Chereads / Jarak Diantara Kita / Chapter 18 - Melupakan Masa Lalu Menyambut Masa Depan

Chapter 18 - Melupakan Masa Lalu Menyambut Masa Depan

Semakin di perhatikan seseorang yang sedang bersama dengan Samuel semakin mirip dengan seseorang yang di kenal Hany. dari kejauhan terlihat postur tubuh yang sangat mirip dengan Tama. Hany merasa sedikit terkejut dan hendak menghampiri Samuel. namun teman Samuel sudah pergi dengan mobil nya sebelum Hany datang menemui dirinya.

" Sam, apakah tadi teman mu yang kau tunggu tadi? " tanya Hany penasaran.

" Ya, benar sekali. sayang nya dia tidak bisa lebih lama lagi di sini karena harus pergi mengunjungi ibu nya. ngomong - ngomong, apa yang sedang kau lakukan di sini? " ucap Samuel dan kemudian bertanya kepada Hany.

" Oh, aku habis membuang sampah, dan kebetulan aku melihat mu sedang bersama teman mu di sini. " jawab Hany. " Sam, boleh kah aku bertanya satu hal? " tanya Hany.

" Tentu saja boleh. katakan lah. " jawab Samuel tanpa ragu.

" Boleh kah aku mengetahui nama teman mu? " tanya Hany lagi.

" Hmm ... namanya Tama. dan dia baru saja kembali dari luar negeri. " tutur Samuel.

" Ap...ap..apa? siapa? Tama? apakah kau tidak salah? " ucap Hany terkejut dan sedikit terbata - bata.

" Iya! Tama. mana mungkin aku salah. dia teman ku Han. memang ada apa sih Han? apakah kau mengenal nya? " jelas Samuel lagi.

" Aaah, tidak. hanya saja namanya sangat tidak asing bagi ku. " sahut Hany.

Tiba - tiba saja Hany terkejut mendengar nama Tama. nama yang selalu terngiang - ngiang di pikirannya dan tidak akan pernah bisa dia lupakan. Hany merasa seolah pikirannya kembali ke masa dulu, masa dimana dia masih menjalin kasih dengan Tama. saat di mulai terhanyut dalam pikirannya, Samuel pun segera menyadarkan dari lamunannya.

" Han, hei! Hany! " tegur Samuel yang mencoba menyadarkannya dari lamunan.

" Ah! ya. ada apa? " sahut Hany yang terlihat sedikit bingung.

" Apakah kau akan terus melamun di sini sepanjang malam? " tanya Samuel Lagi.

" Tentu tidak. ayo kita segera kembali. cuaca juga semakin dingin di sini. " ajak Hany yang mulai kembali ceria.

" Ayo. " sahut Samuel.

Mereka berdua kemudian kembali ke rumah masing - masing. Hany pun masih terlihat seperti orang yang sedang kebingungan. Samuel pun menyadari hal tersebut namun dia enggan bertanya lebih jauh kepada Hany.

Saat di dalam kamar, Hany pun masih memikirkan apakah mungkin teman Samuel adalah Tama. dia pun bertanya - tanya apakah mungkin suatu kebetulan jika sampai mereka berdua bertemu kembali setelah sekian lama.

" Apakah pria yang ku lihat bersama Samuel tadi benar - benar Tama? Samuel bilang bahwa teman nya bernama Tama. mengapa nama nya sama? Akh, mungkin saja hanya kebetulan saja. oke fokus Han! mungkin saja dia berbeda dari yang ku maksud. jelas - jelas di dunia ini banyak yang bernama sama. " gumam Hany yang mencoba meyakinkan bahwa apa yang dia pikirkan adalah salah.

Hany mencoba mengesampingkan pikirannya. dia pun berusaha melupakan masa lalu nya yang selalu saja membayangi pikirannya. Hany saat ini mencoba untuk membuka lembaran baru dalam hidupnya. meskipun pernah dia lakukan sebelum nya, namun saat ini dia yakin bahwa dia bisa melupakan Tama.

****

Keesokan hari nya seperti biasa Hilda sudah bangun lebih dulu di bandingkan Hany. Hilda terbiasa bangun pagi untuk menyiapkan sarapan dan kemudian berangkat ke kafe nya. pagi itu dia membuatkan sarapan untuk Hany namun dia lupa untuk membangunkannya. lagi - lagi Hany hampir kesiangan.

Hany mengemas sarapannya untuk dia bawa ke kantor. dan benar saja pagi itu Satria bagaikan pahlawan yang sangat di butuhkan oleh Hany. pagi - pagi sekali Satria sudah memarkirkan mobilnya di depan pintu masuk apartemen Hany.

Tanpa di ajak Satria, Hany pun langsung naik ke mobilnya dan kemudian menyuruhnya untuk bergegas pergi agar mereka berdua tidak terlambat. Satria pun tersenyum dengan ceria dan mulai mengemudikan kendaraannya. Hany pun mulai memakan sarapannya selagi dalam perjalanan menuju kantor.

Hany begitu senang karena hari ini dia tidak datang terlambat. dia pun merasa sangat senang bisa menghemat biaya akomodasi nya untuk berangkat menuju ke kantor. maklum lah, karena Hany sudah mulai tinggal sendiri sehingga dia perlu memperhitungkan segala sesuatunya.

hari - hari Hany di kantor berjalan dengan baik. dari awal dia tidak datang terlambat, kemudian dia tidak kena marah atasan dan mempunyai rekan kerja yang begitu baik kepadanya. hari ini merupakan hari yang istimewa bagi dirinya. tak ada habis nya senyum yang terpancar dari wajahnya.

" Senior, mau makan malam bersama ku sepulang kantor? " tanya Satria yang menghampiri Hany tiba - tiba.

" Hmm,, kau mau mentraktir ku? " tanya Hany balik.

" Baiklah. apa yang sangat ingin kau makan hari ini? " kata Satria yang mulai menanyakan apa yang di inginkan Hany.

" Hmmh... steik. bagaimana kalau kita makan steik di restoran hotel bintang lima? " tutur Hany kepada Satria.

" Setuju! baiklah aku akan mentraktirmu, tenang saja. " jawab Satria tanpa ragu.

" Asyik! makan gratis. " seru Hany yang terlihat begitu senang.

Satria tidak menolak apa yang di inginkan Hany. karena dia juga begitu senang karena Hany tidak lagi menolak ajakannya. bagi Satria, makan di hotel bintang lima adalah hal yang sepele. karena Satria terlahir dari keluarga yang sangat kaya raya. jadi tidak masalah baginya.

Jam kantor pun telah usai. Hany pun bergegas mengajak Satria untuk segera pergi ke restoran karena dia sudah begitu lapar.

" Ayo Sat! perut ku sudah keroncongan nih. " ajak Hany yang begitu tidak sabaran.

" Baiklah baiklah. beri aku waktu sedikit untuk merapikan meja ku. oke. " pinta Satria.

" Oke. aku akan menunggu mu di depan lift. bergegaslah! " sahut Hany.

" Mhm. " balas Satria.

Begitu sampai di salah satu hotel bintang lima, Hany begitu sangat senang. sudah lama dia tidak lagi makan di restoran yang begitu mewah. dan kali ini dia merasakannya kembali. Hany begitu sangat berterimakasih kepada Satria karena sudah mentraktirnya makan di tempat yang begitu mewah.

Mereka berdua begitu menikmatinya. mereka hanya begitu menikmati hidangan nya dan tidak banyak berbicara. sampai akhirnya mereka berdua selesai makan, barulah sebuah pembicaraan terjadi.

" Satria, rupanya kau itu sangat kaya ya. bahkan kau pun langsung menuruti permintaan ku. " celetuk Hany tiba - tiba.

" Ah, tidak juga. hanya saja aku senang karena kali ini senior tidak menolak ku lagi. " sahut Satria.

" Ha ha ha. bisa saja kamu. aku sangat menikmatinya. terimakasih Satria juniorku. " ucap Hany memuji.

" Sama - sama senior. " balas Satria dengan wajah yang sedikit merah merona.

Setelah percakapan singkat yang mereka lakukan setelah makan, akhirnya mereka pun memutuskan untuk meninggalkan restoran tersebut. Satria pun mengantar Hany sampai kerumah nya. hari ini benar - benar hari yang luar biasa bagi Hany. tidak ada hal yang tidak menyenangkan yang terjadi kepada Hany. hari ini merupakan hari yang paling sempurna bagi dirinya.

Sesampai nya di rumah, ternyata Hilda belum juga pulang. Hany merasa tidak masalah karena dia tahu bahwa Hilda mungkin sedang bersama kekasih nya saat ini. Hany kemudian menaruh tas nya di kamar dan kemudian pergi mandi. setelah dia berganti pakaian tidur nya, tiba - tiba ada yang memencet bel rumah nya.

kemudian dia mencoba melihat dari layar monitor kecil yang sudah tersambung dengan dengan pintu rumahnya sehingga dia bisa memeriksa siapa yang datang. ternyata di balik pintu nya adalah Samuel yang berkunjung.

Hany pun segera membukanya setelah tahu bahwa yang datang adalah Samuel. Hany menyambut nya dengan senyum yang sumringah. akan tetapi Samuel hanya memandangi Hany seolah dia terpesona dengan kecantikan Hany. Hany mulai merasa aneh karena Samuel yang terus memandangi nya dari depan pintu. padahal dia sudah menyuruhnya untuk masuk.

Seketika Hany tersadar akan sesuatu dan kemudian mulai berteriak.

" Kyaaaaaaaaa. " teriak Hany dengan keras dan kemudian kembali menutup pintu rumah nya.