Gadis itu memasuki rumahnya dengan tersenyum bahagia, akhirnya ia bisa bernapas lega melihat masalahnya bersama Chika sudah selesai. Tidak ada lagi yang perlu ia takuti, sekarang yang harus ia lakukan adalah menjaga persahabatannya agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terjadi lagi.
Ia menyernit melihat Mamanya yang terduduk lemas di sofa, lalu ia berjalan menghampiri Mamanya.
"Kenapa, Ma? Kok kayak lemes gitu?"
Linda menoleh saat mendengar suara putrinya, tangannya menggenggam tangan Alika. "Bantuin Mama, ya?"
Alika mengerutkan alisnya bingung, ia menatap sekelilingnya yang berantakan. Alika baru menyadari ada beberapa hiasan meja serta beberapa gelas plastik yang tergeletak di atas lantai, ia tak mengerti mengapa ini bisa terjadi?
"Bantu apa Ma? Terus ini kenapa berantakan kayak gini?"
Wanita paruh baya itu menghela napas lelah. "Tetangga sebelah nitip anaknya yang super aktif itu ke Mama... sekarang dia ada di kamar kamu, da-"
