Kevin kembali kehalaman rumahnya kemudia dia memberikan piring pada Maman untuk menaruh pesanan nasi gorengnya.
"Pakai piring abangnya saja Mas, biar gak cape cuci piring, bagaimana? kata Maman memberikan usul.
Boleh deh yang penting sendoknya saja pakesendok sendiri," Kevin lalu dudu diteras halaman rumahnya. Maman sudah hapal pesanan nasi goreng untuk tuan mudanya itu, yang peting tidak pakai kecap.
Setelah pesanannya selesai, Kevin memilih untuk makan nasi gorengnya di depan rumah bersama Kang Maman, baru saja setengah piring mereka menikmati nasi goreng yang dibelinya ditukang nasi goreng keliling, mobil Jason datang dan mengklakson agar dibukakan pintu gerbangnya. Maman bergegas berlari ke arah pintu gerbang lalu segera membukakan pintu pagar untuk tuannya.
"Wah enak nih nasi goreng," kata Jason, setelah turun dari mobilnya diikuti istri dan Pelita yang sepertinya habis menangis.
"Mau Pah? abangnya masih ada kok kayanya dirumah sebelah," sahut Kevin masih duduk di kursi teras rumahnya.
"Boleh deh,laper nih Papa?" Saut Jason mengelus perutnya.
Kevin melirik perempuan disamping ibunya,
Tertunduk sepertinya dia sangat sedih dan tidak bersemangat.
"Mama mau?" Tanyanya pada Lidya.
"Nggak masih kenyang, eh Ta kamu mau nasi goreng tidak?" Tanya Lidya pada Pelita.
"Tidak Tan, permisi saya mau istirahat dulu, boleh Tan?" Tanyanya sambil menatap Lidya.
"Ooh ya sudah, Kamu istirahat dulu aja ya, eh kunci motor kamu mana biar nanti Kevin yang masukan kegarasi motornya ," kata Lidya yang membuat Kevin nyaris tersedak karena perintah ibunya yang tiba-tiba.
"Tapi, tidak apa-apa di luar saja motornya Tan," pinta Pelita karena tidak enak merepotkan orang lain.
"Eh jangan kalau hilang bagaimana, sudah sinikan kuncinya," pinta Lidya pada Pelita. Dengan berat hati Pelita memberikan kunci motor kesayangannya padahal sebelumnya dia tidak pernah seorang pun menyentuh motor kesayangannya itu.
"Nah sudah kalau begitu kamu istirahat dulu saja yah, tidak lupa kan kamar tidurnya dimana?" Tanya Lidya menggoda Pelita.
"Ingat Tan, kalau begitu saya permisi Om, Tante, Bang." Sambil menganggukan kepala lalu bergegas masuk kedalam rumah untuk menuju kamarnya.
"Abang emangnya aku abang bakso," celoteh Kevin setelah Pelita masuk kedalam rumah, yang langsung ditoyor kepalanya oleh Jason.
"Itu Mam anaknya Om Benny, tampangnya cengeng tapi tongkrongan moge, gak salah tuh Mam?" Kata Kevin seolah tak percaya.
"Jangan salah, tampangnya memang melow tapi preman pasar saja pernah dia hajar," kata Jason masih menikmati nasi goreng yang baru saja matang dan masih panas.
"Serious pah? dia itu jago beladiri apa emang nekat ngelawan preman pasar?" Tanya Kevin seolah tidak percaya pada apa cerita yang dikatakan oleh ayahnya.
"Jago beladiri, muay thai, jiu jitsu dan taekwondo dia kuasai dan ayahnya bilang dia sering dipanggil guru BP karena berkelahi membela temannya, solidaritas nya tinggi, jadi nanti Papa tugaskan kamu mengawasinya," kata Jason dengan santai sementara Kevin malah melotot mendengar perkataan ayahnya.
"What? Yang dititipi oleh ayahnya, Papa dan Mama kenapa aku yang harus bertanggung jawab?" Tanya Kevi kesal.
"Anggap saja kamu belajar punya pacar, belajar melindungi pacar kamu," kata Jason lagi kemudian kembali menyuap nasi goreng yang lumayan pedas kedalam mulutnya.
"Aku bukan belajar melindungi pacaritu sih, secara dia juga jago bela diri, tapi aku disuruh ngangon singa kecil," kata Kevin kesal.
"Hush sembarangan kalau ngomong kamu pikir dia anak sapi musti dianggon, pokoknya tugas kamu mengawasi dia, kalau tidak dana sponsor papah untuk tim futsal mu Papah cabut," Ancaman Jason pada Kevin yang tentu saja langsu diprotes oleh Kevin.
"Wahhhh Papa gak beres nih, gak bisa gitu dong, Papa dan Mama yang terima dia kenapa aku yang dilibatkan." Kevin protes keras pada ayahnya.
"Sudah sih Vin ngalah saja daripada nanti Papa mogok jadi donatur?" Kata Lidya ikut nimbrung pembicaraan anak dan ayah itu sambil masuk kedalam rumah.
"Ok tapi aku minta tambahan Dana kalau gitu karena kami mau ada pertandingan antar Fakultas aku mau Papa belikan kita sepatu dan baju seragam bola yang baru, bagaimana? Tugas Papa itu sulit dengan bayaran yang aku minta itu tidak seberapa bukan, tapi aku mau sepatu bolanya yang bagus dan original, agar awet dipakainya jangan sampai pas dipakai solnya lepas dan sepatunya mengenai wasit yang menyebabkan tim kami nyaris dianulir karena Papa Membelikan barang tidak bermutu," kata kevin mengingat kejadian yang pernah terjadi.
"Itukan kesalah kalian karena kan yang beli barang nya kan kalian, padahal Papa mengatakan kenapa sepatunya murah sekali? Dan kamu jawab ini barang bagus hanya sedang diskon. Kenapa jadi papah yang disalahkan?" Jadon tidak terima.
"Kan waktu aku anggaran sepatu 2 juta sepasang, Papa bilang kemahalan, ya yang ada itu sesuai dengan harganya, ya jadi begitu kualitas barang nya," kata Kevin mematahkan argumen ayahnya.
"Kamu tuh emang paling bisa? Ya sudah deal ya? Kamu menjaga Pelita dengan baik dan Papa akan memberikan dana untuk membeli Kostum baru kalian yang berkualitas," kata Jason sungguh-sungguh.
"Deal aku setuju kalau begitu," kata Jason penuh semangat.
"Apa yang deal?" tanya Lidya penasaran dengar obrolan antara anaknya dan suaminya karena tadi dia masuk kedalam untuk memberitahu Pelita meletakan barang-barangnya.
"Dia bersedia untuk menjaga dan mengawasi pelita," Jason menjawab pertanyaan istrinya.
"Pasti ada upahnya, kamu minta apa sama Papa sebagai upahnya?" tanya Lidya, karena dia sudah tahu sifat anaknya dia tidak akan mudah disuruh-suruh jika tidak ada imbalannya.
"Ada Aja pokoknya rahasia," Jawab Kevin mengedipkan matanya sebelah.
"Pah?" tanya Lidya pada Suaminya dengan nada mengintimidasi.
"Dia bilang kalau dia jatuh cinta sama Pelita jangan salahkan dia," ledek Jason yang membuat Kevin tersedak karena dia sedang meminum air dari gelas yang dia bawa tadi dari dalam rumah.
"Enak aja kapan aku ngomong gitu, ada juga dia kali yang jatuh cinta sama aku," kata Kevin sewot membalas perkataan ayahnya.
'Belagu kamu, buktinya sampai sekarang gak ada cewek yang mau sama kamu," ledek Jason sambil berdiri meninggalkan anaknya.
"Pah bayar dulu nasi gorengnya," kata kevin sambil menarik lengan ayahnya.
"Dasar pelit pantas saja gak ada cewek yang mau ama kamu, jajani Papa sendiri aja gak mau," protes Jason pada anaknya.
"Aku cuma anak yang belum bekerja, jadi masih ditanggung ayahnya, masa aku yang musti bayar Pah," Kata Kevin menjawab protes ayahnya.
"Alesan. Nih kembaliannya balikin ya awas kalau masuk kantong sendiri," kata Jason sambil memberikan 1 lembar seratus ribuan.
"Gak bisa dong Pah, uang yang sudah berada di tanganku adalah milikku," Katanya sambil memasukan ke saku celananya lalu berjalan menuju pagar halaman untuk membayar nasi goreng pada penjual nasi goreng yang masih menunggu di depan rumahnya.