Chereads / Bini Gue Mantan Preman / Chapter 24 - welcome to Perancis

Chapter 24 - welcome to Perancis

Akhirnya pesawat yang ditumpangi Kevin dan Pelita landing juga dengan selamat sementara setelah mereka melewati imigrasi mereka berjalan ke tempat pengambilan barang, lama juga koper mereka belum turun sementara Kevin sudah membawa troli untuk mengangkut dua koper besar milik mereka yang isinya bukan hanya pakaian mereka selama seminggu tetapi berapa pesanan milik ibunya Pelita.

"Lama Bang," Pelita mulai kesal, karena kopernya belum juga tiba.

"Sabar mereka khan harus masukan ke antrian dulu sebelum kesini" kata Kevin menjelaskan.

"Iya tapi aku pegel, katanya sambil menghentak-hentakan kakinya kesal. Kevin hanya bisa menarik nafas, kalau manjanya datang kadang-kadang Pelita mengesalkan.

"Duduk di troli aja biar gak pegal." perintah kevin sambil melepas jaketnya sebagai alas agar tidak sakit bokong Pelita jika duduk di besi troli. Untungnya Kevin mengenakan kaos lengan panjang, winter di eropa membuat hawa tetap terasa dingin.

Pelita mengikuti perintah kevin, lalu duduk manis di atas troli.

"Abang wifinya bisa nih Wa Mami masuk, katanya Papie sudah sampai bandara," Kevin tersenyum mendengar celoteh Pelita. Tidak lama koper mereka yang diturunkan dari pesawat. Bagasi pengambilan barang mulai didatangi penumpang satu persatu mereka mengambil miliknya. 

"Itu koper kita kamu diri dulu abang mau ambil," katanya begitu melihat dua buah koper besar yang mereka bawa dari rumah.

"Ayo," Kevin dan Pelita berjalan keluar bandara. Begitu keluar Pelita melihat sekitarnya mencari Sosok yang dia rindukan. Wajahnya tersenyum ketika melihat orang yang dicari berdiri tegak melambaikan tangannya padanya.

"Itu Papie Bang." Pelita berlari meninggalkan Kevin menuju ayahnya, Kevin hanya tersenyum.

"Papie!," teriakan senang terdengar dari mulut anak gadis Benni.

"Wah anak Papie tambah montok aja, kamu ngabisin nasi tante Lydia terus ya," goda Benny sambil memeluk anak gadis kesayangannya.

"Ihhh Papie apaan sih, ketemu bukannya kangen sama anaknya malah di ledekin," kata Pelita kesal namun tidak melepaskan pelukan dari ayahnya. Walau kalau sedang bersama Pelita lebih sering ngajak ribut ayahnya tapi pada dasarnya dia  amat mencintai pria berusia 50 tahun yang masih memiliki bentuk tubuh bagus, bahkan tak jarang perempuan muda melirik ayahnya dan dengan sengaja Pelita akan memeluk ayahnya seolah hanya dia pemiliknya.

"Om," sapa Kevin sambil mencium punggung tangan Benny.

"Gimana kabarmu Vin, maaf ya Om banyak menyusahkanmu," kata Benny menepuk putra bungsu teman dekatnya itu. Sementara Kevin hanya tersenyum mendengar Benny berbicara, lalu mereka berjalan menuju tempat penjemputan tak perlu waktu lama supir  Benny sudah datang dan setelah memasukan barang bawaan ke dalam bagasi mobil mereka bergegas meninggalkan bandara Paris-Charles de Gaulle yang megah tersebut menuju tempat Benny dan istrinya tinggal. 

Benny lebih memilih tinggal diluar kota paris yang ramai dengan hiruk  pikuk ciri khas ibu kota yang ramai walaupun tidak terlalu jauh dr kota Paris, Benny lebih memilih tinggal di kota Ile Saint-Louis, kota inu adalah kawasan yang elegan dan makmur. Karakter kawasan ini sudah terbentuk sejak abad ke-17. Jadi, pengunjung yang datang ke sini akan merasa seperti kembali ke masa lalu. Di sini terdapat banyak toko roti, pasar, dan kafe. Pulau natural di Seine, kawasan ini terhubung dengan kawasan lain di kota Paris melalui empat jembatan. Ile Saint-Louis adalah bagian dari arrondissement ke-4 negara Perancis.

Menempuh jarak hampir 1 jam namun disuguhi pemandangan bagus membuat Kevin dan Pelita tidak merasa bosan.

"Ayo turun kita sampai," Pelita turun dari mobilnya disuguhi rumah yang tidak terlalu besar namun Asri.

"Hai sayang,"  terlihat Riska menyambut putri kesayangannya didepan rumah dia juga tidak sendiri tapi disambut oleh kucing lucu berbulu tebal yang sembunyi dan mengintip di balik kaki Riska.

"Mami ini siapa?" Tanya Pelita sambil berjongkok mengusap kepala kucing lucu.

"Mami nemu dia mengikuti Mami pulang kerumah karena tidak ada kalungnya jadinya  Mami ambil dan diadopsi, apalagi kuncingnya laki-laki jadi mami ambil deh," kata Riska berjongkok menggendong kucingnya masuk kedalam sementara kevin dan Benni sibuk menurun kan dua koper besar bawaan anaknya dan Kevin.

"Kamu ngapain sih bawa barang banyak kopet besar banget," omel Benni begitu dia menaruh koper besar disisi Sofa.

"Lah Papi jangan salahin aku tuh yang punya salah," katanya menunjuk ibunya yang hanya nyengir menunjukkan giginya yang rapi.

"Mami nih kebiasaan untung anaknya mau disuruh-suruh," kata Benny sambil memandang istrinya.

"Aku minta tolong Lydia kok gak nyuruh anak kamu," Riska membela diri.

"Idih Mami tapi tetep aja nyusahin orang," kata Pelita  sambil menggigit lengan ibunya karena gemas.

"Ishhh sakit Ta," Riska menjentikan jarinya ke Putri semata wayangnya ke jidat Pelita.

"Mami sakit," teriak Pelita sambil memegang jidatnya karena sakit.

"Kamu hati-hati Vin hobi dia gigit orang," kata Riska yang hanya dibalas dengan senyuman oleh Kevin.

"Jadi rencananya kalian mau kemana saja di Perancis?" Tanya Benni pada Kevin dan Pelita.

Kevin melirik ke arah Pelita  merasa dilirik Pelita menengok ke arah Kevin.

"Aku kalah main tebak-tebakan Pi jadi terserah abang aku ikutin maunya Abang," kata Pelita sportif

"Tumben anak Papi kalah main tebak-tebakan, tebakan kamu pasti receh makanya kalah dari Kevin." Benni tertawa sambil memeluk putri kesayangannya itu.

"Tebakan Abang tuh Pi lebih receh," kata Pelita masih kesal kalau dia kalah dari Kevin.

"Iiih bodo amat receh juga, yang penting Abang menang" jawab Kevin tidak mau kalah.

"Iya aku Allah sesuai dengan perjanjian aku ngikutin Abang kata Pelita sambil bersandar ke arah lengan ayahnya.

"Jadi rencananya Kamu mau ke mana saja kata Benny bertanya lagi karena dia penasaran dan harus menyiapkan waktu untuk mengantar, jika mereka ingin jalan-jalan

"Boleh disebutkan Om yang bisa jadi rekomen tempat untuk kami kunjungi?" Tanya Kevin pada Benni.

"Banyak sih salah satunya adalah Menara Eiffel, ini sih udah pasti yang wajib dikunjungi karena Eiffell merupakan ikon destinasi wisata di Prancis sekaligus salah satu monumen terkenal dan penting bagi Prancis. Selain dapat menikmati panorama lanskap menara Eiffel yang indah dari kejauhan, wisatawan juga dapat menikmati indahnya kota Paris dari atas menara. Disana ada dua restoran dan kita bisa makan disana.

Lalu Paris disneyland," belum selesai kevin memintanya menskip tempat tersebut.

"Kok di skip sih Bang?" Protes Pelita tidak terima.

"Gak ah aku gak sempat tempat itu kamu aja sana yang situ sendiri," bantah Kevin yang membuat Pelita mengalah.

"Lalu apa lagi Om?" Tanya Kevin penasaran.

"Ada Museum Orsay merupakan destinasi wisata di Perancis yang bernuansa sejarah, Museum Louvre yang mulanya merupakan benteng di masa pemerintahan raja Philip II, dan merupakan rumah bagi ratusan ribu karya seni dunia yang legendaris. Di dalam Museum Louvre terdapat koleksi peninggalan Mesir kuno hingga peradaban yunani. Disana  arsitekturnya keren pokoknya," kata Benny mengacungkan jempolnya.

"Lalu bagaimana dengan Arc The Triomphe, saya penasaran ingin melihatnya dari dekat," kata Kevin tentang monumen yang berada di tengah kota Paris.

"Iya kamu juga wajib mengunjunginya, karena itu merupakan bangunan bersejarah yang dibuat oleh napoleon bonaparte. Bangunan tersebut dibangun dengan tujuan menghormati tentara besar Prancis, Grande Armee, yang dianggap tak terkalahkan saat itu. Ketika itu, Grande Armee berhasil menaklukkan sebagian besar Eropa." Kevin seperti sangat tertarik dengan sejarah.

Sementara Pelita hanya menjadi pendengar pembicaraan antara ayahnya dan Kevin.