"Iya, gue emang pelukan sama Nayla," jawab Arkan, masih dengan sikapnya yang santai seolah-olah hal itu bukanlah sebuah masalah.
"Ar, ya, kamu sih mungkin ngerasanya biasa aja, tapi aku? Aku jadi gak enak sama Nayla dong," Reno menepuk jidatnya sendiri, dia sampai terduduk lemas di kursi.
"Udah sih, tenang aja, Nayla-nya juga gak ngomong apa-apa. Gue yakin sih, kalau Nayla itu pasti bisa ngerasain kenyamanan yang biasa dia rasain kalau lagi sama gue. Keliatan dari ekspresi mukanya, lagian gue juga bener-bener udah kangen banget sama dia," ujar Arkan, saat itu Arkan tidak menyadari sedikit pun bahwa apa yang dia lakukan saat itu akan membawa malapetaka untuk dirinya sendiri di kemudian hari.
"Tetep aja, aku pasti bakalan ngerasa canggung nanti kalau ketemu sama Nayla," kata Reno, dia begitu menyayangkan apa yang telah Arkan lakukan. Reno sebenarnya takut bahwa lama kelamaan dia tidak bisa menahan perasaannya terhadap Nayla yang sekarang pun sudah mulai tumbuh sedikit demi sedikit.