Chereads / AMNESIA* / Chapter 8 - BENAR ATAU SALAH

Chapter 8 - BENAR ATAU SALAH

Tahun 2039, Acara Penganugerahan dan Kontes Robotika International

Changwon, Korea Selatan

Rich Fariza adalah seorang GM dari perusahaan AIR Tech (Artificial Intelligence Robot) yang berada di Indonesia, bukan hanya seorang GM Rich sendiri juga merupakan seorang pembuat robot dengan kecerdasan buatan manusia salah satu karyanya adalah sebuah robot A.I yang bisa diajak mengobrol dan curhat layaknya teman yang dia beri nama AMI dan BEAU yang berarti 'Teman yang baik'. Rich berada disebuah gedung yang berada di daerah Changwon untuk menghadiri kontes robotika dan penganugerahan kepada orang-orang yang telah berjasa dalam menciptakan robot untuk kemudahan manusia di masa depan.

"Hello Mr. Rich" seorang bule menyapa saat melihat Rich yang sedang melihat pertunjukkan kontes robot.

Rich menoleh kearah sumber suara "Hi, how are you Mr. Andrew?" dia tersenyum saat melihat Mr. Andrew orang yang dia kenali.

"Sudah lama tidak bertemu, apa sekarang kamu masih mengumpulkan penghargaan?" tanya Mr. Andrew dengan logat bulenya yang masih kental

Rich tertawa renyah saat mendengar pertanyaan tersebut "Aku tidak pernah mengumpulkannya, mereka yang datang sendiri padaku" jawaban Rich seraya membusungkan dada membuat Mr. Andrew juga ikut tertawa

"Just as cocky as ever"

"Haha.. Let's go in" ajak Rich kepada Mr. Andrew untuk masuk kedalam gedung yang menjadi tempat acara.

***

Malam penganugerahan dimulai dengan menyebutkan nama para kontestan yang berhasil meraih poin tertinggi dalam pembuatan robot terbaru. Peserta dari negara Indonesia meraih 14 penghargaan dalam beberapa kategori dikontes robot tahun ini, diikuti dari negara Jepang, China dan Korea Selatan selaku tuan rumah. Penghargaan ini membuktikan jika Indonesia mampu bersaing dalam dunia robotika dikancah International.

"This is amazing! Indonesia won more acclaim this year. Congratulation Mr. Rich" ucap Mr. Andrew memberikan ucapan selamat.

"Thank you, thank you very much. It's all thanks to your help" balas Rich menjabat tangan Mr. Andrew dengan tersenyum bangga karena kini negara lain patut melihat jika Indonesia juga bisa bersaing dalam teknologi khususnya bidang robotika.

"..And this year, someone who has played a major role in developing the industry, especially in the robot field, has been selected..." salah seorang moderator mengumumkan para kandidat yang masuk dalam kategori 'pengembang dan pembuatan robotika modern' semua orang yang hadir terdiam menunggu hasil pengumuman.

"...Congratulations to Rich Fariza from Indonesia!!"

Mendengar namanya dipanggil Rich berdiri dengan bangga maju keatas panggung. Moderator yang menunggu memberikan sebuah trofi kepada Rich sebagai simbol penghargaan atas dirinya. Semua orang bertepuk tangan, bukan hanya untuk dirinya saja namun juga untuk nama negara yang dia bawa.

***

Sebuah gedung yang berada di tengah kota Changwon Korea Selatan ini dipenuhi oleh para petinggi, pengusaha, dan kalangan elit yang hadir. Mereka tengah merayakan keberhasilan, kenaikan saham dan lainnya. Rich duduk disebuah kursi panjang sedikit menjauh dari kerumunan, tangannya asyik memainkan gadget yang berada dipergelangan tangannya sedangkan dia tengah memakai sebuah kacamata yang memantulkan proteksi layar dari gadgetnya tersebut. Dia menggeser layar membaca dengan cepat atau hanya sekedar mendengarkan informasi singkat dari earphone yang terhubung dengan kacamatanya. Dia terus menggeser hingga dia berhenti pada sebuah profil data diri tamu yang hadir didalam gedung tersebut, Rich menunggu hingga data tersebut lengkap

"Hei! kamu tidak ingin bergabung?" sapa salah seorang wanita. Rich memperhatikan wanita tersebut, kulit putih dengan dress hitam dan beberapa aksen putih membuatnya terlihat elegan. Rich mengangkat bahu tidak peduli.

"Come on Baby, kamu tidak akan berpacaran dengan gadget bukan?" ucap wanita tersebut masih mencoba merayu. Rich memalingkan wajah, ini bukan pertama kali dirinya diajak mengobrol oleh wanita disini, beberapa menit yang lalu bahkan sudah ada dua orang yang menanyainya. Entahlah dia tidak begitu menyukainya Rich lebih tertarik dengan teknologi, gadget dan robotika.

"Ayolah!" ajak wanita itu lagi namun kali ini dia menarik tangan Rich agar mengikutinya, mau tidak mau Rich bangkit dari duduknya dan mulai mengikuti wanita tersebut.

"Nice" ucap wanita itu menyunggingkan bibir saat melihat Rich berdiri.

Rich berjalan mengikuti wanita itu namun matanya masih fokus dengan gadgetnya, dia masih menunggu. Hingga beberapa menit kemudian sebuah layar menampilkan sebuah foto wanita disebelah kanan terlihat bendera berwarna merah-putih yang menggambarkan kewarganegaraan dari orang tersebut.

"Indonesia.." ucapnya pelan. Rich masih menunggu hingga informasi data pribadi dari wanita tersebut tampil

Name : Yuki Myesha

Nation : Indonesia

Ag..

Belum sempat Rich membaca dengan lengkap tanpa sengaja seseorang menabraknya membuat tangan Rich terlepas dari pegangan wanita dress hitam tersebut. Rich mendengus sebal namun dia urungkan saat melihat foto dari balik gadget wanita itu. Foto yang sama yang dia lihat.

"I'm so sorry.." ucap orang tersebut lalu bergegas pergi meninggalkan Rich.

***

Tahun 2012, Indonesia

Yuki berlari menuju sekolah dia terlambat, ini bahkan sudah hari kelima dirinya terlambat ke sekolah tidak seperti biasanya. Yuki mengatur napasnya yang tidak beraturan terlebih lagi melihat gerbang sekolah yang telah ditutup, Yuki melongok mencari security sekolah namun nihil pos yang biasanya dipenuhi oleh para security atau guru piket kosong, dia menyandarkan tubuhnya ke gerbang.

'Tunggu hingga jam istirahat' pikir Yuki mencari jalan tengah.

"Gak masuk?" tanya seseorang yang menyadarkan Yuki.

"Tutup" jawab Yuki sembari menunjuk gerbang sekolah yang tertutup dengan isyarat matanya. Yuki memperhatikan siswa tersebut yang berjalan melewatinya "Hei, mau kemana?"

"Cari pintu yang lain" jawab siswa itu santai seperti sudah biasa melakukan hal tersebut. awalnya Yuki ragu untuk mengikutinya namun berdiam diri disini juga tidak bisa membuatnya masuk kedalam, akhinya Yuki pun mengekor dibelakang siswa itu.

Dibelakang sekolah Yuki melihat sebuah bangunan kecil hanya ada satu toko yang berjualan disana namun terlihat banyak berbagai makanan dan minuman yang terjual

"Ini.."

"Ini kantin lama sekolah udah gak dipake tapi.. lo tahu siapa aja yang sering datang kesini" jelasnya kepada Yuki. Siswa tersebut masih berjalan beberapa meter melewati kantin tersebut dia akhirnya berhenti pada sebuah dinding disebelahnya terdapat lubang besar seukuran pintu, lebih tepatnya lubang tersebut memang bekas pintu. Yuki melongo melihat pintu rahasia itu, dia benar-benar tidak tahu tentang hal ini dan hebatnya setelah dia kembali lagi ke masa ini dia baru tahu ini alasan para siswa mudah bolos.

"Jangan bilang kalo lo baru tahu?" tanya siswa tersebut yang melihat ekspresi terkejut, Yuki mengangguk sebagai jawaban. Siswa tersebut tersenyum dia menepuk bahu Yuki "lo harus lebih sering jalan-jalan, ada banyak tempat disekolah ini yang seru"

"Hei nama lo siapa?" tanya Yuki menghentikan langkah siswa tersebut.

"Kenapa? Lo mau aduin gua ke guru piket?"

"Tidak, aku hanya ingin tahu"

Siswa tersebut mengangguk paham bibirnya tersungging membentuk sebuah senyuman "Tentu saja, jika lo aduin gua ke guru piket.. maka gua juga bisa aduin lo"

"hah"

"Kalo lo mau tahu nama gua kita harus ketemu lagi disini, Yuki" kata siswa tersebut mengakhiri percakapan

"huft.. yang benar saja, eh lo tahu nama gua" teriak Yuki saat menyadari sesuatu namun siswa tersebut telah pergi menjauh

Flashback in Memory

Sebuah kursi kosong Elsa menatap kearah kursi tersebut, itu adalah kursi Yuki sahabatnya dia tidak masuk sekolah lagi. Elsa mengambil handphonenya dari balik saku dengan hati-hati sembari melirik guru yang berada didepan. Kosong tidak ada balasan dari Yuki

"Oke ada yang ingin kalian tanyakan?" kata guru tersebut saat dia telah selesai menerangkan materi, semua murid terdiam termasuk Elsa namun diamnya bukan karena dia tidak tahu melainkan karena sahabatnya itu.

Yuki berjongkok disebelah pusara dia meletakkan buket bunga anyelir berwarna merah diatas pusara tersebut tangannya menengadah berdoa selepasnya Yuki hanya terdiam menatap pusara tersebut dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan namun matanya seakan mengatakan rindu.

Dddrrrttt.. Dddrrrttt..

Handphonenya bergetar sebuah pesan masuk dari Elsa yang menanyakan keberadaan dirinya. Yuki mengabaikan pesan tersebut "Sampai jumpa Ma.." ucap Yuki selepasnya dia pun pergi.

***

Jam kedua sudah dimulai, Yuki tidak berniat masuk kedalam sekolah diapun memutuskan untuk kembali pergi dari sana namun tanpa sengaja dirinya menabrak seorang siswa dengan seragam tanpa atribut lengkap, di tatapnya siswa tersebut yang justru memberikan senyuman semanis gula kearah Yuki

"Gua udah duga lo ada disini, Elsa nyariin lo. Ayo masuk" ajak siswa itu

"Gak mau" jawab Yuki ketus.

"Oh iya, gua masih punya permintaan dari taruhan kemarin kan?" ucap siswa itu tersenyum menggoda

"Lo gak bisa lakuin ini sama gua" balas Yuki tidak mau kalah

"Tentu saja gua bisa, karena gua Rich.. Rich Farizha" ucapnya bangga sedangkan Yuki sebal mendengarnya. Dua minggu saat kejadian kecelakaan orangtua Yuki dia sempat bertemu dengan pria yang bernama Rich ditempat pemakaman ibunya, Rich memberikan warna dan keceriaan dalam hidupnya sejak peristiwa tersebut dan entah bagaimana Rich pindah kesekolahnya dan menjadi teman baik dirinya dan Elsa. Awalnya Yuki sangat senang, karena setiap kali dia bersama dengan Rich kenangan buruk atas peristiwa kecelakaan itu seakan hilang sejenak sampai pada suatu hari persahabatan mereka goyah karena sebuah cinta meskipun di masa depan kita masih bisa melihat kedekatan antara Rich dan Yuki. Lalu bagaimana dengan sekarang saat Yuki berhasil kembali lagi ke masalalu Apakah Yuki bisa mengembalikan persahabatan yang dulu terjalin atau justru semakin memperburuk keadaan

Flashback off