Petang hari.
Erland memasuki kediamannya. Melelahkan sekali hari ini. Rasanya, pikirannya terkuras habis. Namun, dia pun memilih pulang tepat waktu. Entah mengapa sejak di kantor tadi dia ingin segera pulang ke kediamannya.
Tak!
Tak!
Tak!
Perhatian Erland teralihkan oleh suara hentakan heels dari atas anak tangga. Ya, siapa lagi jika bukan Briel? Briel terlihat sangat anggun. Akan ke mana Briel berpenampilan anggun seperti itu? Apa dia akan kencan? Pikir Erland.
"Hai, aku akan pergi," ucap Briel.
"Sapaan macam apa itu? Bukannya bertanya kapan aku kembali? Bagaimana hari ini di kantor? Kamu justru langsung pamitan padaku,' ucap Erland.
"Eh... Aku akan pergi, jadi tentu saja aku pamit. Lagi pula, kamu 'kan sudah di rumah, jadi kenapa aku harus bertanya kapan kamu kembali?" ucap Briel.
"Apa jika aku belum pulang, kamu masih akan pamit padaku!" tanya Erland.
"Em..." Briel tersenyum canggung. Jelas saja dia takan pamit. Dia merasa itu tak penting untuk di lakukan.