Chereads / Jarak Diantara Kita / Chapter 21 - Mengingat Masa Lalu

Chapter 21 - Mengingat Masa Lalu

Saat itu Hany sedang pergi ke sebuah pusat perbelanjaan, dia melihat ada sebuah toko kosmetik yang lumayan begitu besar. sehingga dia mencoba untuk menghampiri nya dan hendak membeli peralatan make up untuk dirinya. kemudian seorang wanita datang menghampiri nya dan mencoba menegurnya. ternyata wanita itu adalah Vivi, adik perempuan Tama.

" Halo kak. " sapa Vivi yang menegur Hany.

" Vivi? apa yang sedang kau lakukan di sini? " tanya Hany.

" Ah, aku sedang mencari sebuah lipstick. sudah lama tidak melihat mu. kamu makin cantik saja. " ucap Vivi memuji Hany.

" Aduh, kau terlalu berlebihan. bagaimana kabar ibu mu, apakah beliau baik – baik saja? " tanya Hany lagi.

" Tentu saja sehat. Oh iya apakah kau sudah tahu bahwa ka Tama kini sudah kembali? "

" Ah, begitu rupa nya. kebetulan aku sudah lama tidak bertemu dengan nya jadi tidak mengetahui kabarnya saat ini. baiklah kalau begitu aku duluan ya. sampai jumpa. " pungkas Hany yang memilih untuk menghindari Vivi yang mulai membahas tentang Tama.

Kemudian Hany pun segera pergi meninggal kan toko tersebut. dia pun kembali memikirkan tentang Tama. Meskipun dia tahu bahwa hubungan nya telah berakhir dengan Tama cukup lama, akan tetapi dia masih sekilas memikirkan nya.

Hany sebenarnya sudah tidak ingin mengetahui hal tentang Tama, akan tetapi setelah dia bertemu dengan Vivi, membuat dia teringat lagi akan Tama.

" Apakah dia baik – baik saja ya saat ini? " gumam nya sambil memikirkan keadaan Tama.

Hany pun kembali berputar – putar mengelilingi pusat perbelanjaan tersebut, kemudian dari kejauhan, dia melihat sesosok pria yang tampak familiar dengan nya. dia pun kemudian mendekati nya untuk melihat apakah seseorang yang sedang mengantri di counter minuman itu adalah pria yang dia kenal. kemudian pria itu berbalik menoleh ke arah Hany.

" Senior? apa yang kau lakukan di sini? " tanya Satria saat dia melihat Hany yang berada tepat di hadapannya.

" Ah, benar rupanya. " gumam Clara. " suka – suka ku lah mau lakukan apa di sini. ah, menyesal aku telah menghampiri mu seperti ini. seharusnya aku tidak mencari tahu tadi. " kata Hany lagi dengan ketus kepada Satria.

" Hei ayolah, jangan seperti itu senior. wah, apakah ini takdir? " gurau Satria.

" Takdir? mata mu takdir! tidak ada takdir di antara aku dan kau ya. " ucap Hany lagi yang mulai merasa jengkel. " baiklah kalau begitu aku pergi dulu. bye! " pungkas Hany yang kemudian meninggalkan Satria.

" Tunggu senior! " teriak Satria memanggil Hany.

" Apa? apa lagi sekarang hah? " sahut Hany menoleh ke arah Satria.

Satria pun mengambil pesanan minuman nya dan kemudian menghampiri Hany.

" Mau nonton bioskop bersama ku? kau bebas memilih film apapun yang kau suka. " ajak Satria.

Hany hanya terdiam dan tidak menjawab nya.

" Baiklah, aku traktir. " kata Satria menambahkan.

" Oke. setuju. Aku akan menguras isi dompet mu hari ini. " kata Hany lagi yang bergurau kepada Satria.

" Baiklah, siapa takut. " balas Satria.

Kemudian mereka berdua pergi ke bioskop dan akan menonton film yang aka di pilih oleh Hany. karena Hany sangat menggemari film horror, dia pun kemudian memilih film horror untuk mereka berdua tonton saat itu. Satria yang sangat penakut awal nya menolak dan hendak pergi, namun Hany menahan nya serta memaksa nya agar dia ikut menonton. Hany pun tertawa cukup puas melihat junior nya yang sangat penakut itu.

Sebelum film di mulai, Satria sudah tampak sedikit tegang. Hany yang melihat nya tampak tersenyum licik di depan nya. Satria pun sudah mulai mengerutkan dahi nya dan menatap ke arah Hany seolah dia sedang meminta tolong kepada Hany agar dia membiarkannya pergi. Hany pun kemudian memegang wajah nya Satria dan mengarahkan nya ke layar lebar.

Satria pun mulai menutup mata nya dengan kedua tangan nya saat film baru saja di mulai. Di pertengahan film, Satria semakin merasa takut. Dia pun merangkul lengan Hany dan kemudian berteriak saat adegan menegangkan terjadi di film tersebut. Hany segera berusaha untuk melepaskan tangan nya dari Satria namun dia tidak melepaskan nya.

Sampai akhirnya, Satria tidak memiliki keberanian lagi untuk menonton dan hanya memperhatikan Hany saja. Satria memandangi Hany tanpa di ketahui oleh Hany. Hany yang saat itu sednag serius menonton pun tidak terlalu menghiraukan apa yang di lakukan Satria.

" walaupun terkadang wanita itu menyebalkan, mengapa dia terlihat begitu manis? apakah aku benar – benar jatuh cinta kepada nya? aku harus membuktikan nya segera. " ucap Satria dalam hatinya sambil trus menatap Hany.

Saat film nya berakhir, Hany memergoki Satria yang pada saat itu tengan memperhatikan dirinya sambil memegang tangan nya. Hany pun langsung melepaskan nya dan kemudian pergi meninggalkan Satria. Satria pun segera mengikuti nya.

" Wah, hari ini merupakan yang pertama sekaligus yang terakhir aku menonton film horror. aku tidak akan pernah mau lagi menonton nya. " ucap Satria

" Ck, payah kau. pria tapi takut nonton film horror. " ejek Hany.

" Bukan begitu senior, hanya saja aku tidak mneyukai nya, benar – benar tidak menyukai nya. " pungkas Satria.

Mereka berdua pun akhirnya berhenti berdebat. Satria kemudian menanyakan kemana mereka akan pergi setelah ini. Hany berkata kepada Satria bahwa dia begitu lelah dan ingin pulang saja. lalu Satria pun menawarkan diri untuk mengantar nya pulang. karena Hany sangat malas untuk berdesak – desakan di dalam bus, dia pun akhirnya menerima tawaran Satria.

Sesampai nya di depan gerbang pintu masuk apartemen, Satria pun menawarkan untuk mengantar nya lagi sampai di depan pintu unit rumah nya, akan tetapi Hany menolak nya karena dia tidak ingin terlalu merepotkan Satria. Satria pun tidak memaksa nya, dia kemudian pamit meninggalkan Hany, tak lupa Hany pun berterimakasih kepada nya.

Hany merasa terhibur hari ini karena bertemu dengan Satria secara tidak di sengaja. awalnya dia terlihat begitu muram karena bertemu Vivi yang mengingatkan nya kembali akan Tama, akan tetapi dengan hadirnya Satria di saat yang tepat membuat Hany sedikit melupakan kenangan buruk nya tersebut. Hany begitu sangat berterimakasih kepada Satria yang telah menjadi penolong nya saat itu.

Saat itu Samuel sedang berbelanja di toserba yang berada cukup jauh dari rumah nya. kemudian dia seperti melihat Tama. Samuel mencoba untuk mendekati nya, dan ternyata benar Tama. Samuel pun menyapa nya. Tama terlihat sedikit terkejut karena bertemu dengan teman nya itu. kemudian seornag wanita menghampiri mereka berdua.

" Sayang, aku sudah mendapatnya. Apa lagi yang haru kita cari sekarang? " kata wanita itu kepada Tama sambil membawa sekantong buah apel di tangan nya.

Tama terlihat panik karena dia belum memberitahu Samuel soal kekasih nya tersebut. Samuel pun cukup terkejut karena pertemuan yang tidak di sengaja itu.