Hany yang terlihat masih terkejut mencoba kembali meyakini diri nya bahwa yang ia dapatkan bukan lah mimpi. Hany pun mencoba memberitahu sahabat nya Hilda tenang hadiah tersebut dan berencana mengasih nya kepada sahabat nya itu. setelah berdiskusi panjang dengan Hilda akhirnya Hilda memaksa Hany untuk menggunakan tiket tersebut dan mengesampingkan segala kekhawatiran nya. Hilda pun berharap Hany bisa menemukan seseorang yang bisa menjadi kekasih nya.
Hany pun memahami maksud sahabat nya itu. namun di hati Hany masih ada satu nama yang sangat sulit dia lupakan meskipun sudah membenci nya ratusan bahkan ribuan kali, tetap saja masih sulit untuk dia lupakan. Hilda kemudian menemani Hany berbelanja untuk keperluan nya saat trip nanti. tak lupa Hilda selalu berpesan bahwa Hany harus selalu waspada dan berhati - hati terhadap orang asing. Hany hanya menganggukkan kepala nya seolah ia mengerti apa yang di katakan oleh sahabat nya itu.
Hari keberangkatan hampir tiba. Hany sudah mengemas barang nya dengan sangat rapih dan juga tidak terlalu banyak barang. ia hanya membawa satu ransel besar dan satu buah koper yang berisi keperluan nya. ia berpikir jika memang kurang dia bisa membeli nya nanti di sana. keluarga Hany pun terkejut bahwa dia bisa berjalan keluar negeri sendiri. terutama nenek nya. beliau sangat khawatir dengan Hany karena Hany tidak terbiasa jauh dari keluarga nya. tak lupa Hany juga memberitahu ibu nya yang tinggal di luar kota.
H-1 sebelum keberangkatan.
Hany telah membawa barang - barang yang hendak ia bawa ke rumah Hilda. ia berencana akan berangkat dari rumah Hilda dan diantar oleh sahabat nya tersebut. Hany masih saja memikirkan bagaimana cara dia beradaptasi nanti nya di negara lain. bahkan sebenar nya Hany sangat tidak tahan terhadap cuaca dingin. Hany juga mengkhawatirkan bagaimana nanti cara dia berkomunikasi. Hany memang pandai dalam bahasa inggris namun tidak semua orang di dunia mengerti dan paham bahasa inggris. ia takut tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain.
Meskipun teknologi saat ini sudah sangar berkembang namun tak bisa menjamin seluruh umat di dunia ini paham dengan teknologi masa kini. namun dengan modal dukungan keluarga dan sahabat nya ia pun memberanikan diri untuk pergi.
Hari keberangkatan pun tiba. Hany di temani oleh Hilda sahabat nya. Hilda hampir menangis mengantar kepergian sahabat satu - satu nya itu. setelah saling berpamitan, Hany mulai memasuki pesawat. jantung nya berdegup begitu kencang karena ini merupakan pertama kali nya di hidup Hany ia bepergian sendiri. dibutuhkan waktu kurang lebih tujuh jam untuk sampai di Seoul Korea.
Saat tiba Hany mulai mencari kartu ponsel yang khusus hanya di gunakan di Korea agar ia bisa tetap menghubungi keluarga dan juga sahabat nya. karena Hany begitu sangat bingun dan belum mengetahui bagaimana cara nya ia mencari informasi, ia memutuskan untuk bertanya pada petugas bandara menggunakan bahasa inggris.
Hany bertanya bagaimana cara nya menemukan hotel untuk tempat ia menginap dan juga bagaimana cara mengoperasikan internet di negara tersebut agar dia bisa menemukan informasi yang ia butuhkan. kemudian petugas bandara tersebut memberi tahu Hany dan juga mengajari nya dari mulai mendownload sampai memberi tahu tempat penukaran mata uang. petugas tersebut sangat baik dan juga ramah terhadap Hany.
Setelah tiba di suatu Hotel, ia pun masih merasa tidak percaya bahwa ia bepergian sendiri. ia tidak mengenal satu orang pun di sana. Hany hanya mengandalkan internet dan kamus online di ponsel nya. ia berharap pagi segera tiba agar ia bisa berjalan - jalan menjelajahi negara tersebut. saat pagi tiba Hany mulai berjalan -jalan mengelilingi negara yang sangat asing tersebut bagi nya. Hany mulai mencari daerah - daerah yang biasa di kunjungi oleh turis seperti berkunjung ke gedung Lotte World, menjelajah Istana Gyeongbokgung, berbelanja di Insadong dan Myeongdong.
Satu minggu itu berjalan sangat cepat bagi Hany. sampai - sampai ia harus membeli koper lagi untuk menempatkan belanjaan juga oleh - oleh untuk keluarga dan juga sahabat nya. liburan singkat yang membuat Hany merasa sangat bahagia. Hany begitu sedih setelah tahu liburan nya akan berakhir, karena Hany sudah mulai nyaman dan mulai memahami kultur budaya yang ada di sana. namun ia harus segera kembali. Hany pun berharap suatu saat ia bisa kembali lagi ke negara yang begitu indah itu.
****
Setelah tiba di tanah air, ia di sambut oleh sahabat nya itu di bandara. Hilda berlari melihat nya dan kemudian memeluk nya dengan sangat erat. Hilda sangat senang karena melihat Hany yang begitu sangat ceria. Hilda pun membantu Hany membawakan barang - barang nya ke mobil. Hany mulai bercerita panjang lebar dengan Hilda sepanjang perjalanan. sampai pada akhirnya Hilda bertanya apakah ia sudah mendapatkan kekasih disana atau belum. seketika Hany terdiam mendengar perkataan yang sedikit menyentil nya.
Hilda pun meminta maaf karena Hany seperti nya sedikit tersinggung dengan perkataan nya. Hilda pun kembali menggoda Hany yang tiba - tiba terlihat kesal. Hany pun kembali tertawa mendengar gurauan Hilda. mereka berdua akhirnya sampai di kediaman Hilda.
" Han, beneran kamu gak mau langsung pulang? " tanya Hilda memastikan.
" Iya. boleh kan aku menginap di sini? " ucap Hany memohon.
" Ya boleh dong. pintu rumah ku selalu terbuka untuk mu. " sahut Hilda
" Ini baru sahabat ku. " pungkas Hany.
Hany mulai mengeluarkan barang - barang nya dari dalam koper nya. ia pun memberikan buah tangan untuk sahabat nya itu. setelah selesai membereskan barang - barang nya Hany kemudian mandi. setelah mandi Hilda menyuruh Hany untuk makan masakan yang telah ia buat. Hany begitu bersyukur mempunyai sahabat sebaik Hilda. setelah mereka makan, mereka pun kembali berbincang sambil menikmati sekaleng bir dingin kesukaan Hilda.
Waktu mulai larut, Hilda pun sudah mulai mengantuk begitu pula Hany. mereka akhirnya tertidur setelah masuk ke kamar Hilda. ke esokan hari nya Hany merasa sangat lelah dan juga sedikit sakit kepala. Hany baru merasakan benar - benar lelah setelah perjalanan panjang yang ia lakukan sebelum nya.
Kemudian Hany membangunkan Hilda karena Hilda berkata semalam bahwa ia harus pergi ke cafe pagi - pagi karena harus menghitung stok bahan - bahan dan juga berbelanja kebutuhan cafe jika ada yang kurang. Hilda pun bangun kemudian pergi mandi dan bersiap - siap. sedangkan Hany duduk di sofa sambil melihat acara televisi dan menikmati secangkir kopi. Hilda pun kemudian pamit berangkat ke cafe dan maninggalkan Hany dirumah nya sendiri.