Keesokan harinya Alika masih belum masuk sekolah karena pening di kepalanya masih belum menghilang, mungkin salah satu faktornya juga karena gadis itu semalaman memikirkan pertengkaran hebat dengan Chika untuk pertama kalinya hanya karena seorang cowok. Jujur saja, Alika tidak menyukai Rangga. Namun, berteman dengan cowok itu ia merasa nyaman. Mungkin yang dikatakan Chika memang benar bahwa cowok itu menyukainya, Alika pun memang menyadarinya bagaimana sikap Rangga yang berubah padanya.
Alika termenung di kamarnya dengan posisi menyender di kepala ranjang, ia tidak tahu sampai kapan kepalanya terasa pusing. Rasanya ia ingin cepat-cepat masuk sekolah dan menyelesaikan semua masalahnya dengan Chika. Ia harap Chika datang lagi ke rumahnya.
"Assalamualaikum!" teriak seseorang di depan pintu kamar Alika, lalu tak lama pintu pun terbuka menampilkan tiga cowok diikuti Linda di belakangnya.
"Waalaikumsalam." Jawab Alika pelan
"Lemes banget, Neng!"