Chereads / Hello December / Chapter 2 - Aku menyukaimu

Chapter 2 - Aku menyukaimu

Aku menyukaimu Kaneki! batin seorang wanita yang berdiri didepan cermin besar yang berada dikamar mandi. Matanya menatap kosong dan membayangkan pujaan hatinya itu dengan perasaan yang sudah menjadi-jadi, matanya, hidungnya, bibirnya terlihat begitu jelas dimatanya.

Apa orang yang sedang jatuh cinta memang seperti itu? bisa melihat orang yang ia cintai walaupun orang itu tidak berada dihadapannya sama sekali?.

Plak plak plak.

Tangan mungilnya itu Menepuk-nepuk pipinya yang cabi. "Tidak papa jika aku menyukai Kaneki, dia pria yang baik," ujarnya sambil tersenyum kecermin yang berada dihadapannya.

"Ah sudah jam berapa ini, aku harus segera berganti pakaian dan pergi kesekolah!"

Keasikan berhalu dikamar mandi, membuatnya lupa kalo dirinya harus segera berganti pakaian memakai seragam SMA yang tergantung dipintu belakang kamar mandi, dan bergegas pergi kesekolah.

Setelah keluar dari kamar mandi dengan seragamnya, ia berdiri didepan cermin. Rambut sebahu dikepang di kanan dan kiri, poni sealis yang disisir rapi kedepan, sedikit polesan bedak diwajahnya dan lipbam dibibir kecilnya membuat ia terlihat cantik sempurna, sekarang Tasya siap untuk pergi kesekolah.

"Ah sudah selesai, ibu mana bekalku?!" teriaknya dari kamar.

"Ini bekalmu, apa ini? rapihkan bajumu itu!" ucap ibunya yang langsung merapikan baju Tasya tidak tertata rapi dipinggangnya.

"Simpan bekalnya dimejaku, ibu sudahlah aku sedang memasukan buku ketasku!" rengek Tasya pada ibunya yang tidak berhenti merapihkan bajunya yang berantakan.

"Aku berangkat dulu, sampai jumpa." Ucap Tasya berlari meninggalkan kamarnya dan bergegas pergi kesekolah dengan terburu-buru.

"Hati-hati. Jangan berlari seperti itu Tasya!" teriak ibunya yang melihat Tasya berlari seperti kijang menuju sekolah, padahal ini masih jam 06.25 masih terlalu pagi untuk pergi kesekolah.

Tasya Kanna, gadis bertubuh mungil, imut dan cantik, kini dia berusia 17 tahun dan masih duduk dibangku sekolah tepatnya kelas 11 SMA, dan putri satu-satunya yang dimiliki pak Hendy. Tasya sangat suka melukis, melihat keindahan alam disekitarnya, dan untuk pertama kalinya dia menyukai seorang pria, dan pria itu dia bekerja ditoko milik keluarganya.

Apakah Kaneki akan menyukai makanannya? batin Tasya yang berjalan kaki menuju sekolahnya. Ya benar! pria yang ia sukai itu bernama Kaneki, Kaneki Ozaki. Rupanya Tasya memendam perasaan suka pada Kaneki mantan mafia yang bekerja ditoko ayahnya sekitar 1 tahun yang lalu.

6 tahun telah berlalu begitu saja, setelah kematian ibunya, Kaneki seperti orang yang tidak punya arah dan tujuan, tidak punya uang dan tidak punya siapapun untuk dipintai makan.

Kaneki ingin sekali keluar dari port mafia dan melaporkan semuanya pada polisi, akan tetapi jika dia melakukan semua itu sama saja seperti dirinya melakukan bom bunuh diri. Mafia itu pasti membunuh Kaneki jika dia melaporkan semuanya pada polisi, dan polisi itu apakah dia akan melindungi Kaneki setelah apa yang kaneki lakukan, tentu saja tidak! itu sebabnya dia bertahan di port mafia tersebut selama bertahun-tahun.

Tapi semakin lama dirinya muak dengan semua yang terjadi disana, pembunuhan, penyuapan, jual beli ilegal terus berlangsung. Satu tahun yang lalu dirinya memutuskan keluar dan bekerja di toko kecil yang menjual barang bekas layak pakai milik pak Hendry, dia bekerja disana sebagai montir yang memperbaiki mesin barang yang rusak agar bisa dijual kembali.

Tok tok tok.

"Selamat pagi," ucap seorang perempuan berdiri diluar toko mengetuk kaca dan menarik kedua pipinya sehingga senyuman manis terukir diwajahnya.

"Tasya masuklah," ucap Kaneki yang kaget melihat Tasya yang sedang berdiri diluar.

"Selamat pagi Kaneki, dimana ayahku?" tanya Tasya pada Kaneki yang sibuk merapikan barang-barang bekas. Sebentar lagi tokonya akan dibuka, dan ia harus segera selesai dengan pekerjaannya.

"Dia sedang pergi keluar, untuk melihat barang bekas yang masih layak dijual disini." Ucap kaneki tersenyum tipis pada Tasya.

Senyuman itu cukup membuat hati Tasya berdegup kencang, Kaneki memang tumbuh menjadi pria yang tampan, usianya yang kini menginjak 25 tahun membuat ketampanannya menjadi-jadi, dengan badan yang kekar dan perawakan yang semakin dewasa membuat hati siapa saja bedegup kencang saat melihat wajahnya.

"Begituya, emh.. Kaneki kau mau sarapan bersamaku?" tanya Tasya malu-malu pada Kaneki. "Sebenarnya ini masih pagi jadi aku bisa sarapan dulu disini, ibuku yang membuatnyaloh, k--au tidak mau memakannya?" tanya Tasya dengan raut wajah yang sedih agar Kaneki mau sarapan bersamanya.

"Emh baiklah, ayo kita duduk disana," Kaneki beranjak pergi menuju kursi didekat Kasir yang berada diujung toko.

"Kaneki harus mencoba ini, ini buatan ibuku rasanya sangat enak." Tasya membuka tasnya, niat hati ingin mengabil bekal yang ibunya buat.

"Yaampun!" ucap Tasya dengan raut wajah yang terkejut, ternyata bekal buatan ibunya tertinggal dimeja belajarnya dan ia lupa memasukannya kedalam tas.

"Ada apa?" tanya Kaneki heran.

"Aku lupa membawa bekalku bagaimana ini?" jawab Tasya sedikit panik dengan mata berkaca-kaca.

Hal itu membuat Kaneki kasihan melihatnya. Padahal Tasya ingin sekali agar Kaneki dan dirinya sarapan berdua sebelum ia pergi kesekolah.

"Kau bisa membeli roti kalo belum sarapan, tunggu sebentar aku akan pergi dan membelikannya untukmu," ucap kaneki yang langsung berdiri dari kursi yang ia duduki.

"Tidak papa Kaneki aku..."

"Tasya! sedang apa kau disini? kenapa belum berangkat kesekolah? ini sudah jam berapa Tasya?!" bentak seorang pria yang datang secara tiba-tiba.

"A--yah..." ucap Tasya kaget melihat ayahnya yang datang. Ayah Tasya memang orang yang tegas dan tidak memanjakan putrinya tersebut walaupun Tasya anak satu-satunya yang dia miliki.

"Aku akan pergi kesekolah!" berdiri dan pergi meninggalkan toko milik ayahnya dengan tergesa-gesa.

"Ayah selalu saja menggangguku saat aku bersama Kaneki!" gumam tasya kesal dan berjalan kesekolah dengan langkah kaki yang terburu-buru, bibir manis itu ia tekuk kebawah sehinga senyuman yang tadi seketika menghilang begitu saja dari wajahnya.

"Kaneki, apa kau bisa menolongku?" tanya pak Hendry pada kaneki.

"Iya pak, tentu saja bisa," balas Kaneki.

"Tadi aku bertemu dengan seorang yang ingin menjual barang padaku, dia bercerita bahwa ada seorang perempuan lumpuh yang tinggal sendirian disamping rumahnya, mesincuci milik tetangganya itu rusak, apa kau bisa pergi kesana dan memperbaikinya?" tanya pak Hendry pada Kaneki.

"Tentusaja bisa," balas Kaneki, yang senang bisa membatu orang dengan jasanya.

"Baik ini alamatnya." Pak Hendry memberikan selembar kertas bertuliskan alamat rumah perempuan itu.

Kanekipun pergi meninggalkan toko dan berlari menuju halte bus terdekat, tapi tiba-tiba langkah kakinya terhenti saat mengingat bekal Tasya yang tertinggal dirumahnya.

"Sepertinya alamat rumah ini melewati sekolah Tasya, aku bisa mengantarkan bekalnya kesekolah, setelah itu pergi kerumah ini," ucap Kaneki yang bergegas pergi kerumah Tasya.

***

20 menit kemudian Kaneki kembali dengan kotak makan siang Tasya ditangannya, entah kenapa hari ini dia merasa bersemangat dan sangat senang karna dirinya akan membatu seseorang. Setelah sekian lama ia bekerja di port mafia yang penuh dengan dosa, akhirnya sekarang dirinya bisa menolong seseorang yang membutuhkan bantuannya.

"Ah itu busnya datang! tunggu!" teriak Kaneki berlari dengan sekuat tenaga, dia melihat busnya datang sedangkan dia belum sampai ke haltenya.

Hahhh...

Napas panjang ia keluarkan saat berada di dalam bus, Kanekipun duduk di pojok belakang dekat jendela bus, karna kursi didepan sudah penuh dengan penumpang. Setelah 30 menit perjalanan, busnya tiba-tiba berhenti karna sudah sampai halte tujuan. Diapun harus berjalan sekitar 5 menit untuk sampai kesekolah Tasya. Tapi sesampainya disana gerbang sekolah sudah ditutup.

"Pak permisi, apa aku boleh menitip bekal ini untuk Tasya," ucap kaneki diluar gerbang pada seorang penjaga sekolah.

"Siswa disini sangat banyak, aku tidak mengenal siswa yang bernama Tasya, sebaiknya pergi dan antarkan saja padanya, tunggu aku akan membuka gerbangnya," ucap penjaga sekolah yang langsung membukakan pintu gerbang.

"Terimakasih pak." Ucap kaneki .

"Baik jangan terlalu lama cepat kembali jika sudah selesai"

Kanekipun bergegas pergi ke kelas Tasya, melewati setiap kelas disana, banyak siswa yang masih berkerumun di luar kelas, mereka semua seperti menatap Kaneki secara diam-diam dan berbisik satu sama lain "Siapa itu? dia sangat tampan..." ucap siswi yang terpesona melihat kaneki berjalan melewati mereka.

"Tasya! ada pria yang mencarimu!" teriak temannya yang berdiri dipintu kelas.

"Siapa?" tanya Tasya yang sedang bermalas-malasan dimejanya.

"Tasya! cepat dia mencarimu!" teman yang satunya lagi datang dengan wajah yang berseri-seri.

"Ah kalian ini! menggangguku saja! " gumam Tasya kesal pada teman-temannya yang terus berteriak dan mengganggunya.

Tasyapun berjalan keluar kelas dengan raut wajah yang kesal. Tapi tiba-tiba wajahnya seketika berubah tersenyum manis saat melihat Kaneki berdiri di luar kelasnya.

"Kaneki kau datang kesini ada apa?" tanya Tasya dengan senyuman diwajahnya.

Siswi disana melihat Tasya berbicara pada Kaneki, seakan-akan mereka semua iri melihat Tasya bisa sedekat itu dengan pria tampan dan tinggi.

"Ah ini bekalmu Tasya, ambilah," ucap Kaneki dengan tangan yang memberikan bekalnya pada Tasya.

"Aaaa manisnya--"

Bisik siswi yang dari tadi memperhatikan Kaneki.

"Terimakasih banyak Kaneki," ucap Tasya mengambil bekalnya dari tangan Kaneki. Tasya hanya bisa terdiam seribu bahasa dengan senyuman diwajahnya, dia tidak menyangka Kaneki sampai mengantarkan bekalnya kesekolah. Apa dia menyukaiku juga? batin Tasya seakan-akan bertanya pada dirinya sendiri.

"Aku pergidulu dari sini, habiskan bekalnya, sampai jumpa," ucap kaneki dengan senyuman tipis diwajahnya dan pergi meninggalkan Tasya yang berdiri di depan kelas.

Kaneki bergegas meninggalkan sekolah Tasya, dia harus pergi kerumah wanita lumpuh itu dan segera memperbaiki mesin cucinya. Tapi entah kenapa Kaneki merasakan hal nyang aneh ketika pergi kesana, dia sangat bersemangat! tapi seakan-akan seperti ada sesuatu yang mengganjal dihatinya.

Kaneki tidak mengetahui bahwa dirinya akan kembali bertemu dengan masalalunya. Hari ini semuanya akan dimulai pembalasan dendam atau penebusan dosa?!.