Melihat kedatangan Samuel yang begitu tiba – tiba membuat diri Hany seakan – akan lupa bahwa saat itu dia sedang berpakaian sangat minim. biasanya Hany memang mengenakan baju tidur yang sangat minim. Samuel hanya terdiam berdiri di depan pintu dan teripu malu. Hany pun segera pergi ke kamar nya dan kemudian mengganti baju nya.
Setelah mengganti baju nya, Hany kemudian menyuruh Samuel untuk duduk di sofa. Samuel kemudian duduk dan meletakkan sebotol wine di tangan nya untuk dia berikan kepada Hany.
" Mau minum apa Sam? " tanya Hany dengan ramah.
" Hmm … bagimana kalau kita menikmati wine yang ku bawa ini? " jawab Samuel sambil memperlihatkan botol wine yang dia bawa sebelum nya.
" Oh, baiklah. aku akan mengambil nya. " sahut Hany lagi sambil kemudian mengambil dua buah gelas di dapurnya.
Mereka pun mulai menikmati wine bersama sambil bercengkrama. Samuel pun menanyakan kemana Hilda saat itu pergi. Hany menjawab nya dengan berkata dia tidak tahu karena Hilda pun belum mengabari nya saat itu. Hany mulai kehabisan bahan obrolan. Samuel begitu menikmati wine sehingga dia tampak diam saja. situasi semakin canggung. Samuel tampak memperhatikan Hany.
" Cantik. " ucap Samuel tiba – tiba.
" Hah? kenapa? " sahut Hany.
" Ah, tidak apa – apa. " jawab Samuel lagi.
" Sepertinya barusan aku mendengar kau mengatakan sesuatu. " tutur Hany.
" Mungkin kamu salah dengar Han. " kata Samuel mengelak.
Kemudian mereka mulai membicarakan satu sama lain. Samuel terlihat malu – malu saat menjelaskan tentang dirinya kepada Hany. Tak terasa sebotol wine pun habis di minum oleh mereka berdua. Samuel mulai mabuk. sebenarnya, Samuel termasuk rentan dengan alkohol. dia tidak bisa meminum alkohol dalam jumlah banyak.
Berbeda dengan Hany. bisa di bilang Hany sangat kuat sekali minum alkohol. Kemudian, Samuel hendak menumpang toilet kepada Hany, saat dia bangkit berdiri dari tempat duduk nya, dia pun hampir terjatuh sehingga Hany bangkit dari tempat duduk nya sehingga Samuel bersender pada tangan nya.
" Hei, apakah kau baik – baik saja? " tanya Hany sambil memegang tangan Samuel.
Samuel hanya terus memperhatikan Hany dengan wajah nya yang tampak memerah karena mabuk. Samuel pun kemudian mulai mendekati nya dan Hany pun memundurkan langkah nya hingga Hany terpeleset jatuh ke atas sofa. Samuel pun kemudian ikut terjatuh hingga tubuh nya meniban tubuh Hany dan tanpa sengaja mereka berciuman.
Samuel dan Hany sama – sama melihat dengan jarak wajah mereka hanya beberapa centi saja. Samuel pun kemudian langsung bnagkit berdiri dan segera pergi keluar dan kembali ke rumah nya. sedangkan Hany masih dalam posisi berbaring karena dia cukup terkejut saat itu.
" Samuel! apa yang kau lakukan? argkh … !!! tidak tidak tidak. seharus nya aku tidak mabuk dan merusak semua nya. " gumam Samuel saat dia kembali ke rumah nya.
Hany pun kemudian duduk dan mulai termenung memikirkan apa yang baru saja terjadi kepada nya.
" Apa yang baru saja di lakukan oleh Samuel kepada ku? mengapa jantung ku berdetak begitu cepat? " ucap Clara sambil terus memegang bibir nya.
Lamunan nya pun segera tersadar setelah mendengar bunyi ponsel nya. ternyata Hilda menghubungi nya. Hany yang masih tampak terlihat linglung pun kemudian menjawab panggilan nya.
" Halo Han, aku spertinya hari ini tidak pulang. " jawab Hilda di telepon
" Ah, ya. " jawab Hany dengan singkat.
" Jangan lupa kalau mau ke laundry titip pakaian ku juga ya. " tutur Hilda lagi.
" Ah, ya. " jawab Hany lagi.
" Hei! " teriak Hilda. " ada apa dengan mu? apakah terjadi sesuatu? " tanya Hilda lagi.
" Ah, tidak tidak. tidak ada apa – apa kok Da. " kata Hany mengelak.
" Hmm … mengapa kau berbicara seolah – olah kau tertangkap basah melakukan sesuatu ya … " desak Hilda kepada Hany.
" Ah, tidak Hilda. Mungkin hanya perasaan mu saja. baiklah ku tutup ya. bye. " pungkas Hany dan kemudian memutuskan panggila nya.
Hilda merasa bahwa telah terjadi sesuatu dengan sahabat nya itu. karena Hany terdengar seperti tidak biasanya. Hany pasti akan menanyakan nya banyak pertanyaan jika dia berkata tidak akan pulang. akan tetapi, kali ini dia tidak terlalu banyak bicara. sehingga dia merasa Hany seperti orang asing.
Di samping itu, Hany masih tampak tidak percaya bahwa dia baru saja berciuman dengan Samuel. bahkan dia merasa jantungnya berdebar begitu cepat setelah itu. dia terus memegang bibir nya dan membayangkan hal yang baru saja terjadi.
" Apakah aku benar – benar jatuh cinta kepada Samuel? " ucap Hany yang berbicara sendiri di kamar nya.
Hany pun merasa bahwa jantung nya berdetak begitu cepat karena dia terlalu banyak minum saat itu. dia pun lagi – lagi berusaha untuk melawan hati nya. dia pun mencoba untuk melupakan nya dan segera bersiap untuk tidur.
Samuel yang saat ini masih membayangkan kejadian yang di luar dugaan nya bersama dengan Hany, merasa bahwa yang di lakukan nya saat ini sudah kelewat batas. dia pun merasa bingung dengan apa yang harus dia lakukan saat dia bertemu dengan Hany lagi nanti nya.
Keesokan harinya, Hany yang hendak pergi bekerja tiba – tiba saja berpapasan dengan Samuel di lift apartemen. Mereka berdua sama – sama terlihat canggung satu sama lain. Samuel tidak mempunyai keberanian untuk menatap Hany, Hany pun demikian. mereka sama – sama saling diam selama berada di dalam satu lift yang sama.
Saat Hany mulai memberanikan diri nya untuk menyapa Samuel lebih dulu, Samuel pun pergi begitu saja karena dia merasa sangat malu terhadap Hany. Hany terlihat begitu jengkel dengan sikap Samuel.
" Apa apaa dia itu? mengapa dia mengacuhkan ku begitu saja? wah … tidak bisa di percaya. " gerutu Hany sambil menuju halte bus.
Sesampai nya di kantor, tampak Satria sudah berdiri di sebelah meja kerja nya. kemudian dia mulai melambaika tangan nya kepada Clara. Clara pun hanya merasa semakin kesal.
" Apa apaan pria itu? mengapa dia sudah berdiri di sana? membuat mood ku tambah hancur saja. " gumam Hany.
" Selamat pagi senior. bagaimana kabar mu pagi ini? " sapa Satria sambil tersenyum kepada Hany.
" Mmm. menjauh dari meja ku. " jawab Hany dengan ketus.
" Masih sepagi ini mengapa kau terlihat kesal? bukan kah kemarin sudah ku traktir makan enak? bagaimana kalau kita nanti … " kata Satria lagi kepada Hany
" Berhenti! menjauh dari meja ku sekarang! mengerti? " tegas Hany lagi.
" Ba .. ba .. baiklah. " jawab Satria sambil kembali ke tempat duduk nya. " ada apa sebenar nya dengan dia? apakah ada hal yang membuat nya begitu kesal? " gumam Satria di tempat duduknya.