Setelah kepulangan nya dari luar negeri, Hany memutuskan untuk tinggal dirumah Hilda dan hanya sesekali pulang kerumah nenek nya. karena agar dia merasa sedikit leluasa dan juga sedang belajar hidup mandiri. setelah cuti panjang dari pekerjaan nya, Hany begitu malas untuk kembali bekerja. namun ia tidak bisa berhenti begitu saja karena harus membiayai kehidupan nya. Hany pun kembali kekantor sambil menunggu dan mencari - cari pekerjaan baru untuk nya. dia mulai tidak terbiasa dengan pekerjaan kantor dan dia juga begitu merindukan pekerjaan nya terdahulu yaitu sebagai pegawai hotel.
Pagi itu Hany mulai di sibukkan dengan pekerjaan nya yang menumpuk. dia merasa begitu malas untuk mengerjakan pekerjaan nya itu. kemudian ketua tim nya membawa seorang pegawai magang untuk bekerja sama dengan nya. pegawai magang itu bernama Satria. awalnya Hany menolak karena dia sangat tidak ingin mengajar anak baru, namun setelah dia melihat pekerjaannya yang menumpuk dia pun berpikir untuk memanfaatkan pegawai magang itu untuk membantu dirinya mengerjakan pekerjaannya. kini Hany bisa tersenyum lebar. karena dia menemukan solusi untuk masalah yang sedang dia hadapi saat ini.
Hany kemudian menjelaskan kepada Satria apa yang harus dia lakukan. Hany begitu sangat detail memberitahu nya agar tidak ada kesalahan dalam mengerjakannya. Satria pun memperhatikan Hany dengan baik, karena dia tidak mau mengecewakan seniornya itu. Satria kebetulan lebih muda dari pada Hany. sehingga Satria memanggilnya senior. awalnya Hany merasa risih namun dia tidak bisa memaksa seseorang untuk memanggil sesuai dengan keinginannya. dan Hany pun hanya membiarkan begitu saja.
Karena pekerjaannya di bantu oleh pegawai magang yang ternyata begitu cekatan, Hany merasa terbantu. pekerjaan nya kini lebih cepat selesai. Hany bisa pulang dengan tepat waktu. tak lupa Hany pun mengucapkan terimakasih kepada Satria karena sudah membantunya dengan sangat baik. Satria hanya tersipu mendengar apa yang di ucapkan oleh seniornya itu.
Hany pun kemudian berpamitan dengan para rekan kerjanya, ada beberapa rekan nya yang mengajak untuk makan malam makan bersama namun Hany menolaknya, karena dia tidak menyukai berkumpul - kumpul seperti itu, dia lebih menghabiskan waktu nya bersama sahabatnya dirumah.
Saat Hany sedang menunggu bis di halte, tiba - tiba ada mobil yang berhenti tepat di depan nya. kemudian kaca mobil tersebut terbuka, seseorang di dalam nya pun berteriak memanggil - manggil Hany. Hany yang saat itu sedang duduk menunggu bis, tiba - tiba bangkit dari tempat duduk nya dan menghampiri mobil tersebut. dia pun sedikit menunduk dan melihat siapa yang ada di dalam mobil. ternyata dia adalah Satria.
" Hai senior. " kata Satria menyapa Hany.
" Hei, apa yang kau lakukan? cepat jalan sana! " sahut Hany yang menyuruh Satria pergi.
" Ayo naik. biar ku antar kau pulang senior. " ajak Satria.
" Tidak perlu, sudah sana pergi. " pungkas Hany.
" Ayolah, lagi pula yang ku dengar kita searah. ayolah senior. " kata Satria lagi yang terus memaksa Hany.
Kemudian bis yang hendak berhenti di halte membunyikan klakson nya agar mobil Satria berjalan meninggalkan halte. karena antrian nya cukup panjang, Hany pun terpaksa naik ke mobil Satria agar tidak terjadi kemacetan lagi. Satria hanya tersenyum senang melihat seniornya itu.
Sepanjang perjalanan Satria hanya tersenyum - senyum sendiri sambil sesekali melirik ke arah Hany. Hany pun hanya fokus memandang ke arah jalan raya.
" Senior. apa yang sedang kau pikirkan? " tanya Satria yang membuka pembicaraan.
" Tidak ada! " jawab Hany yang sedikit ketus.
" Oh, begitu rupanya. jadi setelah perempatan di depan sana aku harus belok kemana? " tanya Satria yang tiba - tiba menanyakan arah.
" Lho, bukan kah kau seharus nya tahu? kata mu tadi kita searah? " tanya Hany yang mulai merasa bingung.
" Ha ha ha. sebenarnya tadi aku hanya menipu mu agar kau mau ku antar pulang. " jawab Satria sambil tertawa lepas.
" Issh.. kau ini. di depan kita akan belok kanan lalu kemudian ada apartemen di ujung jalan. di situlah kau bisa menurunkan ku . " jelas Hany.
" Baiklah senior. " sahut Satria lagi.
Satria menurunkan Clara tepat di depan pintu masuk menuju apartemen tempat Hany tinggal. tak lupa Hany mengucapkan terimakasih kepada Satria karena sudah mengantarnya. Satria pun kemudian pergi. saat Hany hendak menaiki lift tiba - tiba saja dia berpapasan dengan tetangga nya yang pernah berpapasan di swalayan waktu itu.
Hany hanya melirik nya tanpa menyapa. kemudian mereka berada di dalam lift yang sama dan hanya berdua, karena saat itu kebetulan hanya ada mereka berdua saja. mereka pun saling diam satu sama lain dan tidak saling menyapa. begitu sampai di lantai yang sama, Hany keluar terlebih dahulu dan di ikuti oleh tetangga pria itu di belakangnya.
Hany pun berjalan sedikit cepat. saat Hany hendak membuka pintu, pria itu tiba - tiba saja memanggil Hany dan mengajaknya berkenalan. situasi tiba - tiba menjadi canggung di antara keduanya.
" Permisi. apakah kau sudah lama tinggal di sebelah rumah ku? " tanya pria itu yang lebih dahulu menyapa Hany.
" Hmmp, sebenarnya temanku yang sudah lama tinggal di sini. sedangkan aku baru saja tinggal di sini sebelumnya aku hanya berkunjung dan kali ini aku memilih untuk tinggal di sini. " jawab Hany menjelaskan.
" Oh begitu rupanya. kenalkan, aku Samuel. salam kenal. siapa nama mu? " kata pria itu sambil memperkenalkan dirinya di hadapan Hany.
" Aku Hany. salam kenal juga. " sahut Hany lagi dengan sedikit tersipu.
" Lain kali, bisa kah aku mengajak mu untuk minum teh bersama? " tanya Samuel kepada Hany.
" Tentu saja. kau bisa mengundang ku dan teman ku kapan saja. " jawab Hany sambil tersenyum.
" Baiklah. selamat malam. " pungkas Samuel dan kemudian masuk kerumahnya.
" Selamat malam. " balas Hany lagi.
Hany pun juga bergegas masuk kerumah. dia pun mulai berbicara kepada dirinya sendiri. dia merasa bahwa dirinya tadi terlalu terbuka terhadap pria asing yang baru saja dia temui. bahkan dia pun sempat tersenyum seolah sedang menebarkan pesona di hadapan pria asing itu. dia pun mulai mencari keberadaan Hilda. ternyata Hilda belum kembali dari cafe. dia pun menaruh tas nya di meja dan mengambil sekaleng bir dari dalam kulkas dan meminumnya sambil dia berbicara kepada dirinya sendiri.
" Hany, apa kau sudah gila? bisa - bisa nya kau tersenyum kepada pria yang baru saja kau temui. apakah kau sudah benar - benar melupakan Tama? dasar wanita bodoh! kemana Hilda, sudah jam segini belum juga kembali. banyak sekali yang ingin ku ceritakan kepadanya. " gumam nya sambil mencaci maki dirinya sendiri dan bertanya - tanya mengapa sahabatnya belum juga kembali.