Chereads / AMNESIA* / Chapter 15 - JANJI KEBENARAN

Chapter 15 - JANJI KEBENARAN

Sebelumnya..

Didalam ruangan serbaguna sudah berdiri para guru dan Kepala Sekolah dengan wajah serius sedangkan Iqmal berdiri ditengah ruangan menunggu putusan untuk hukumannya.

"...Melihat semua bukti yang ada, dengan berat hati saya selaku Kepala Sekolah dari SMAN Tangerang akan memberikan hukuman kepada saudara Iqmal Argantara berupa.."

"TUNGGU!"

Suara lantang terdengar dari arah belakang Iqmal, semua orang yang berada didalam ruangan menoleh kearah sumber suara. Terlihat Yuki, Elsa dan seorang wanita tengah berlari menuju ruangan serbaguna, petugas keamanan sekolah yang melihat aksi tersebut mencegah mereka yang berusaha masuk kedalam.

"Tunggu dulu.. aku.. aku punya bukti dia tidak bersalah" ujar Yuki berusaha melepaskan tangan para petugas keamanan.

Kepala Sekolah memberikan isyarat agar mereka bisa masuk, "Biarkan mereka masuk"

Melihat situasi seperti ini para murid yang menunggu diluar mulai berkumpul menyaksikan apa yang sedang terjadi meskipun mereka hanya bisa mendengar sekilas suara dari speaker.

"Kamu punya bukti dia tidak bersalah? Tunjukkan.."

Yuki menghentikan ucapan seorang guru sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, "Sebelum kami memberikan buktinya, biarkan siswa yang lain masuk kedalam ruangan ini agar mereka bisa melihat dan mendengar apa yang sebenarnya terjadi"

"Kamu sedang negosiasi? Dasar anak nakal!" bentak guru yang lain

Yuki menatap Kepala Sekolah dia maju selangkah, "Pak akan lebih adil jika semua siswa tahu yang terjadi disini mereka juga bisa menilai apakah teman dibelakang saya ini bersalah atau tidak".

Iqmal mengangkat kepalanya tepat saat dia mendengar kata teman dari bibir Yuki. Kepala Sekolah terdiam sejenak sampai akhirnya dia memerintahkan para petugas keamanan sekolah untuk membuka pintu ruangan.

"Semua siswa dan siswi SMAN Tangerang diharapkan datang ke ruangan serbaguna untuk melihat hasil dari kasus bocoran soal yang membuat satu sekolah heboh pada hari ini, dan juga agar bisa dijadikan pelajaran untuk kalian semuanya" ucap Kepala Sekolah mengumumkannya melalui mic yang tersambung ke semua speaker yang terpasang diarea sekolah.

Para siswa-siswi berduyun-duyun menuju ke ruangan serbaguna untuk menyaksikan momen langka tersebut, mereka semua berbaris dengan rapih sesuai dengan kelas mereka selayaknya upacara bendera.

Setelah semua siswa berkumpul dengan rapih didalam Kepala Sekolah mulai berbicara, "Seperti yang sudah kalian ketahui semua beredar video yang memperlihatkan pelaku bocoran soal terjadi pada hari ini, kami para guru dan staff sudah mengkonfirmasi orang didalam video tersebut yang ternyata adalah.."

Kepala Sekolah mengambil napas sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya, "..Siswa didalam video tersebut adalah Iqmal Argantara selaku Kepala Sekolah disini, saya akan memberikannya hukuman"

"Tunggu, bukan Iqmal pelakunya" ucap Yuki membuat semua orang yang berada didalam dibuat heran olehnya

"Orang divideo itu Iqmal" teriak seorang murid, Yuki dan lain menoleh kearah sumber suara namun satu suara tersebut membuat suara-suara yang lain ikut bermunculan.

"Jangan membela orang yang salah"

"Apa lu juga ikutan ngebantu?"

"Itu benar dia gak mungkin melakukannya sendirian" timpal yang lain membuat suasana didalam ruangan menjadi riuh.

Kepala Sekolah berusaha menenangkan semuanya, "Diam semuanya!"

Semua orang terdiam saat mendengar suara bariton yang keras itu terdengar ditelinga mereka, beberapa guru bahkan membuat isyarat dengan jari telunjuk didekatkan ke bibir mereka pertanda agar para murid tidak berisik.

"Apa maksud kamu? Dia bahkan tertangkap oleh kamera CCTV" tanya Kepala Sekolah

"Bukankah CCTV yang berada didalam ruangan Bapak sedang rusak? Dia hanya terlihat di kamera arah ke belakang itu tidak menjamin dia sebagai pelaku dan juga tidak ada saksi mata yang melihat dia masuk kedalam" terang Yuki

"Dia satu-satunya orang yang terekam dan salah satu petugas kebersihan melihat bayangan dari arah tempat Pak Kepala Sekolah" sela guru yang sebelumya tidak terima dengan ucapan Yuki

"Apa lagi yang ingin kamu sangkal?" guru tersebut turun dari atas mendekati Yuki, "Meskipun dia temanmu, kamu tetap tidak boleh membelanya meskipun dia salah"

"CCTV itu memang dirusak oleh pelaku, tapi bukan hari ini" ujar Yuki berhasil membuat guru itu berhenti ditempatnya.

Sang guru menyeringai kearah Yuki, "Berhenti membuat onar"

Salah seorang guru mendekati Kepala Sekolah berbisik, "Sebaiknya kita lanjutkan Pak, saya akan mengurus para siswa nakal ini" Dia memberi isyarat kepada petugas keamanan agar menangkap murid-murid tersebut, namun sebelum mereka melakukan hal tersebut Kepala Sekolah telah berkata terlebih dahulu

"Tadi kamu bilang punya bukti, bisa kamu tunjukkan bukti tersebut?"

Wanita yang bersama Yuki dan Elsa mengeluarkan sebuah kertas dari balik saku seragamnya, "Kertas ini berisi daftar nama dari murid-murid yang mendapat hak istimewa"

Wanita yang memakai gelang pink itu terdiam sejenak, dia menatap ke arah Yuki dan Elsa bergantian. Yuki yang mengerti mengangguk bibirnya bergetar mengucapkan sebuah kata 'Tidak apa-apa' begitu pula dengan Elsa

"Kalian pasti tahu, untuk bisa masuk ke perguruan tinggi kita bukan hanya mengikuti ujian disana tapi juga harus memperoleh poin dari pihak sekolah dengan batas yang diminta, namun selama ini kita bahkan tidak pernah melihat perlombaan atau apapun yang dapat meningkatkan nilai point kita" wanita bergelang pink yang bernama Mia itu kembali terdiam mengambil napas sebelum melanjutkan kalimatnya

"..Itu karena semua acara yang dapat menambah point hanya diberikan kepada murid yang berada didalam daftar ini" lanjutnya

Yuki mengambil kertas tersebut untuk dia berikan kepada Kepala Sekolah sedangkan guru yang tadi sempat berbisik kepada Kepala Sekolah mencoba menghalangi Yuki.

"Pak ini tidak ada hubungannya dengan kasus dari Iqmal, mereka hanya mengada-ngada saja" jawabnya cemas

"Tentu saja ada hubungannya, karena orang itulah yang mengambil jawaban soal untuk dia berikan kepada murid khusus" ujar Yuki dengan berani dia berjalan mendekat kepada guru yang bernama Pak Kusnadi

"Kurang ajar kamu!" geram Pak Kusnadi

Yuki melihat kearah Kepala Sekolah berada dia mengangkat kertas yang berisi daftar murid khusus, "Bapak harus melihat daftar ini dan.." sebelum melanjutkan kalimatnya Yuki menoleh kearah Elsa memberikan sebuah kode.

Elsa yang mengerti segera bergegas menuju komputer yang berada disudut ruangan, dia mengambil remote dan sebuah layar besar muncul dari atas, layar tersebut biasa digunakan dalam acara-acara besar sebagai background persis saat pementasan drama berlangsung kemarin.

"..Bapak Kepala Sekolah dan guru-guru yang terhormat juga teman-teman harus menyaksikan ini" lanjutnya.

Layar yang semula putih kini menampilkan video yang merupakan ruangan Kepala Sekolah, awalnya tidak ada yang aneh dalam video tersebut namun menit kemudian seorang tiba-tiba masuk kedalam ruangan Kepala Sekolah dan entah apa yang dia pikirkan dia merusak brankas yang berisi soal dan jawaban ujian. Orang didalam video tersebut memang tidak terlihat jelas namun bisa dipastikan jika bukan Iqmal pelakunya. Video berakhir layar kembali berwarna putih seperti semula, Yuki maju kedepan dia menunjuk salah satu guru dan mengatakan sesuatu yang membuat semua orang mendengarnya terkejut.

"Pelakunya adalah.. Dia"

***

Pak Kusnadi mengumpat saat Yuki menuduhnya, "Anak kurang ajar!"

Suasana kembali riuh, para siswa dan guru tidak percaya dengan yang terjadi. Kepala Sekolah berusaha menenangkan semua orang yang berada didalam

"CUKUP! Diam semuanya." Saat semua orang kembali fokus Kepala Sekolah menatap kearah Yuki

"Kamu tidak boleh asal bicara.."

"Saya tidak asal bicara Pak" sela Yuki

"Hanya Bapak dan wakil Bapak yang mengetahui sandi didalam brankas tersebut, dan hanya orang yang membuat soal ujian yang mengetahui jawabannya" Yuki mengambil napas sebelum melanjutkan

"..Orang yang menjadi wakil dan juga yang membuat soal ujian adalah.." ucapan Yuki terhenti matanya menoleh kearah Pak Kusnadi yang wajahnya sudah memerah

"Apa Bapak percaya dengan bocah ingusan ini? Dia hanya banyak bicara agar temannya tidak dihukum" elaknya membela diri

"ITU TIDAK BENAR!" salah seorang siswi berteriak dari dalam barisan, dia lalu keluar wanita dengan rambut panjang terikat satu itu maju kedepan Iqmal yang mengenal wanita tersebut hanya menatapnya datar

"Sejujurnya beberapa hari sebelum ujian saya melihat Pak Kusnadi keluar dari ruangann Kepala Sekolah.."

"Saya hanya melakukan rekap seperti biasa itu juga karena Kepala Sekolah tidak bisa hadir makanya saya yang mengerjakannya, kalian itu tahu apa?" sela Pak Kusnadi

"Saya melihat Bapak membawa pemukul baseball" ujar wanita itu kemudian

Pak Kusnadi menyeringai mendengar penuturan para muridnya tersebut, "Jika saya ingin melakukan hal tersebut saya tidak perlu merusak brankas"

Yuki ikut menyeringai mendengar jawabannya, "Agar daftar murid khusus tidak pernah diketahui oleh siapapun, ini hanya pengalihan"

Yuki berjalan melewati Pak Kusnadi menuju Kepala Sekolah dia memberikan kertas yang merupakan daftar para murid khusus, namun sebelum Kepala Sekolah menerimanya Pak Kusnadi sudah terlebih dahulu merebut kertas tersebut dan merobeknya

"KALIAN SEMUA ANAK NAKAL! JIKA BUKAN KARENA SAYA SEKOLAH INI TIDAK AKAN PERNAH SEPERTI SEKARANG. APA SALAHNYA JIKA MENGELUARKAN SATU MURID YANG TIDAK BERPRESTASI? MEREKA HANYA KUMPULAN PARASIT DISETIAP SEKOLAH" teriak Pak Kusnadi heboh. Tapi karena perkataannya tersebut membuat dirinya dalam masalah. Kepala Sekolah memerintahkan petugas keamanan sekolah agar menangkapnya dan mengeluarkannya dari ruangan.

"Pak?" tegur Yuki

Kepala Sekolah mengangkat kepalanya dengan malas, "Hm"

"Saya hanya ingin memberitahu entah Pak Kusnadi atau bukan pelakunya, yang pasti Iqmal bukanlah pelakunya. Jadi saya harap Bapak tidak akan mengeluarkannya"

Kepala Sekolah menatap Yuki dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan sebelum akhirnya dia meminta agar semua bubar dan sekolah akan diliburkan untuk beberapa hari.

Semua murid merasa senang namun juga sangat terkejut atas kejadian yang baru saja mereka saksikan, dalam perjalanan pulang mereka masih membicarakan hal tersebut.

***

Yuki dan Elsa berjalan berdua menuju area parkir sebelumnya mereka telah berjanji akan pergi bersama setelah kasus ini selesai, saat berusaha mengeluarkan sepeda motor milik Yuki wanita bergelang pink yang merupakan Mia menghampiri mereka berdua

"Hei" tegurnya kikuk

Yuki yang melihatnya tersenyum begitu pula dengan Elsa,

"Kak Mia mau pulang?" tanya Elsa terlebih dahulu, Mia tersenyum kecil sebagai jawabannya.

"Soal.. Soal yang tadi itu.." Mia terlihat ragu ingin menyampaikan sesuatu kepada dua orang adek kelasnya

"Kita tidak tahu apa-apa, benar kan?" ujar Yuki meminta persetujuan kepada sahabatnya.

Elsa mengangguk, "Iya kita gak tahu apa-apa. Kita hanya tahu kalo kakak ngebantu kita untuk mengatakan sejujurnya"

Mendengar perkataan dari mereka berdua membuat Mia tersenyum senang, diapun ijin pamit pergi duluan.

Seperginya Mia dari hadapan Yuki dan Elsa datanglah Iqmal menghampiri mereka berdua,

"Apa yang terjadi?" tanya Iqmal setibanya dia dihadapan mereka berdua

Yuki dan Elsa tampak mengabaikan pertanyaan Iqmal masalahnya motor yang hendak mereka gunakan tidak bisa menyala membuat keduanya sibuk dengan motor tersebut. Iqmal yang melihat situasinya inisiatif menggantikan Elsa yang tengah berusaha melakukan starter

BRUM..

"Siapa wanita itu?" tanya Iqmal disela-sela usahanya dalam menstarter motor matic tersebut

"Kakak kelas kita, anak bahasa" jawab Elsa

"Maksud gua.." Iqmal berhenti menstarter, motor tersebut telah nyala "Kenapa dia ngebantuin gua?"

Yuki dan Elsa saling pandang sebelum menjawab pertanyaan Iqmal tersebut

"Why? Ada apa?" tanya Iqmal melihat ekspresi kedua teman wanita dihadapannya terlihat aneh

"Kita bicarakan ditempat lain" jawab Yuki akhirnya

Mereka bertiga janjian bertemu ditempat lain, Yuki dan Elsa pergi duluan mengendarai sepeda motor berboncengan sedangkan Iqmal menaiki kendaraan umum.

Flashback

Yuki dan Elsa menuju sebuah kelas yang berada dilantai 2, kelas 03-Bahasa-2. Mata Yuki menyapu seluruh ruangan mencari keberadaan seseorang namun dia tidak menemukannya

"Gimana?" tanya Elsa

Yuki hanya menggeleng lemas mereka akhirnya hanya bisa pergi dari kelas itu dengan perasaan kecewa, namun tanpa sengaja seseorang menabrak Elsa

BRUK

"Aw.." ringis Elsa, cukup keras orang itu menabraknya dia juga tampak terburu-buru

"Maaf" ujar orang lalu segera pergi masuk kedalam sekolah, dilhatnya oleh Yuki wajah orang tersebut dia adalah orang yang dicarinya

***

Mereka bertiga berbicara ditaman, orang yang menabrak Elsa tadi menunduk tidak berani melihat adek kelasnya

"Kak.."

"Hei.. aku sudah bilang, jika aku bukan yang mengambilnya" ujar Mia akhirnya, kakak kelas yang menabrak Elsa dan juga orang lain yang berada didalam video selain Iqmal

"Terus kenapa lu bisa ada disana?" tanya Elsa

"Lu.." Mia menyeringai mendengar adek kelasnya berkata demikian, "Seharusnya lu lebih sopan gua masih kakak kelas lu" sarkasnya

"Sorry" balas Elsa suaranya memelan

"Lalu, jika bukan kamu yang ambil untuk apa kamu berada disana?" tanya Yuki mengulangi pertanyaan

"Ada barang gua yang harus gua ambil disana" jawabnya

"Testpack?" tebak Yuki tiba-tiba

Ekspresi Mia terlihat terkejut saat mendengar perkataan Yuki yang tiba-tiba barusan

"Maaf.. aku gak sengaja melihat saat kamu membereskan barang-barang.. aku melihatnya dikotak pensil" ujar Yuki sedikit canggung

Mia membuang napas kasar, "Sat.. seharusnya lu gak liat itu." Mia berdiri dari tempat duduknya

"Iya, benda itu yang gua ambil. Kalian mau adukan ke Kepala Sekolah, silahkan. Gua gak peduli" ucap Mia melangkah pergi

"Kita gak akan kasih tahu siapapun" ucapan Yuki berhasil membuat Mia menghentikan langkahnya

Mia menoleh kearah Yuki dan Elsa, "Tapi bisakah kamu bantu kita?"

Mia mengangkat sebelah alisnya bingung, "Bantu? Bantuan apa yang kalian mau?"

Yuki maju selangkah, tatapannya berpindah kearah saku rok milik Mia, "Daftar nama murid khusus kamu pasti tahu, dan biar aku tebak.."

Yuki terdiam matanya saling bertatapan dengan Mia, "Kamu pasti punya datanya kan?"

"Lalu? Itu gak akan bisa ngebebasin teman lu" ucap Mia menatap Yuki tajam

"Tapi lu bisa balas dendam" celetuk Elsa tiba-tiba

"Bukannya ini gak adil, mereka bisa mendapatkannya dengan mudah sedangkan kita harus berjuang mencari-cari untuk mendapatkannya" terang Elsa

Mia menyengir mendengarnya, "Gua gak butuh masuk ke perguruan tinggi"

"Kak Mia, gua kenal lu. Dulu lu salah satu anggota band disekolah kita" ujar Elsa masih berusaha meyakinkannya

"Lu sangat keren, gua salah satu fans lu dan gua tahu gimana usaha lu buat cari berbagai acara untuk meningkatkan point agar masuk ke PTN. Mungkin lu udah tahu ini sejak lama tapi, haruskah lu nyerah? Haruskah berh;enti sampai disini?" Elsa menarik napas pelan

"Ya baiklah kalo gitu nyerah aja tapi, aku gak akan nyerah, teman aku gak bersalah dan aku akan kasih tahu ke semua bagaimana para guru disini memperlakukan kita tidak adil, aku akan kasih tahu kesemua" ucap Elsa tegas

Elsa hendak berbalik pergi sebelum akhirnya suara Mia mengurungkan niatnya,

"Apa yang harus gua lakuin?" mendengar kalimat tersebut membuat Elsa dan Yuki tersenyum senang

"Oke jadi begini.."

"Tunggu dulu sebelum itu.." potong Mia sebelum Yuki selesai bicara

"Lu.. jaga sikap lu" perintah Mia kepada Elsa, yang diberi perintah hanya mengangguk tersenyum

Flashback Off