Ada kalanya harapan harus rela dikhianati oleh kenyataan, mencoba memilih untuk bertahan atau melepaskan, dia bahkan terlalu kecil untuk sebuah perasaan.
Malam ini sendu, sepi bak beradu dalam angan, Biru menggenggam tangannya yang kedinginan, beberapa saat lalu dia menutuskan untuk pergi kesebuah tempat yang dekat dengan rumah Senja, namun dia melihat dengan jelas laki-laki bertopi hitam dan berbaju cream itu memeluk wanita itu erat, sesekali menciumi pucuk kepalanya, dan Senja tersenyum malu-malu.
Senja bahkan tak mau melepaskan tangan lelaki itu kala dia kembali menaiki motornya, mungkin berniat untuk pergi namun sepertinya gadis itu menahannya lebih lama.
Selama mengenal Senja, gadis itu tidak pernah melakukan hal yang sama kepadanya, bahkan cenderung lebih dingin dari pada perlakuannya dengan orang lain.
Setelah lelaki itu berlalu, Biru beranjak dari duduknya, menaiki kembali motor metic biru yang menemaninya selama ini, namun pergerakannya terlihat jelas oleh Senja disana.