Chereads / Entre el rayo y El cielo / Chapter 4 - 04. Grup Chat

Chapter 4 - 04. Grup Chat

Saat ini Bu Oliv, masih berada disekolah karena rapat belum juga selesai sedari tadi. Banyak sekali yang disampaikan oleh kepala sekolah.

Mereka di berikan petuah, agar bisa tegas dan mudah terhasut dalam mendidik para siswa. Dan kepala sekolah juga bilang kalau jangan terlalu menekan para murid.

Bersikap sewajarnya seperti orang tua, dan jangan membanding bandingkan para murid. Karena, setiap murid memiliki sifat dan sikap yang berbeda.

"Sekian terima kasih, rapat kali ini selesai"

"Bu Oliv, kebagian menjadi wali kelas mana? Kalo saya kelas X Ips 07?" Tanya Bu Siska

"Oh, saya menjadi wali kelas XI IPA 3!" Ucap Bu Oliv

"Wah, asik dong sama anak kelas sebelas!" Ucap Bu Gita yang ikut menimbrung

"Ya gitu deh! Pusing saya" keluh Bu Oliv membuat Bu Siska dan Bu Gita saling menatap satu sama lain

"Memangnya apa yang salah?" Tanya Bu Gita mewakili Bu Siska

"Petir dan Langit ada dikelas saya!"

"Astagfirullah!!!!!!" Pekik Siska dan Gita secara bersamaan

"Ga bisa dibayangkan!"

"Siapa yang punya ide menyatukan mereka berdua dalam satu kelas" ucap Bu Siska sambil menggelengkan kepalanya

Bukan hal aneh lagi, karena Langit dan Petir dikenal selalu ribut alias tidak akur.

"Tapi, ada baiknya juga Bu! Hanya Langit yang berani mengatur dan memerintah seorang Petir Anggara!" Ujar Bu Gita yang membuat senyuman milik Bu Oliv merekah

"Kalo begitu saya duluan ya Bu permisi" pamit Bu Gita

"Masih disini Siska?" Tanya Bu Oliv, mereka memang seumuran

"Iya, ini nih lagi ngatur anak anak!"

Bu Oliv mengecek handphone nya. Dia akan membuat grup Chat untuk semua anak anak kelas XI IPA 3.

***

Langit menutup ruang chatnya dan beralih menatap pemuda tampan sahabatnya dari kecil hingga sekarang yang sedang asik memakan camilan sambil menonton TV.

Merasa di perhatikan, Petir menoleh dan benar saja Langit sedang menatapnya dengan pandangan bertanya.

"Lo, bikin Story' foto gue" tanya Langit sambil menatap tepat pada mata milik Petir

"Iya"

"Kita jadi topik pembicaraan satu sekolah Petir!" Rengek Langit sambil cemberut

"Biarin aja lah" ujar Petir dengan santai seolah tidak terjadi apa apa

Langit memilih untuk memakan kripik singkong, untuk melampiaskan kekesalannya kepada Petir. Petir yang melihat kelakuannya tersenyum geli. Menggemaskan pikirnya.

"PETIR! LANGIT!" pekikan keras dari arah Tangga membuat mereka kompak menengok kearah suara tersebut.

Disana berdiri dua orang wanita cantik yang tak lain dan tak bukan Adalah Mami Anea dan Mama Bulan.

Mereka berjalan tergesa, saat sampai didepan Langit dan Petir mereka berdua saling bertatapan satu sama lain. Petir dan Langit mengerutkan kening mereka tidak mengerti dengan situasi ini, tapi perasaan mereka mulai tidak enak saat melihat tatapan itu.

"Kalian bikin Story' apa hah!" Gertak Mama Bulan dengan wajah garang

"Kenapa kalian bikin Story' kaya begitu!" Tambah Mami Anea dengan tatapan tajam

Nah kan! Kalian mengerti kenapa tadi Petir dan Langit perasaanya tidak enak.

"Handphone punya Langit di bajak Petir!" Ucap Langit dengan cepat

"Kenapa ga ngasih tau kalo mau bikin Story'! Kan kita juga mau ikutan!" Ujar Mami Anea dengan tatapan menggoda

"Iya, mau pamer calon menantu yang cantik ini!" Balas Mama Bulan dengan menggerlingkan matanya pada Petir

"Hufff, kirain kalian mau marah marah" keluh Langit dia merasa kesal pada kedua wanita cantik yang berada di hadapannya

"Iya udah tegang nih!" Ucap Petir

"Apaan yang tegang?" Tanya seseorang yang baru datang dia adalah Papi nya Langit, Ravaelion Merkurius Permata. Dia tidak sendirian disana ada Papa nya Petir juga yaitu Anggaratsa Ternate Aryasatya.

"Iya ambigu nih!" Canda Angga sambil terkekeh

"Kalian semua sama aja!" Semprot Petir

"Kamu jangan kebanyakan bolos Petir!" Ujar Angga dengan tatapan tajamnya

"Kaya murid teladan aja Lo dulunya!" Balas Rava yang membuat Anea dan Bulan tertawa ngakak

"Sialan! Jangan buka aib gue depan anak gue dong!" Protes Angga

Mereka terus saja berdebat, bahkan kedua wanita dan Petir juga sesekali ikut menimpali.

"Stop!!!!! Langit laper ayo makan" Ajak Langit dengan wajah melas

"Ayo! Pusing lama lama dengerin kalian!" Ucap Petir

Dia, menarik tangan Langit lalu turun kebawah untuk makan. Sedangkan para orang tua tertawa bersama, bernostalgia mengenang masa muda mereka.

Mereka juga bahagia anak anak mereka bisa sedekat itu. Ya, meskipun sering berdebat.

***

Petir dan keluarganya sudah pulang sejak satu jam yang lalu. Yang dilakukan Langit sekarang adalah rebahan sambil bermain ponsel, apalagi yang bisa dia lakukan.

Saat sedang melihat lihat postingan orang di Instagram sebuah pesan masuk.

XI IPA TIGA!

Kita semua satu keluarga, jangan pada ribut entar ibu coret dari kartu absensi kelas~

Anda telah ditambahkan

Petir.Anggara telah ditambahkan

Rania_Alesyiii telah ditambahkan

RASIAALYISI telah ditambahkan

UtaraaPutra011 telah ditambahkan

_VirgoAlfirmansyah telah ditambahkan

Bu Oliv : selamat malam anak anak🎉

Rania anak ke 1 : malemmm buuu

Virgo : selamat malem semuanya

Utara : Malemmmm ibu cantik

Rasia anak ke 2 : malem ibuuu

Petir pelittt : Mlm

Langit : malem

Budi : malemm

Radit : Malem,,, wih ada cecan nih @Langitia.Ravelian

Markonah : gausah banyak ceta Lo kanebo kering!

Aisyah : sesungguhnya kalian berdosa! Jadi diem gausah debat! Gue lagi nonton Drakor

Langit memilih membuka chatnya dengan Petir.

Petir pelittt

Online

Petirrrrr

Langit menutup handphone nya terlebih dahulu karena ada yang mengetuk pintu.Dia bangkit, dan membuka pintu ternyata seorang maid mengantarkan susu dan vitamin miliknya.

Petir sedang duduk di balkon kamarnya sambil merokok, sesekali dia melihat hamparan bintang yang sangat indah. Suara dari handphone miliknya membuyarkan semuanya. Dia mengumpat siapa yang berani mengganggu nya di jam seperti ini.

Nama 'Langit cantik' tertera dengan indah Di sana membuatnya tidak jadi kesal. Jangankan padanya kenapa namanya seperti itu tanya saja pada Langit.

Langit cantik

Online

Petirrrrr

Apa sayang?

Langit yang baru saja selesai dengan aktivitas nya melihat handphone kembali. Ternyata ada notif dari Petir.

Balasan Petir mampu membuat pipi Langit terbakar.

Petir pelittt

Online

Petirrrrr

Apa sayang?

Besok Lo, jangan bolos awas aja kalau bolos.

Good night pelit

Petir langsung membuka WhatsApp ketika ada balasalan dari Langit.

Langit cantik

Besok Lo, jangan bolos awas aja kalau bolos.

Good night pelit

Iya, nanti Lo kangen lagi sama gue

Good night too

Setelah terkirim Petir memilih untuk masuk ke kamarnya karena cuaca malam ini lumayan dingin.

Dia, jadi kepikiran Langit. Bagaimana gadis itu tersenyum mampu membuatnya selalu susah tidur. Meskipun mereka sering berdebat bukan berarti mereka saling membenci. Justru, mereka sangat dekat karena sudah saling mengenal dari kecil.

Petir tidak rela jika ada yang berani merebut Langit darinya.

***

Uwuuuuuuu

Vote Coment dan Follow ya