Chereads / Jarak Diantara Kita / Chapter 20 - Sebuah Kejujuran

Chapter 20 - Sebuah Kejujuran

Samuel yang baru saja selesai bekerja pergi ke sebuah kedai kopi untuk bertemu dengan teman nya. ternyata Samuel berteman dengan Tama. Mereka pernah bekerja bersama di kapal pesiar. hanya saja Samuel lebih dulu menyelesaikan tugas nya dan memilih tidak melanjut kan lagi bekerja di kapal. Tama sudah menunggu Samuel lebih dulu. saat Samuel tiba, Tama pun kemudian langsung memanggil nya agar dia menghampiri dirinya.

Mereka berdua kemudian saling menyapa satu sama lain, lalu mereka berdua saling bercengkrama bersama. setelah itu, Samuel mulai membahas soal Hany. Samuel menceritakan apa yang dia lakukan kepada Hany tanpa menyebutkan nama Hany di depan Tama.

" Tam, aku tidak sengaja mencium seorang wanita. hal itu membuat ku bingung apa yang harus aku lakukan terhadap wanita itu. " terang Samuel.

" Apa? mengapa kau sangat begitu terang – terangan mencium nya? apakah kau masih terbawa suasana pergaulan ala barat? " jawab Tama yang begitu heran kepada Samuel.

" Bukan seperti itu. kau tahu kan tubuh ku tidak bisa terlalu mentolerir yang namanya alkohol. " tutur Samuel.

" Ya, lalu? " tanya Tama lagi.

" Jadi dia tetangga ku yang pernah ku ceritakan kepada mu. jadi aku membawakan nya sebotol wine, awalnya aku hanya ingin mencoba nya. namun kami terlalu menikmati sampai akhirnya kami menghabiskan nya. padahal aku hanya menenggak nya kira – kira lima gelas. Dan akhir nya aku mabuk sehingga terjadilah kejadian yang bicarakan tadi. " jelas Samuel kepada Tama.

" Hmm … lalu, apakah wanita itu mabuk juga? " tanya Tama yang masih penasaran.

" Nah, yang aneh nya dia tidak terlihat mabuk sama sekali. padahal sepertinya dia yang paling banyak menghabiskan nya. " seru Samuel lagi.

" Oh, begitu. minta maaf lah pada nya. dan jangan coba – coba kau menghindari nya apalagi sampai mengacuhkan nya. " kata Tama lagi yang memberi saran kepada Samuel.

" Begitu kah? " tanya Samuel lagi.

" Mmm. " sahut Tama lagi sambil menganggukkan kepala nya.

Samuel kemudian termenung memikirkan perkataan Tama kepadanya. dia merasa bahwa perkataan Tama memang ada benar nya. tidak hanya itu, dia merasa bahwa apa yang di lakukan tadi pagi kepada Hany bisa menimbulkan kesalah pahaman.

" Ah, mengapa aku menghindari nya tadi pagi? aku merasa bersalah sekarang. apa yang dia pikirkan saat ini ya? aku harus segera menemui nya nanti. " gumam Samuel.

***

Hany yang pada saat itu sedang berada di kantor, mulai merasa tidak bisa berkonsentrasi bekerja karena terus memikirkan apa yang di lakukan Samuel kepada nya tadi pagi. dia pun mulai menggerutu sendiri. bahkan pekerjaan nya pun di abaikan begitu saja. saat jam makan siang tiba, dia pun segera meninggalkan kantor dan pergi ke restoran dekat kantor dan mencari makanan pedas untuk menghilangkan rasa stres di kepala nya.

Saat dia sampai di restoran dia pun langsung memesan makan untuk nya. kamudian tampak dari jauh Satria datang menghampiri nya. Hany pun langsung memasang wajah cemberut di hadapan Satria. Satria datang menghampiri nya sambil tersenyum sumeringah.

" Hai Senior. kebetulan sekali kita bertemu. " sapa Satria.

" Mmm. dan itu membuat ku agak sedikit kesal. " sahut Hany.

" Jangan lah begitu pada ku senior. baiklah akan ku traktir kau makan lagi sekarang. bagaimana? " kata Satria lagi.

" Baiklah. aku tidak akan menolak nya. cepat bayar pesanan ku. " pungkas Hany.

Hany pun kemudian mulai mencari tempat duduk untuk dia makan bersama dengan Satria. Satria terlihat begitu senang karena bisa makan bersama dengan Hany. Setelah mendapatkan pesanan nya. Satria pun kemudian membawakan nya ke tempat dimana Hany berada. Hany mulai melahap makanan nya. kebetulan saat itu dia memesan ramen dengan level kepedasan yang sangat tinggi. Satria hanya menggeleng – gelengkan kepala nya melihat Hany yang sangat lahap memakan nya.

" Senior, sepertinya makanan mu terlihat sangat pedas. " tutur Satria sambil memperhatikan Hany yang sedang makan.

" Ah, tidak. ini belum seberapa pedas. " sahut Hany.

" Apa kau sudah tidak waras senior? " tanya Satria lagi.

" Bisa kau diam saja sekarang?! makan lah makanan mu sebelum itu menjadi dingin. " kata Hany lagi dengan mulut nya yang di penuhi dengan makanan.

Satria pun diam dan tidak banyak bertanya lagi. dia pun kemudian menikmati makanan nya sambil sesekali tersenyum melihat ke arah Hany.

***

Sementara itu Tama dan Samuel masih berbincang – bincang bersama di sebuah kedai kopi. Setelah pembicaraan yang cukup lama. Tama pun kemudian merasa penasaran dengan wanita yang baru saja di ceritakan oleh Samuel. dia pun kemudian mencoba menanyakan nama wanita tersebut kepada Samuel.

" Sam, siapa sih wanita yang sudah membuat hati mu berdebar di buat nya? " tanya Tama di sela – sela pembicaraan mereka.

" Hmm … mengapa kau menanyakan nya? " kata Samuel yang kembali bertanya kepada kepada Tama.

" Hanya penasaran saja. " sahut Tama.

" Nama nya Hany. dia wanita tercantik dan terlucu yang pernah ku temui. " jawab Samuel.

" Apa? Hany? bagaimana ciri – ciri nya? apakah dia benar – benar tetangga mu? " desak Tama yang bertanya kepada Samuel.

" Hmm … tunggu sebentar, mengapa reaksi mu seperti pernah ku lihat sebelum nya. dimana aku pernah lihat reaksi serupa seperti ini? " jawab Samuel sambil menerka – nerka pikiran nya.

" Cepat katakan Sam! " desak Tama lagi.

" Tidak! jika aku mengatakan nya nanti kau akan merebut nya dari ku kan? " gurau Samuel.

" Baiklah jika kau tidak mau memberitahu ku. lagi pula saat ini aku sudah mempunyai kekasih. " sahut Tama lagi.

" Hah? siapa? mengapa aku tidak mengetahuinya? Ayo cepat beritahu kepada ku. " pinta Samuel lagi.

Tama pun mulai menceritakan tentang kekasih nya kepada Samuel. mereka pun kembali berbincang cukup lama. sampai akhir nya malam pun tiba. Samuel dan juga Tama memutuskan untuk menyudahi perbincangan mereka dan kembali pulang kerumah masing – masing. Samuel yang saat itu membawa mobil pun mengantar Tama lebih dulu karena saat itu Tama kebetulan tidak membawa mobil nya.

Setibanya dia di parkiran rumah nya, dia pun melihat Hany yang sedang berjalan ke arah pintu masuk apartemen. Samuel pun segera turun dari mobil nya dan hendak menghampiri Hany. saat Hany hendak menaiki lift, Samuel pun kemudian menarik tangan Hany sehingga kepala Hany terbentur dada Samuel.

" Aw … " teriak Hany dengan keras saat menabrak Samuel sambil memegang kening nya.

" Maaf maaf. apakah sakit? " tanya Samuel sambil melihat kening Hany.

" Ah, tidak masalah. " ucap Hany yang menepis tangan Samuel.

" Oh ya, aku minta maaf soal kejadian semalam. aku rasa aku terlalu mabuk saat itu. " jelas Samuel.

" Ah, ya. tidak masalah. " sahut Hany lagi.

" Dan tadi pagi juga, maaf karena aku telah mengacuh kan mu. bukan maksud ku seperti itu, hanya saja tadi pagi aku merasa malu untuk menatap mu. " kata Samuel lagi menjelaskan.

" Ah, tidak apa – apa. aku tahu bahwa kejadian semalan hanya sebuah kesalahan saja. " ucap Hany.

" Kesalahan? menurut ku tidak seperti itu. meskipun aku setengah sadar malam itu, tapi bagi ku ciuman itu bukan sebuah kesalahan. " jawab Samuel lagi yang menyangkal kata – kata Hany.

" Hah? maksud nya bagaimana? aku tidak memahami kata – kata mu. " tanya Hany lagi kepada Samuel.

Samuel pun kemudian terdiam.