suasana pagi SMA Pancasila pagi ini sangat ramai. Tahun ajaran baru dimulai mulai hari ini, MOS pun sudah dilaksanakan dari tiga hari yang lalu.
Mading sekolah sangat penuh dan berdesakan demi untuk melihat siapa yang akan menjadi teman sekelas. Kecuali, seorang gadis yang sangat cantik dengan tubuh bak model internasional, Dia Langitia Ravelian Permata.
Langit sedang menunggu bel berbunyi agar dia bisa melihat Mading tanpa harus berdesakan. Dia tidak sendirian, tapi ada dua orang sahabatnya yang sedang berdiri berdampingannya.
"Lama banget si!" Ucap Rasia
"tau nih pegel gue berdiri kaya patung begini!" saut Langit dengan jutek
"Liat aja nih kalo kita dapet kelas yang jelek gue cincang kepala sekolah!" Gertak Rania
Akhirnya, bel yang mereka sedari tunggu-tunggu berbunyi juga dan membuat kerumunan para siswa dan siswi langsung membubarkan diri.
Langit langsung berjalan mendekati Mading, dia mulai mencari namanya di deretan nama yang tertulis dengan rapih disana.
"Eh, ini nih nama kita ada dikelas XI IPA 3" Ujar Rasia sambil menunjuk kearah Mading
"Berarti kita satu kelas lagi dong!" Pekik Rania kegirangan. Langit memilih untuk melihat siapa saja yang akan menjadi teman sekelasnya nanti. Matanya hampir saja keluar saja melihat nama 'Petir Anggara Argasatya' tertulis disana.
"Fuck!" Umpat Langit
"Lo, kenapa ngit?" Tanya Rania dan Rasia serempak
"Kita satu kelas sama Petir!"
"Gil-
"Kenapa emangnya kalo kita satu kelas?" Tanya Seseorang yang berdiri tidak ja kouh dari mereka bertiga.
Dia, Petir Anggara Aryasatya. Dia sedari tadi memperhatikan mereka bertiga lebih tepatnya pada Langit. Petir tidak sendirian dia bersama kedua sahabatnya Utara dan Virgo.
"Males aja!" Sahut Langit dengan jutek
"Gapapa kali, siapa tau jodoh!" Goda Petir
"Dih! Bangun jangan tidur terus!" Ucap Langit dengan Galak
"Iya deh, jangan galak-galak nanti cantiknya ilang" Petir semakin gencar menggoda Langit, Dia hanya akan melakukannya ketika bersama Langit, Catat hanya Langit.
"Bodo amat!" Bukannya baper tapi Langit malah ingin sekali menhajit mulatnya itu.
"STOP!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" Pekik Utara, Virgo, Rasia dan Rania, Yang sedari memperhatikan mereka berdua
"Gausah teriak Deket kuping gue!" Ujar Langit sambil mengusap usap telinganya
"Ya, abisnya kalian ga akan berhenti sebelum ada yang ngalah!" Ucap Rasia dengan sewot
"Lagian siapa si yang usulin kita satu kelas sama mereka!" Ucap Rasia lagi sambil menunjuk kearah Petir dan kedua sahabatnya
"Heh, juminten harusnya Lo bersyukur bisa satu Kelas sama Cogan" Ucap Utara dengan bangga
"pretttttt, Cogan apaan kaya kanebo kering begitu!" Ledek Rania yang membuat tawa mereka meledak
"Heh, Rania sekata kata Lo ya! emang Lo cantik!" Bela Virgo sambil menunjuk tepat pada wajah Rania
"Gausah nunjuk kakak gue, pake tangan Lo!" Sentak Rasia sambil menghempaskan tangan Virgo dengan kasar.
"CK! kenapa jadi kalian yang ribut si?" decak Langit sambil berlalu untuk pergi menuju kelasnya diikuti Petir. Mereka berjalan berdampingan terlihat sangat cocok meskipun sepanjang perjalanan mereka sesekali beradu argument.
"TUNGGUIN KITA WOY!"
***
Di kelas XI IPA 3, Semua murid baru saja selesai berdoa dipimpin oleh wali kelas mereka yang baru Olivia braja.
"Baik, Anak anak selamat pagi!" Sapa Bu Oliv sambil tersenyum hangat
"Pagi Bu!!!!!!" Sahut semua siswa yang berada didalam kelas
"Baik, pertama tam-
Brukkk
Omongan Bu Oliv terpotong oleh suara orang jatuh menabrak pintu. Semua siswa dan siswi langsung melihat ke arah pintu untuk melihat siapa yang jatuh.
"Lo bangun dong! Berat tau ga" Pekik Rania, Karena badannya tertimpah Badan Virgo
"Bentar elah!" Ucap Virgo sambil bangkit dibantu oleh Utara
"Aduh badan gue sakit semua!" Ringis Rania
"Lo sih jalannya dorong dorongan!" Tuduh Rasia pada Utara
"Ya maaf!" ucap Utara mengalah daripada makin runyam
"Bang-
"Sudah sudah! cepat kalian duduk!" Lerai Bu Oliv yang sedari tadi menonton adegan novel remaja dihadapannya
Mereka berenam langsung duduk dibangku yang masi kosong. sendiri sendiri karena memang bangkunya single semua.
"Baik, melanjutkan yang tadi. Ibu ingin kalian memperkenalkan diri, ibu akan mengundi siapa yang duluan!" Jelas Bu Oliv sambil mengeluarkan sebuah gelas yang sudah dia sulap seperti gelas arisan.
"Rania Alesyi Britama. kamu yang pertama maju!" Ujar Bu Oliv saat satu kertas keluar
"Perkenalkan nama saya Rania Alesyi Britama, kalian bisa memanggil saya Rania, Asal kelas saya X IPA 4, Makasih" Ucap Rania sambil memandang teman sekelasnya, lalu kembali duduk di bangkunya lagi.
"Yang kedua, Virgo alFirmansyah"
"Nama Saya Virgo alFirmansyah, panggil aja Virgo sayang juga ga masalah ko, Asal kelas X IPA 8 Thanks you guys!" Ucap Virgo lalu langsung duduk kembali keasalnya
"Utara Atlantika Putra!"
"Hallo guys! Nama saya Utara Atlantika Putra, Utara ya bukan Selatan, Asal kelas X IPA 8!" Ucap Utara dengan pedenya lalu langsung duduk kembali
"Rasia alisyi Britama!"
"Nama saya Rasia Alisyi Brimata, panggil aja Rasia adik kembarnya Rania. Asal kelas X IPA 4!" Ucapnya tanpa ada beban sama sekali di wajahnya dan dia langsung duduk
"Langitia Ravelian Permata!"
"Nama saya Langitia Ravelian Permata, kalian bisa panggil saya apa aja yang kalian mau! Asal kelas X IPA 4! Grasias" Ucap Langit dengan mengakhiri perkenalannya dengan sedikit bahasa luar.
"Petir Anggara Argasatya!"
"Nama saya Petir, Kelas X IPA 4!" Ucap Petir dan dia langsung duduk kembali ke tempatnya. Sudah bilang kan tadi? kalau Petir itu cuek kecuali, kalau urusan mengganggu Langit dia akan berdiri paling depan.
"selanjutnya.....
Dan terus berlanjut sampai semua murid sudah memperkenalkan diri. Setelah Selesai Bu Oliv pamit untuk keruang guru. Sudah menjadi tradisi sedari dulu kalau hari pertama masuk sekolah mereka tidak belajar alias freeclass.
"Kanti yu girl!" Ajak Langit sambil berdiri dari duduknya
"Hayu lah laper banget nih!" Ucap Rasia dengan semangat dan langsung meninggalkan Langit dan Rania. Sedangkan, Rania hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adik nya.
"Ayo udah ngalapain geleng geleng kepala!" Ucap Langit sambil menggendeng tangan Rania menuju ke kantin.
Interaksi mereka sedari tadi disaksikan oleh Petir. Utara yang menyadari tatapan tajam milik Petir kemana pun langkah Langit pergi gencar menggoda sang leader.
"Biasa aja kali natapnya!" Ucap Utara dengan berisi sindiran halus kepada Petir. Petir pun langsung mengalihkan pandangannya kepada Utara yang menatapnya dengan tatapan menggoda.
"Diem Lo! ga usah ikut campur! mau gue depak dari Aldebra hah!" Ujar Petir dengan galak
"Mampus! makanya diem aja jangan ngurusin urusan orang lain!" Cibir Virgo
"Ampun kang! ampun!"
Dikantin Langit dan kedua sahabatnya sedang memakan mie ayam pesanan mereka sambil sesekali menggibahi setiap orang yang ada di kantin.
"Liat deh! tuh adik kelas!" Tunjuk Rania pada seorang siswi kelas X yang berpenampilan seperti Tante girang. Rasia dan Langit mengikuti arah pandang Rania.
"Gila! ada Tante girang coy!" Ucap Langit sambil meminum es jeruk miliknya
"Hooh! ketat banget buset!" Rasia sudah tertawa ngakak sedari dari.
Langit kembali memakan mie ayamnya sambil sesekali menyahuti ucapan anak kembar yang ada di hadapannya. hp miliknya berbunyi menandakan ada pesan masuk, Langit mengeceknya ternyata itu dari Mami nya.
'Sayang, pulangnya kamu minta anterin Petir aja ya. Supirnya lagi libur semua!'
***
Jangan lupa untuk menyukai cerita ini