Vivi menarik napas panjang sebelum dia melanjutkan kata-katanya, "Ka Arkan, Vivi kangen banget sama Kak Arkan. Vivi pengen Kak Arkan ada di sini lagi, temenin aku sama Kak Nayla main lagi, ngehibur kita sama lelucon-lelucon Kakak yang suka garing tapi tetep bisa bikin ketawa, makan bareng, jalan-jalan bareng, pokoknya ngulang semua masa-masa indah waktu Kak Arkan masih ada. Kasian Kak Nayla, dia sekarang selalu murung dan kesepian semenjak Kak Arkan gak ada," kata Vivi, pelupuk matanya sudah penuh oleh air mata.
Ah, betapa rindunya dia pada sosok bernama Arkan. Andai pria itu masih ada di sini, mungkin dia dan Kakaknya tak akan merasa kesepian.
"Vi, Kak Arkan juga sama kangen banget sama kamu dan Kak Nayla, kalau seandainya bisa, Kak Arkan juga pengen balik lagi kaya dulu. Andai kamu tau bahwa sebenernya yang ada di depan kamu sekarang ini Kak Arkan, Vi," kata Arkan dalam hatinya, dia begitu terenyuh sampai-sampai tak terasa air matanya ikut jatuh begitu saja.