu menjentikkan jari tampilan layar pun muncul dihadapan Rich dan Yohan. Yohan menggeser layar yang berada didepannya tersebut, setelah menemukan video yang dicari dia segera mengklik video itu. Terlihat Profesor Alfa dan Felicia berdiri diatas panggung berjabat tangan.

***

Tahun 2012

Yuki dan Elsa tengah berada dikantin sekolah keduanya tengah menikmati menu makan siang mereka.

"IQMALLL" seru Elsa saat melihat Iqmal berhasil mendapatkan three point. Yuki hanya menatap Elsa malas tidak ingin berkomentar.

"IQMALLL CHIAYO!!" teriak Elsa lagi memberikan semangat.

"Pantas lo ngajak kekantin disini Sa" sindir Yuki tidak tahan mendengar teriakkan Elsa dan beberapa 'fans' Iqmal didepannya.

Sekolah mereka memiliki dua kantin yang biasa dipake oleh murid dan guru untuk makan siang. Kantin pertama merupakan kantin utama biasanya para guru berada disana dan biasa dipakai juga untuk menyambut tamu sekolah saat jam makan siang tiba, kantin kedua merupakan tempat dimana Elsa dan Yuki berada tempatnya berada disekitar area lapangan olahraga, biasanya kantin ini diisi oleh para murid yang selepas pelajaran olahraga. Mereka akan berkumpul hanya untuk sekedar melepas lelah, membeli minuman atau camilan sebelum akhirnya masuk kedalam kelas mengikuti pelajaran selanjutnya. Dan sebenarnya ada kantin ketiga yang berada dibelakang sekolah tidak banyak murid yang tahu hanya sebagian dan rata-rata yang mengetahui kantin ketiga tersebut adalah kalangan murid yang keluar-masuk ruang BK

"Argh.. itu cewek ngerusak pemandangan aja" ucap Elsa saat melihat seorang siswi tengah menghampiri Iqmal

"Kenapa?"

"Tuh ceweknya datang, jadi malas gua. Pergi yuk!" ajak Elsa menarik tangan Yuki yang sudah bersiap menyuap satu sendok nasi kedalam mulutnya. Sedangkan dilapangan Iqmal tengah mendapat sorotan karena respon pacarnya yang mengusap keningnya penuh keringat, murid lain yang menyaksikan bersorak melihatnya. Mereka seperti melihat adegan romantis di televisi.

***

Rich mengambil alih kemudi dia memutarbalik arah tujuannya sebelum beberapa saat adu mulut terlebih dahulu dengan Yohan.

"Gila! Habis kerasukan apa lo dari korea" sungut Yohan menatap bosnya tersebut yang benar-benar memutar arah tujuan. Rich hanya diam tidak meladeni ocehan Yohan dia fokus mengemudi.

Beberapa menit berlalu Rich akhirnya tiba disebuah gedung A.I dia memarkirkan kendaraannya begitu saja, lalu bergegas keluar dari mobil.

"Bawa barang-barang gua pulang, oke" ucap Rich melempar kunci mobil ke arah Yohan tanpa menghiraukan suara panggilannya.

Didalam Rich segera menuju mejanya dia menyalakan komputer yang terpasang didalam ruangannya dan segera memasukkan kode akses menuju data perusahaan khususnya data pegawai, Rich menelusuri semua data dia mengetikkan nama 'Felicia' pada menu pencarian. Semua pegawai yang bernama Felicia muncul dalam hitungan detik, Rich mencari dengan jeli pasalnya dia tidak mengetahui nama lengkap dari wanita tersebut. semenit telah berlalu dia akhirnya berhasil menemukan data dari nama yang dia cari. Dibukanya semua info dan data lengkap dari orang tersebut, salah satu informasi menarik perhatiannya. Rich mengklik tautan yang terpasang di dalam informasi itu, betapa terkejut Rich saat melihat foto seorang wanita yang sama dengan yang dia lihat didaftar tamu saat di korea.

"Siapa wanita ini?" gumam Rich bertanya-tanya, tangan kanannya memegang dada terasa nyeri seperti ada sesuatu yang menusuknya tiba-tiba.

***

Yuki berada diatap sekolah tengah duduk seorang diri matanya melihat area sekitar sekolah, dulu orang akan mengenalnya sebagai pribadi yang dingin dan tidak peduli namun sekarang saat alam memberikannya kesempatan untuk bisa kembali ke masa ini kedua kalinya dia seakan berubah seiring dengan perubahan takdir yang dia lakukan.

"Apa yang lo lihat?" tegur seseorang dari arah belakang menyadarkan Yuki dari lamunan. Yuki menggeleng pelan tersenyum kearah orang tersebut.

"Ren"

"Hm" Renata menoleh, menunggu Yuki melanjutkan ucapannya namun Yuki urungkan saat dia ingin bertanya tentang Fisya. Yuki akhirnya hanya menggeleng dan pandangannya kembali kedepan melihat para siswa-siswi tengah bersenda gurau bersama dengan teman mereka

"Gua mau pindah" ujar Renata tiba-tiba

"Iya, gua di kasih tahu Elsa tadi". Percakapan mereka pun berhenti. Beberapa menit mereka saling diam hingga akhirnya Yuki memulai percakapan

"Keadaan lo.. gimana?" tanya Yuki hati-hati.

Renata tertunduk, seminggu setelah kejadian yang menimpa Fisya masih ada rasa bersalah dan penyesalan dalam dirinya terlebih lagi dia bahkan belum sempat untuk meminta maaf dan mengucapkan terima kasih dengan pantas kepada sahabatnya itu pun jika dia masih pantas dianggap sahabat.

"Ren.. jangan anggap ini kesalahan lo. Gua yakin Fisya akan sedih jika lo menyalahkan diri lo sendiri"

Renata mengangkat kepalanya menatap Yuki "Andai gua bisa kembali, gua pasti akan selamatkan Fisya". Yuki tersentak mendengar pernyataan Renata dadanya terasa sakit, dia telah gagal untuk mengubah takdir Fisya.

"Udah bunyi bel, yuk kekelas" ajak Renata kemudian saat bunyi bel khas sekolah terdengar menandakan waktu istirahat telah usai. Yuki mengangguk tersenyum getir, berjalan mengikuti Renata dari belakang.

***

Semua murid telah masuk kedalam kelas hanya ada beberapa murid yang masih terlihat diluar. Yuki dan semua teman sekelasnya berada didalam menunggu guru memasuki kelas, sambil menunggu mereka mengobrol, bermain hp, atau mengatupkan mata tertidur.

"Yuki, sini deh" bisik Elsa menarik Yuki menjauh dari teman yang lain.

"Ada apa Sa?"

"Sini gua bisikkin..." Elsa membisikkan sesuatu ke telinga Yuki yang membuat si empunya telinga terkejut.

"GILA!!" pekik Yuki membuat beberapa orang memperhatikannya

"Sssttt.. jangan berisik" ucap Elsa menutup mulut Yuki dengan tangannya

"NO!"

"Ayolah, kali ini aja kasih tahu gua apa yang terjadi, please?" mohon Elsa dengan wajah yang dia buat semelas mungkin. Yuki berpikir sejenak tentang permintaan Elsa yang ingin mengetahui yang akan terjadi esok hari.

"Gua beliin 5 potong... eh tidak 10 potong ayam fried chicken, please" bujuk Elsa kali ini bukan hanya wajah melas tapi juga sebuah tawaran terbaik.

Cukup lama Yuki berpikir hingga akhirnya dia menyetujuinya "Oke.. demi fried chicken" jawab Yuki akhirnya. Elsa bersorak gembira dia memeluk Yuki erat

"Jadi?" tanya Yuki setelah dia berhasil terlepas dari pelukan Elsa.

"Nih" Elsa memberikan sebuah pamflet kepada Yuki yang langsung menerimanya

"Gua mau ikut perlombaan ini, gimana menurut lo? Apa gua punya kesempatan menang?" tanya Elsa beruntun tidak sabar.

Yuki memperhatikan pamflet perlombaan musik tersebut dia mencoba mengingatnya, aneh tidak ada perlombaan musik dalam ingatannya. Yuki kembali ke tempat duduknya mengambil sebuah buku bersampul coklat yang telah usang, dibukanya buku tersebut dengan teliti Yuki membaca tiap lembar kalimat didalamnya namun tidak ada keterangan tentang perlombaan musik.

"Kenapa?" tanya Elsa panik melihat ekspresi Yuki

"Entahlah Sa, aku tidak ingat ada perlombaan musik"

"Mungkin lo lupa untuk menulisnya" ucap Elsa kecewa

"Tidak mungkin gua selalu menulis setiap tanggal..." Yuki tidak meneruskan kalimatnya dia memperhatikan tulisan yang tertera pada sebuah tanggal kecelakaan orangtuanya. Tanggal yang sama namun peristiwa yang berbeda

'Apa yang terjadi?' gumamnya bertanya-tanya.